30. Daily of Drama

17.8K 1.6K 168
                                    



"Jeno! Jangan masuk kedalam koper!"

Teriakan yang menghebohkan seisi ruangan langsung membuat bocah berbadan besar yang masih asik main didalam koper terperanjat. Teriakan sang kepala keluarga yang baru keluar dari kamar dan mendapati anaknya yang bermain dengan benda besar yang akan di isi oleh pakaian tersebut menahan amarah pada anaknya.

"Adek?! Papih harus ngomong dengan cara gimana lagi biar kamu dengerin?" Jaehyun menatap intens anaknya yang masih bersembunyi didalam koper dengan beberapa sedikit baju yang sudah disusun kembali menjadi berantakan.

Mark yang awalnya ikut bermain bersama Jeno dengan membantu menutup dan membuka koper, padahal Adiknya ada di dalam koper. Tentu saja itu semua permintaan gembrot dengan nada manja. Mark yang dari sana sangat lemah dengan sang Adik bontotnya hanya bisa pasrah saat Jeno meminta tolong ini itu.

"Abang kunci yah dari luar, nanti Adek gedor-gedor dari dalem baru kuncinya dibuka. Jangan kelamaan nanti Adek keburu mati."

Jaehyun yang sedari tadi bolak-balik dari kamar ke ruang tamu untuk memindahkan baju yang akan mereka bawa berlibur, sudah berkali-kali menegur anak-anaknya untuk berhenti bermain. Namun anaknya titisan gembrot nakal seperti Jeno, dibilangin berkali-kali pun badan gembrot itu hanya asyik bermain tanpa memperdulikan larangan Papihnya.

"Adek?! Papih bilangin sekali lagi, udah nggak mainnya?! Kalau gitu udah deh, kita batal aja perginya." Ancam Jaehyun sambil memasang wajah memberang.

Jeno yang diancam dengan batalnya liburan keluarga mereka langsung loncat dari koper, "Papih maaf. Adek udah kok mainnya." Ujar bocah itu ketakutan.

Mark yang melihat tingkah Adiknya hanya menggeleng kecil lalu memilih untuk menghidupi televisi dan menyalakan games yang dibelikan Om Yuta ketimbang ia bosan hanya duduk melihat tingkah ajaib Jeno.

"Abang? Papih bilang apa? Nggak ada main games, inget waktunya. Papih nggak suka ya anak-anak Papih pada nggak dengerin omongan Papih." Tegur Jaehyun sambil menatap Mark dengan serius.

Bocah kecil itu dengan cepat menekan kembali power off dengan terburu-buru. Papih mereka sangat tegas, Mark yang tidak selalu benar dan nurut tidak pernah terlewat untuk di tegur sang Papih.

Hanya saja yang membedakan Mark dan Jeno ialah, Mark jika ditegur langsung nurut tanpa menyanggah. Tapi kalau Jeno, masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri dan jangan lupa sautan polosnya yang membuat sang orangtua pusing tujuh keliling.

"Main ini nggak boleh, main itu nggak boleh. Jadi Adek sama Abang bolehnya main apa sih, Pih?" Tanya Gembrot dengan menuntut. Mulutnya sudah maju beberapa senti dan menatap Papihnya dengan kesal.

Jaehyun menghembuskan nafas dalam-dalam lalu mengucap dalam hati untuk selalu sabar menghadapi anaknya yang memang sangat menguji kesabaran, untuk seorang Jaehyun yang mendadak dikirim kehadiran bocah tengil di hidupnya.

"Adek, emang Papih pernah ngelarang Adek main PS? Kan enggak nak. Papih marah karena Abang dan Adek nggak inget waktu main, tadi pagi sampai siang udah main PS berjam-jam loh? Itu masih kurang? Papih nggak akan ngelarang asalkan kalian tau waktu dan nggak berlebihan. Ini lagi kamu Dek, kenapa main di dalam koper. Tuh baju yang udah disusun Mamih berantakan lagi, kasian Mamih udah capek banget itu. Bukannya dibantuin malah di berantakin."

Mark dan Jeno terdiam.

"Papih maaf." Ujar Mark dengan tulus lalu berlari kearah kamar tidur mereka.

Jeno melihat Papihnya cukup lama, "Adek salah ya, Pih?" Tanya Jeno pelan.

"Menurut Adek sendiri, itu salah apa bener?" Tanya Jaehyun membalikkan.

Jeno yang mendengarnya mencoba berpikir keras, "Salah banget, Pih. Pasti Mamih capek banget, malah Adek berantakin. Papih bener, Mamih pasti capek. Terus sakit, nanti kita nggak jadi pergi ke Disneyland." Ujarnya dengan penyesalan.

Choose Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang