Part 10

747 35 2
                                    

Dino masuk kedalam kamar, setelahnya menutup pintu dan menguncinya dari dalam, agar tak ada yang bisa masuk.

Ia masih ingat kejadian Minggu lalu yang dimana abang ketiganya itu Rizky masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu dan membuatnya terkejut.

Kali ini tak akan terjadi lagi, ia sudah mengunci pintu kamar jadi tidak akan ada yang bisa sembarang masuk.

Tiba tiba ia mengingat hal dimana abangnya marah dengan Abang Vero. Ia merasa penasaran dengan masalah mereka dan juga maksud dari kata kata bang Vero beberapa waktu yang lalu.

'gw bakal tunggu Lo diarena nanti malem'

Maksudnya apa diarena? Apa abangnya seorang pembalap atau apa? Otaknya hanya berpikir tentang kata kata arena balap atau balapan yang biasa ia dengar di tv. Seperti Balap karung, atau sepeda balap.

"Daripada mikirin, mending mandi"ucap Dino ke dirinya sendiri.

kakinya pun melangkah kearah kamar mandi, ia membuka seragamnya satu persatu.

Ingat jika Dino baru saja pulang dan masih memakai seragam.

Sudah bertelanjang Dino langsung saja mandi membasuh badannya dengan air yang cukup dingin.

"Hih dingin tapi seger"ia kembali membasuh badannya, tangan kanannya mengambil sabun yang berbau strawberry. Menggosokan ke badannya dengan pelan, dirasa sudah semua ia mengguyur badannya dengan air.

•••••

Beberapa menit kemudian, Dino selesai mandi dan mulai memakai baju biasanya. Ia menatap kearah baju yang bergambar kodok, celananya pun sama karena sepasang.

Dino tersenyum senang, ia sangat suka dengan baju baju yang bergambar apalagi gambarnya yang lucu dan imut.

"Nanti aku minta papi beliin baju gambar panda biar koleksi baju lucunya makin banyak"Dino terkekeh, merasa lucu jika nanti ia akan memakai baju bergambar panda yang lucu.

Ia pun segera memakai baju dan celana kodok tersebut. Tapi belum sempat memakainya pintu kamarnya yang sebelumnya terkunci tiba tiba terbuka.

Ceklek

Terlihat didepan pintu terdapat anak sulung dari Pratama, siapa lagi kalo bukan gio.

Dino masih menatap terkejut kearah Abang sulungnya. Bagaimana bisa pintu kamarnya terbuka? bukankah tadi sudah dikunci?

"Terkejut?"

Gio menatap kearah Dino yang masih memakai handuk dipinggangnya dan belum memakai baju.

"A-abang kok..."

"Abang punya kunci cadangan"ucapan Dino terpotong karena abangnya lebih dulu berbicara.

Gio mendekat kearah Dino, ia langsung saja menarik tangan Dino kedalam pelukannya.

Dino memekik kaget saat ditarik oleh abangnya. Ia yang tak siap langsung menubruk dada bidang abangnya.

"Abang kangen"ucap gio, ia menghirup rambut adiknya yang sudah kering dan berbau harum.

"A-abang lepasin dulu"ucap Dino, suaranya sedikit tak jelas karena abangnya yang menekannya.

Gio yang mendengarnya pun sedikit melonggarkan pelukannya, ia menunduk menatap adiknya, pipi sebelah kirinya memerah samar mungkin karena ia menekannya tadi.

"Kenapa pulang bersama Rizky?"tanya gio.

Dino mengerutkan alisnya, merasa bingung dengan pertanyaan dari abangnya.

"Abang ky bilang kalo pulangnya bukan sama Abang gio tapi sama Abang ky"jawab Dino.

Mendengar jawaban dari sang adik, gio berdecak pelan. Sebelumnya gio tadi pergi ke sekolah untuk menjemput adiknya, tapi yang ia dapat tidak ada Dino disana dan ternyata sudah berada dimansion.

DINO(Drop)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang