5

191 24 0
                                    

Gadis bersurai merah muda itu tersenyum menatap mata bayi yang berwarna merah, terlihat cantik. Tubuh gadis itu bergerak kesana kemari dan membuat bayi dalam gendongannya tertawa.

Dan tanpa sengaja seorang pria dari klan Inuzuka tak sengaja melihatnya melalui pintu ruangan yang sedikit terbuka, padahal pria itu ingin masuk ke dalam ruangan itu.

Namun langkahnya malah terhenti dan matanya terpaku melihat gadis itu tersenyum dan membuat raut wajah lucu saat bayi di gendongannya tertawa, entah kenapa pria itu tersenyum.

"Apa yang kau lihat sih, Kiba?" Tegur pria itu pada dirinya sendiri dan ia melanjutkan langkahnya.

"Ada apa dengannya? Aa, ternyata dia melihat Sakura, gadis itu memang cukup mempesona."

"Jadi namanya Mirai, ya?"

Sakura menyentuh ujung hidung bayi yang bernama Mirai itu dengan lembut, Sakura pun meletakkannya di samping Kurenai. Tiba-tiba saja Sakura merasa seluruh kakinya keram, Sakura seolah kehausan.

"Jangan-jangan ini..."

"Ada apa, Sakura."

Sakura menggeleng. "Sensei, apakah tidak ada yang menemani mu?"

"Jika ingin keluar silahkan saja, Sakura, kau pasti banyak pekerjaan, kan? Mungkin Hinata atau Kiba akan datang."

"Baiklah, permisi, sensei."

Sakura berjalan keluar dari ruang rawat Kurenai, saat di depan pintu Sakura langsung berlari keluar dari rumah sakit. Sakura sudah tak merasakan kakinya lagi dan dengan cepat melompat hingga sampai di tempat sepi Sakura tiba-tiba terjatuh.

"Aku tak percaya Shino dan Kurenai sensei bekerja sama untuk mengerjai ku, mana mungkin aku bersama Sakura, dia itu gadis yang aneh karena terus mencintai seorang buronan, walaupun sekarang mungkin berbeda. Tapi sekarang berbeda, benarkan, Akamaru?"

Guk guk

"Kenapa aroma Sakura ada disini?" Kiba mengendus. "Aromanya kuat sekali dibanding saat pada jarak dekat."

Kiba melihat Akamaru yang berjalan kearah semak belukar yang mengarah ke hutan Konoha, Kiba tahu jika aromanya dari sana. Kiba terkejut saat melihat Sakura duduk tak jauh dari mereka, tapi ada yang aneh.

Kiba menggosok matanya dan menutupnya berulang kali untuk memastikan apa yang ia lihat saat ini, kaki Sakura seperti tak terlihat secara berulang kali hingga kakinya berubah menjadi ekor berwarna hijau.

Mata Kiba terbuka lebar, walaupun itu hanya satu detik, Kiba yakin jika ia tak salah lihat. Kini kaki Sakura kembali normal, gadis itu berdiri sambil memegang sisik hijau.

Sakura pun pergi dari sana, dengan perlahan Kiba melangkah ke tempat Sakura tadi. Sementara Akamaru terus mengendur ke tanah lalu menggonggong pada Kiba seolah mengatakan sesuatu.

Kiba menoleh dan membungkuk di bawah tempat Akamaru berhenti mengendus, Kiba melihat sisik berwarna hijau. Kiba mengambil dan mengendus sisik itu, Kiba menatap Akamaru dan menaikinya untuk pulang bersamanya.

"Hana-nee," panggil Kiba.

"Apa?" Tanya Hana malas karena ia sedang fokus membaca buku.

"Kau pernah melihat sisik hijau dari seseorang?"

"Sisik hijau?"

Hana bertanya dengan tertarik dengan ucapan Kiba, Hana memikirkan jadi memikirkan ikan berwarna hijau yang biasa ia masak, Kiba tentunya pernah melihat sisik ikan itu, namun ikan berwarna hijau tentu saja sisiknya tidak sepenuhnya hijau.

Mata Hana tiba-tiba melebar saat ia melihat sisik hijau yang Kiba tunjukkan padanya, ini persis seperti dongeng yang baru ia baca. Hana menutup buku yang ia baca sejak tadi dan melihat bagian sampulnya, gambar sisik hijau.

"Ku kira ini hanya mitos..."

"Ada apa?" Hanya Kiba heran.

"Ini..." Hana memperlihatkan sampul bukunya dengan sisik hijau itu berdekatan. "Apakah pemilik sisik ini dari klan Haruno?"

'Haruno's Mermaid'

Kiba membaca judul buku milik Hana dari sampulnya dan membaca catatan kecil di bagian sudut sampul buku itu jika cerita itu hanyalah dongeng, Kiba mengerutkan keningnya, klan Sakura itu Haruno.

"Mermaid?" Kiba bingung, ia belum pernah mendengar suku kata itu.

"Kau tahu ikan?"

Kiba mendengus. "Tentu saja."

"Mermaid itu yang paling khusus di lautan, mereka bisa di sebut penguasa lautan tertinggi, apalagi mereka setengah manusia."

"Mereka ikan?!" Tanya Kiba tak percaya.

"Sebenarnya tidak bisa disebut begitu, ekor mereka tidak bisa disebut ikan karena ekor itu berfungsi untuk membuat mereka berenang, itu merupakan ciri khusus kekuasaan dalam lautan. Lalu mereka juga punya pemimpin, jika hanya ada satu mermaid berarti dia satu-satunya pemimpin yang bisa juga disebut Dewi laut, kekuatannya mungkin setara dengan Outsutsuki Kaguya? Aku baru saja membaca ceritanya, katanya pada bagian kening akan ada sesuatu seperti mutiara yang muncul, itu melekat pada keningnya dan akan mengeluarkan kekuatan dari sana. Tapi siapa dari klan Haruno yang memiliki sisik ini? Yang ku tahu klan Haruno yang sekarang hanya-"

Kiba mengambil sisik hijau itu dari tangan Hana. "Tidak ada.

"Hei, jangan menyembunyikan sesuatu!"

Kiba mengabaikan teriakan Hana, namun beberapa jam kemudian Kiba diam-diam mengambil buku Hana yang ia baca tadi tentang klan Haruno. Kiba penasaran dengan itu, apalagi dengan kejadian tadi.

"Sakura-chan," sapa Hinata.

"Hinata," Sakura tersenyum. "Kau bersama Shino ya.. eh? Dimana dia? Tumben tidak bersama kalian."

"Aku juga bingung karena Kiba-kun tidak muncul sejak tadi."

Sakura mengangguk paham sebagai tanggapan, Sakura kini menyuntikkan obat ke dalam selang infus Kurenai lalu berjalan keluar dari ruangan Kurenai. Sakura berjalan pergi ke ruang kerjanya lalu menyelesaikan beberapa pekerjaan.

Sakura mencentang beberapa hal yang telah ia kerjakan, yang yang belum Sakura kerjakan ia memperhatikan dengan seksama dan mengeluarkan beberapa berkas dari dalam lacinya.

"Hari ini anak-anak itu pulang ya.. tapi mereka tidak bisa pulang..."

Sakura menghela nafas panjang dan berjalan pergi ke sebuah ruangan yang besar, yang berisik anak-anak, mereka semua berada di tempat terpisah dengan dibatasi kain gorden.

Sakura menatap nanar kearah beberapa anak-anak itu, diantara mereka ada yang sama sekali tidak sakit. Namun Sakura tidak membiarkan mereka untuk pergi, setelah perang, Sakura dan semua perawat mengharuskan semua orang menjalankan perawatan.

Mulai dari yang tinggal di Konoha dari setiap bagian, belum semuanya, bahkan belum ada setengahnya. Tapi banyak pasien dan mengalami trauma karena kehilangan keluarga dan teman berharga mereka saat perang yang lalu.

Seharusnya besok akan ada penduduk sebagian desa Konoha lagi, dan sepertinya diantara mereka akan lebih banyak teman-teman Sakura. Tapi Sakura yakin jika mereka tidak memiliki satupun penyakit mental

.

.

.


Tbc...

.

Jangan lupa tinggalkan jejak
Thanks for reading, see you next chapter

Mermaid Cherry Blossom{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang