Edmund

472 32 2
                                    

Flashback

Seorang anak laki laki termenung menatap kearah jendela, diluar sana terlihat satu orang perempuan dan satu anak laki laki tengah asik bermain kejar kejaran.

Anak laki laki itu menatap teduh mereka yang bisa bebas bermain, sedangkam dirinya tidak diperbolehkan oleh orang tuanya.

"Evan"

Seorang wanita cantik yang sedikit buncit memanggil seorang anak yang tengah melihat anak lain yang berada diluar.

Anak laki laki itu adalah Evan yang masih ber umur 9 tahun, ia berbalik menatap maminya yang memanggilnya.

"Iya mami"jawab evan

Vio menghampiri putra keduanya itu, ia mengelus rambut Evan.

"Lagi ngapain hm?"tanya vio. Ia jelas tau jika anak keduanya ingin bermain seperti anak yang berada diluar rumahnya.

"Liat mereka mi"jawab Evan sambil menunjuk dua orang yang masih tengah kejar kejaran.

"Mi Evan mau main Kaya mereka"pinta Evan, dari dulu ia tak pernah diizinkan oleh papinya dan maminya untuk keluar entah itu karena apa.

Vio tersenyum mendengar permintaan anak keduanya, ia sedikit berjongkok menyamakan tinggi anaknya.

"Kenapa Evan gak mau main sama Rizky?"tanya vio.

Evan menggeleng.
"Rizky gak asik"jawab Evan.

Vio terkekeh mendengar jawaban dari anak keduanya ini.

"Yaudah kamu nunggu adik kamu yang diperut mami aja, siapa tau dia asik"ucap vio sambil mengelus perutnya yang sedang hamil.

"Tapi adek keluarnya masih lama, Evan maunya sekarang"ucap Evan dengan nada merengek.

Vio kembali terkekeh mendengar ucapan dari Evan.

"Nggak lama kok bentar lagi adeknya keluar, Evan harus sabar nanti kalo Evan gak sabaran malah adeknya makin lama loh"

Mendengar itu Evan langsung menggeleng brutal, ia pun menuruti perkataan dari maminya untuk sabar dalam menunggu Adeknya keluar.

Vio tersenyum senang ia berdiri dan mengelus rambut anaknya.




•••••






Beberapa tahun kemudian, Evan sudah tumbuh besar ia sekarang berumur 14 tahun dan sudah duduk di bangku SMP. Dan Dino adeknya pun sudah ber umur 10 tahun dan masih duduk di bangku SD.

Sekarang ini Evan sedang berada dikelasnya, ia sedang mengerjakan tugas dari guru yang lumayan banyak. Ia diberi tugas banyak karena dirinya diperintahkan untuk ikut lomba kuis belajar dan mewakili sekolah tersebut.

Awalnya Evan tak ingin ikut lomba tersebut karena malas, tapi karena papinya yang menyuruhnya untuk ikut ia pun hanya pasrah dan menurut.

Kepalanya sedikit pusing karena terus menatap buku belajarnya tanpa henti. Ia memijit pangkal hidungnya guna meredakan rasa pusingnya.

Bukannya semakin membaik malah semakin menambah pusing dikepalanya.

Karena tak kuat ia pun mengakhiri menulisnya sebentar, dan pergi menuju ruang BK untuk memberitahukan kepada guru kalo dirinya sedang merasa tak sehat.

DINO(Drop)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang