13

191 38 2
                                    

Hinata tak mengerti setelah mendengar penjelasan Shino dan Sai, Sakura sudah terlalu lama menunggu dan mencintai Sasuke. Sakura tak mungkin dengan tiba-tiba menyukai orang lain, apalagi dia seorang Kiba.

Itu jauh di bawah Sasuke, benar-benar pria yang berbeda dengan Sasuke. Hinata tak ingin mempercayai, terserah Shino dan Sai mengatakan hal itu, Hinata tahu jika perasaan perempuan tidak akan dengan mudah berubah.

Sementara itu, Sakura yang berada di rumah sakit terus menyentuh bibirnya. Kiba mengambil ciuman pertamanya, itu sangat memalukan, tapi Sakura terus kepikiran tentang hal itu.

Apalagi mereka berdiri tanpa jarak di suatu tempat selama berjam-jam, itu bukan hal biasa yang bisa dilupakan begitu saja. Hanya berdiri dengan mata terbuka dan hanya bisa melihat wajah Kiba.

"Jangan-jangan kau sengaja melakukan ini agar bisa berdekatan dengan ku dalam waktu lama?"

Mata Sakura membulat saat bayangan wajah Kiba yang menyeringai muncul dihadapannya, Sakura menepuk keras kedua pipinya lalu menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa ia jadi goyah begini hanya karena berdiri dengan Kiba dalam waktu lama.

"Sakura-san, anda kelihatan tidak fokus."

"Eh? Maafkan aku..."

"Sakura-san, istirahat saja, kau baru kembali dari desa Suna, kan? Jangan memaksakan diri, kau sudah membawakan kami ramuan penangkal, kami akan mengatasi semuanya berkatmu."

"Senpai..."

Sakura menatap Shizune yang tersenyum padanya, Sakura mempercayakan semuanya pada Shizune. Ia kemudian berjalan ke dalam ruang kerjanya, Sakura sudah banyak tidur saat perjalanan dari desa Suna tadi.

Tapi Sakura hanya memikirkan saat ia bersama dengan Kiba, ini sudah larut malam dan Sakura malah terus mengingat saat berdiri berjam-jam dengan Kiba. Ini aneh, Sakura tidak seharusnya memikirkan hal bodoh itu.

Sakura mengunci pintu lalu membuka futon dari dalam gulungan yang berada dalam laci. Sakura tidur di atas futon cukup lama, walaupun tadinya ia banyak tidur dalam perjalanan pulang.

Lagipula ini sudah larut malam, Sakura merasa malas untuk pulang ke rumahnya dan ia memilih untuk bermalam disana. Lagipula tidur di ruang kerja juga tidak terlalu buruk.

Sakura beristirahat tanpa adanya gangguan sedikitpun, Sakura tertidur pulas dengan nyaman hingga matahari kembali terbit, yang membuat Sakura terbangun.

Sakura menyimpan kembali futon ke dalam gulungan lalu ia pergi membersihkan dirinya dalam kamar mandi yang ada di ruangannya, untungnya Sakura masih memiliki baju bersih saat ia kembali dari Suna.

Sakura masuk ke dalam bak mandi yang penuh dengan air, membuat wujud Sakura berubah. Mandi seperti ini sangat menyegarkan bagi Sakura, akhirnya ia bisa berendam lagi seperti ini.

Setelah merasa Sakura mandi cukup lama, Sakura memakai pakaiannya lalu membersihkan ruangannya sebelum ada yang masuk. Sakura juga mengecek jadwalnya untuk ia kerjakan.

Sakura menjalankan banyak pekerjaan pagi itu, hingga matahari sudah berada di atas, tengah-tengah langit. Sakura belum makan apapun sejak pagi dan ini sudah siang, untung saja ini waktunya ia beristirahat.

Sakura berjalan keluar rumah sakit untuk mencari makan diluar, ia tidak memiliki selera dengan makanan dari kantin rumah sakit saat ini. Apalagi Sakura yang dari Suna langsung tiba di rumah sakit.

"Apa Naruto juga sedang beristirahat ya?"

Tanya Sakura bergumam sendiri, Sakura tahu saat ini Naruto masih berada di akademi. Naruto harus belajar karena status pria itu masih seorang genin, tidak mungkin Naruto bisa menjadi Hokage jika statusnya seperti itu.

"Yo, Sakura."

Sakura tersentak mendengar suara itu, dari depannya ada Shino dan Kiba yang sedang berjalan beriringan. Sakura berpura-pura tak melihat mereka dan meneruskan langkahnya ke depan, itu membuat Kiba mengerutkan keningnya.

"Apa dia menghindari kita?" Tanya Kiba.

"Bukan kita, tapi kau."

Sementara itu, Sakura sudah membeli dua bungkus makanan, Sakura berjalan sambil membawa makanan itu kearah akademi. Tepat saat itu juga Sakura melihat Naruto yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Naruto," Sakura melambai.

"Oh? Sakura-chan!"

"Apa kau sudah makan? Aku membawa bungkusan makanan untukmu."

Naruto menggeleng sambil tersenyum lebar, kini mereka berdua duduk di taman yang ada di samping akademi. Itu tempat dimana saat Naruto mengubah dirinya menjadi Sasuke.

"Enak, Sakura-chan, tapi lebih bagus lagi jika kau membawa ramen."

Sakura mendelik. "Makanan ini lebih bagus daripada ramen!"

"Hehe.. tapi menurutku sih-"

"Makan saja! Kau lupa sudah berapa kali aku bilang padamu untuk tidak selalu makan ramen? Itu tidak sehat, bodoh."

Naruto memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Sakura, lagi-lagi Sakura mengomelinya seperti anak kecil. Sakura memang tidak pernah melihatnya sebagai seorang pria, ini cukup menyakitinya.

"Kapan kau akan menerima ku, Sakura-chan?"

"Tidak akan pernah."

"Haaaaah?! Benar-benar sama sekali tidak ada kesempatan?"

"Lihat saja siapa yang benar-benar menyukaimu, Naruto, buka matamu dengan lebar."

Naruto hanya manggut-manggut saja, Naruto sama sekali tidak mengerti ucapan Sakura. Tapi inti dari ucapannya itu Sakura menolaknya dengan sangat tegas, tidak memikirkan bagaimana perasaan Naruto.

"Naruto," panggil Sakura.

"Hm?"

"Bagaimana menurutmu jika aku..." suara Sakura tercekat.

"Ada apa, Sakura-chan? Katakan saja."

Sakura menggeleng. "Tidak jadi."

"Heeeee? Kenapa tidak kau katakan saja? Aku akan mendengarnya, Sakura-chan."

Duaaaakk

"Sudah ku katakan tidak jadi!"

Naruto meringis. "Sakit...!"

"Kembalilah ke kelas, kau harus mengikuti semua pelajaran yang Iruka sensei berikan padamu agar kau bisa lulus."

"Baik..."

Sakura berjalan kearah rumah sakit untuk kembali bekerja, lagipula ini sudah waktunya Sakura kembali melanjutkan pekerjaannya.

Ada cukup banyak hal yang Sakura lakukan di rumah sakit, tenaganya begitu dibutuhkan disana untuk kebanyakan pasien.

Sakura begitu telaten dan teliti dalam menyelesaikan pekerjaannya, tidak ada satupun pekerjaan yang terlewatkan, ditambah lagi Sakura menulis semua hasil pekerjaannya agar bisa ia pelajari kembali.

Sakura menyelesaikan banyak pekerjaan hingga malam kembali, Sakura cukup lama berada di rumah sakit. Sakura mengemasi barang-barangnya untuk ia bawa pulang ke apartemennya.

Saat dalam perjalanan pulang, Sakura lagi-lagi berjalan melewati Kiba dan Shino, itu membuat Kiba semakin geram, ia seperti hanya angin yang tidak terlihat.

Sementara itu Sakura sudah semakin jauh dari mereka karena Sakura berjalan dengan langkah cepat, entah kenapa Sakura malu jika harus bertemu dengan Kiba.

"Kenapa kau menghindar?"

Sakura tersentak. "Kau...?"

"Jawab, kenapa kau menghindar?"

.

.

.

Tbc...

.

Jangan lupa tinggalkan jejak
Thanks for reading, see you next chapter

Mermaid Cherry Blossom{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang