• Warning 21+ •
Kalian bisa skip di bagian 21+ jika tidak suka dengan adegan dewasa.Benard Madoff menghisap dalam rokoknya, saat ini pria itu tengah berbaring di atas kap mobil jeep miliknya yang dia parkirkan di sebuah pinggiran pantai, satu tangannya dia gunakan sebagai bantalan kepalanya, kedua manik coklatnya tidak henti menatap kepada hamparan langit malam di sekitar laut di hadapannya.
Tangan kanannya yang memegangi rokok kini bergerak mengambil sesuatu yang berada di dalam saku celananya. Cincin, Ben mengambil sebuah cincin yang sebenarnya ingin dia berikan kepada kekasihnya Maria.
Pria itu sebenarnya sudah merencanakan sebuah kejutan bahagia yang ingin dia berikan kepada Maria, dengan berencana ingin mengajak wanita itu untuk berlibur lalu melamarnya. Namun, rencananya itu pupus begitu saja setelah pertengkarannya bersama Maria, dia bahkan merasa jika hubungannya saat ini bersama Maria setiap harinya bahkan terasa semakin memburuk.
Dengan perasaan berkecamuk Ben memutar-mutar cincin itu, menatap nanar dengan sesekali menghisap dalam rokoknya " Kenapa kau sangat keras kepala Maria? " Gumamnya perlahan, sembari menghirup udara malam dari pantai Rockway Beach, membiarkan kabut asap rokoknya menghalangi pandangannya dari cincin yang dia pegang.
Ben mencoba mengalihkan pandangannya ke arah jam tangan yang berada di pergelangan tangannya, Saat ini waktu telah menunjukan pukul satu dini hari. Ben kembali memasukan cincin itu kedalam saku celananya lalu dia bangkit dan duduk di atas kap mobil dengan menekuk kedua kakinya.
Perasaannya kali ini sungguh gelisah, Ben bahkan berpikir bahwa dia tidak bersungguh-sungguh untuk membiarkan Maria pergi dari rumahnya. Tapi, semuanya telah terlambat. Setelah pertengkaran yang terjadi di antara mereka, Ben telah memerintah seluruh anak buahnya untuk membiarkan Maria pergi dari rumahnya. Dimana pada saat itu juga dia lebih memilih untuk menghindar dari Maria dengan pergi dari rumahnya setelah pertengkaran hebat yang terjadi di antara mereka berdua.
"Aku tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja." Pria itu menghisap dalam rokoknya sebelum dia membuang rokok itu ke atas pasir dan meraih botol bir yang berada di sebelahnya lalu menenggak banyak cairan alkohol di dalam botol itu "Kau pikir kau siapa heh berani pergi dariku?" Ben terkekeh lalu kembali menegak bir itu sembari menatap air laut yang terbentang luas di hadapannya.
"Apa kau tahu apa yang paling aku benci, Maria?" Ben berkata seolah-olah jika Maria berada di hadapannya, sedang menatapnya membuat pria itu semakin yakin jika dia akan membuat Maria untuk kembali lagi kepadanya, kedalam genggamannya, tidak peduli bagaimanapun caranya, Maria harus tetap kembali lagi padanya.
"Aku membenci pemberontakanmu Maria dan aku benci karena telah membiarkanmu pergi begitu saja dariku." Ben menajamkan pandangannya lalu menenggak sisa bir di dalam botol itu dengan sekali tenggak sebelum melemparkan botol kosong itu jauh ke arah laut.
~ ~ ~
Maria Pov
Aku terdiam sembari menatapi langit-langit kamarku, saat ini aku telah kembali pulang ke apartemenku, tempat dimana selama ini aku tinggal sebelum peristiwa penculikan itu terjadi. Sedari tadi aku telah mencoba untuk memejamkan kedua mataku, Namun sialnya, aku sama sekali tidak bisa untuk tidur, ada hal yang sedari tadi membuat diriku gelisah, apa memang kali ini aku dan Ben benar-benar akan berpisah? Apa tanpa aku sadari jika aku menyesali pertengkaran diriku bersamanya? Bahkan berbagai pertanyaan kini berkecamuk di dalam benakku. Aku butuh jawaban untuk Pertanyaan- pertanyaan di kepalaku saat ini. Tapi, apakah aku harus bertemu kembali dengan Ben untuk menjawab semua pertanyaan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANCE OF DARKNESS VENDETTA
Romance⚠️Warning⚠️ • Mature, 21+ • Cerita ini berlatar belakang kehidupan para Gengster atau para Mafia besar juga kejam yang menjurus dengan kekerasan, bahasa kasar, dan juga seksual bebas. • ROMANCE OF DARKNESS VENDETTA• Genre dari cerita ini akan memba...