Rencana

137 13 0
                                    

Pukul 23:25, Rizky pergi keluar untuk bertemu dengan teman temannya. Tadi dia juga menelpon Aldo dan Dion untuk bertemu ditempat mereka biasa berkumpul.

Rizky akan memastikan siapa orang yang sudah melukai kesayangannya, dan jika mereka adalah salah satu teman perkumpulannya, ia tak akan segan segan untuk memberinya pelajaran yang lebih parah dari perbuatannya.

Dengan mengendarai motor CBR nya, akhirnya sampai ditempat tujuan. Motor berbagai jenis terlihat banyak terparkir didepan toko yang sudah tak terpakai, dan itu sekarang sudah digunakan untuk sekumpulan para remaja.

Rizky memakirkan motornya dijejeran motor lainnya, ia lalu mengunci stang motornya lalu pergi masuk kedalam toko tersebut.

Didalam, terlihat berbagai anak remaja dengan usia yang berbeda beda tengah bercanda tawa, ada juga yang tengah bermain Uno, dan lain lain.

"Ky"

Suara yang berasal dari pojok ruangan terdengar, walaupun suaranya tenggelam dengan suara suara lainnya, pendengaran mereka itu tajam. Semua terdiam dan menoleh kearah pintu depan yang baru terbuka, menampilkan Rizky yang baru masuk dari luar.

Rizky hanya diam, ia lalu mendekat kearah pemuda yang memanggil nya tadi yang berada di pojok ruangan.

Aldo sebagai pemilik suara tadi menggeser badannya memberi ruang duduk untuk Rizky.

"Ngapain Lo ngundang kita kita?" Tanya Aldo kepada Rizky yang sudah berada disampingnya.

"Lo, udah ngundang dia?" Tanya balik Rizky.

Aldo mengernyit, tapi setelah itu dia mengangguk.

"Udah, tinggal nunggu aja" jawab Aldo.

Tin

Tin

Tak berselang lama sebuah klakson motor terdengar dari luar toko, semua orang langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara tersebut.

Terlihat Vero turun dari motor matic miliknya dan mulai masuk kedalam. Matanya yang sayu melihat sekitar mencari orang yang sudah menyuruhnya untuk datang kemari.

Vero menatap kearah pojok ruangan dan mendekat kesana.

"Sorry lama" ucap Vero.

Rizky dan Aldo hanya mengangguk, Vero pun ikut duduk disamping Aldo.

"Jadi gimana?" Tanya Vero. Tangannya mengambil satu batang rokok yang berada di meja.

Rizky menghela nafasnya.
"Lo bisa gabung" jawab Rizky.

Vero melirik sebentar setelah menyalakan korek apinya dan menyalurkannya ke rokok miliknya.

"Kalo gitu, gw bagian apa disini? Anggota kah?" Tanya Vero kembali.

Rizky tak menjawab matanya menatap kearah depan tengah memikirkan hal lain dikepalanya.

Aldo yang tau akan suasana hati Rizky pun menjawab. "Lo ikutnya inti" sedangkan Vero mengangguk mendengarnya. Yah lumayan juga bisa ikut dibagian inti.

Vero menghembuskan asap rokoknya, ekor matanya melirik kembali kearah wajah milik Rizky. Terlihat jika raut wajah tersebut menampilkan kemarahan, seakan seseorang telah mengusik ketenangan Rizky.

"Apa ada masalah? Muka temen Lo itu keliatan kesel" tanya Vero kepada Aldo.

Aldo mengangguk, yah bisa ditebak jika Rizky marah karena sesuatu miliknya diganggu.

"Emangnya kenapa? Ada yang ngusik dia kah?" Tanya Vero.

"Iya, kemarin adeknya si Rizky diganggu sama orang. Trus ya gitu Rizky gak terima jadi dia mau nyari siapa yang bikin adeknya gitu" jelas Aldo.

"Maksud Lo si Dino bocah yang wajahnya manis itu" ucap Vero.

Rizky menatap tajam Vero yang berucap seperti itu. Sedangkan Vero hanya diam, memikirkan bagaimana keadaan bocah manis yang lucu itu saat ini.

"Iya itu adeknya si Rizky" ucap Aldo membenarkan.

Vero kembali mengangguk, jika itu yang terjadi Vero juga ingin membalas perbuatan orang yang sudah mengganggu bocah manis itu. Entah kenapa Vero merasa ingin melindungi Dino dan tak ingin membiarkan siapapun menyentuh atau melukainya, padahal mereka baru bertemu saat itu.

Tapi sudah membuat Vero terpesona dengan keindahan yang dimiliki oleh dino sendiri.

"Kalo Lo mau, gw bisa bantu Lo buat nyari orang yang lagi Lo cari. Koneksi gw juga lumayan luas" tawar Vero.

Mendengar tawaran tersebut, sedikit membuat Rizky tergiur. Setelah dipikir juga jika semakin banyak koneksi semakin mudah pula untuk mencari seseorang.

Rizky menatap Aldo, memberikan kode tangan menyuruhnya untuk mengambil sebuah laptop.

Aldo yang paham pun segera mengambilnya tanpa berucap.

"Lo bisa ngehack?" Tanya Rizky kepada Vero.

Vero mengangguk.
"Kalo buat nyari data orang atau retas gw bisa. Tapi kalo ngeretas perusahaan gw gak bisa" jawab Vero.

"Retas cctv?" Rizky kembali bertanya.

Sesaat Vero bingung mendengar ucapan singkat Rizky, setelahnya paham.

"Iya, gw bisa" jawab Vero kembali.

Tak berselang lama Aldo kembali datang dengan membawa sebuah laptop dengan logo Apple gigit ditengahnya.

Aldo menaruh laptop tersebut di meja dan mulai membukanya. Jari jari tangannya dengan lincah mengetikan keyboard dengan cepat. Setelah itu Aldo membalikan laptopnya kearah Vero.

"Nih Lo yang handle sekarang" ucap Aldo.

Vero berdehem, ia mengambil dan mulai melakukan pekerjaannya. Meretas sebuah cctv yang sudah ditargetkan oleh Rizky.





•••••





"Lo terlalu gegabah, mereka jadi mulai bergerak sekarang" _?

"Emang mereka udah tahu siapa yang ngelakuin?" _?

Seorang pemuda dengan kumis tipis, mendekat kearah pemuda yang berucap tadi dan mencengkram bajunya.

"Lo baru gabung, pastinya Lo gak tau bekingan mereka itu siapa. Kalaupun sekarang belum ketahuan pasti mereka bakal cepet nemuin kita" jelas pemuda berkumis tipis itu, ia melepaskan cengkraman baju milik pemuda didepannya.

"Ck, tentang aja gw jamin gak bakal ada yang tahu, dan gw belum selesai buat bales dendam sama si bajingan Rizky itu"

"Gw cuma mau kasih tahu, jangan terlalu gegabah, Lo bakal lebih cepet ditemui sama mereka"












Hallo gaes🤗
Kembali lagi nih sama aku.
Dah lama ya gak up hehe😁
Lagi buntu nih buat ngelanjutin ceritanya.

Jadinya di chapter ini aku cuma bikin kaya gini doang. Untuk moment dino belum ada ide jadi nikmatin dulu aja yaa☺️

Makasih banget buat kalian yang selalu nungguin ceritaku😘

See you🤗

DINO(Drop)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang