7

227 40 5
                                    

Di sebuah ruangan yang bertuliskan nama 'Haruno Sakura' itu tampak pemilik ruangan terkejut saat mendengar sebuah informasi dari seorang anbu yang tiba-tiba muncul di ruangannya.

Dengan cepat Sakura berlari keluar dari ruangan dan meninggalkan rumah sakit, ini informasi yang sangat berharga untuknya. Senyum merekah di wajah gadis itu, terlihat manis.

"Dimana dia?"

"Sedang bersiap."

Sakura mengerutkan keningnya. "Bersiap? Untuk apa?"

"Kau akan tahu nanti, tunggu saja," Kakashi tersenyum.

Beberapa jam kemudian, di rumah sakit, tepatnya di ruang terapi, terlihat seorang pria yang terus saja mendumel karena ia tak dibiarkan keluar dari ruangan terapi. Ini tidak cocok dengannya, ia sehat-sehat saja.

"Hah.. bau ruangan ini membunuhku..."

"Oh? Lihat siapa ini~ kenapa kau bisa ada disini, Kiba? Sakura mengerjai mu ya? Aa, tapi melihat perilaku mu selama ini sepertinya kau memang memiliki penyakit mental."

Kiba melotot. "Mana mungkin! Kau ingin aku mencabik-cabik mulut mu ya, pig?!"

"Aa..apa?! Sialan kau! Hei, kau tidak pantas memanggilku dengan sebutan itu!" Seru Ino tak terima.

"Ehm.. mohon jangan berisik," tegur seorang perawat.

"Sumimasen," Ino membungkuk rendah.

"Kau sendiri sedang apa disini?" Tanya Kiba heran.

"Aku hanya menggantikan Sakura sebentar," balas Ino.

Kiba mengerutkan keningnya. "Kenapa?"

"Apalagi? Hari ini Sasuke-kun dibebaskan, kau tahu kan bagaimana dia?"

"Sasuke ya..."

Kiba tampak berpikir, Kiba tentunya tak lupa jika Sakura sangat menggilai Sasuke sejak dulu. Semua gadis sudah melupakan Sasuke, namun Sakura menjadi satu-satunya yang bertahan menunggu pria itu, betapa bodohnya.

"Hei, tapi aku tidak bisa keluar kalau dia tidak disini, kan?!"

Ino terkekeh. "Terima saja nasibmu."

"Tch.. dasar sial."

Di tempat Sakura, gadis itu duduk di tengah-tengah tiga pria di dalam kedai ramen ichiraku. Mereka menikmati ramen bersama, namun kelihatannya Sakura hanya diam sejak tadi.

"Kita sudah melakukan foto bersama, lalu makan bersama... jadi hanya sampai disini saja ya?" Tanya Naruto.

"Sasuke, apa kau yakin dengan keputusan mu?" Tanya Kakashi memastikan.

Sasuke mengangguk. "Ini sudah ku putuskan."

Sasuke melirik kearah Sakura yang terus diam sejak awal bertemu, tatapan mereka bertemu saat Sakura meliriknya. Sakura terkejut dan langsung memalingkan wajahnya yang kini memerah.

"Kyaaaaaa! Itu kak Naruto!"

Naruto terkejut saat ada seorang gadis yang berteriak di depan kedai ramen ichiraku, tiba-tiba saja Naruto menghilang dan membuat Kakashi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Naruto semakin terkenal, tapi dia hanya bisa kabur jika para gadis mencarinya," celetuk Kakashi.

Mereka bertiga kini berjalan bersama kearah perbatasan desa, Sakura masih terus diam dan tidak mengucapkan apapun. Hingga Sasuke berdiri di hadapan Sakura dan Kakashi.

"Aku akan jujur padamu. Seharusnya, kau tetap di penjara sekarang. Tapi semua perbuatan mu dan kelakuanmu sudah dimaafkan, mematahkan jutsu tsukuyomi memberi andil besar pada keputusan itu. Apalagi aku yang juga sudah menjadi Rokudaime Hokage, dan Naruto, kunci berakhirnya perang ini sudah bersedia menjamin mu. Jangan lupakan itu, dan tolong jangan berbuat konyol lagi. Kalau tidak, aku yang harus bertanggungjawab."

Mermaid Cherry Blossom{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang