MINGGU - Menginap di Rumah Pak Suryo!

87 46 25
                                    

Kalau ada tanda ⭐ itu berarti POV Syafina ya guys!

✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦

⭐"Nah, katanya nih dek, di rumah sakit ini banyak kejadian menyeramkan. Kaya ada suara bayi nangis, penampakan..." pak Joko pun menceritakan kisah-kisah horror di rumah sakit terbengkalai yang ada di samping kiri kami.

Syafin, Alek dan Rio yang duduk di paling belakang heboh mencondongkan badannya karena ingin menoleh keluar jendela mobil melihat rumah sakit itu.

Setelah selesai wisata horror di tempat menyeramkan terakhir yang pak Joko tahu di Bandung, beliau pun mengajak kami ke tempat makan surabi. Malam ini kami sangat gembira, terutama, saat pak Joko mengatakan akan mentraktir kami makan. Waktu telah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Untungnya jalan raya tidaklah sepi. Di dalam mobil, kami bernyanyi ria sepanjang jalan. Rio juga membuka bungkus makanan yang ia bawa dari rumah – keripik pedas! Kami semua berebut makanan itu, apalagi si Alek dan Syafin yang sangat menyukai pedas. Sekarang penghuni mobil kecuali Syafin, Alek dan pak Joko sibuk berebut minum.

Pak Joko pun menyalakan radio, memutar lagu-lagu jadul dengan volume cukup keras. Aku membuka sedikit kaca mobil untuk menghirup udara malam. Kami jadi asik sendiri melihat keluar jendela memandang pemandangan kota di malam hari.

"Ngantuk ih Finayy.." keluh Lia. "Kamu cerita coba, biar gak ngantuk. Tentang Thomas kek."

Mataku mendadak segar dan senyumku melebar. Karena aku akan bercerita padanya, tentang kisah baru, kisah asmara baruku. "Ia, kayanya aku udah gak suka Thomas. Sekarang aku suka sama cowo lain. Tapi kali ini bedaa. Hmm susah jelasinnya."

Dia menanggapinya semangat. "Siapa?"

"Rahasia! Aku gak akan bilang sekarang," lalu terkekeh.

Lia menghela napas sambil tersenyum. "Lagian aku kan gak kenal sama temen-temen kamu."

Aku meliriknya sambil nyengir malu. "Bukan temen sekolah Ia,"

Lia terperangah takjub. "Wah... Kayanya aku tau nih," membuatku menoleh kaget. Ia pun tersenyum geli. "Gatau sih, perkiraan aja. Yaudah, cerita aja, gak usah kamu kasih tau orangnya."

Aku tersenyum dan menunduk kembali, ragu akan bercerita. "Hmm.. Baru suka doang sih."

Lia mengangguk mengerti.

Aku langsung memeluknya erat. Ia bingung kenapa aku tiba-tiba memeluk dirinya. "Aku beruntung kenal Lia, dari dulu aku gak punya temen yang ngertiin, yang mau dengerin cerita konyol aku, dan yang gak egois. Lia baik."

Ia memelukku balik. "Makasih jugaa! Kamu udah mau nerima aku jadi temen kamu, aku juga baru punya temen cewe yang deket. Unik lagi, bersyukur banget aku ketemu kamu!" ia pun terisak.

Aku mengangkat wajahku berusaha menatap raut wajah dan matanya di kegelapan mobil. "Lia nangis?" aku berusaha menelisik, tp ia menggeleng. Aku yakin dia menangis karena hidungnya jadi meler.

"Siapa yang nangis?" Syafin tiba-tiba menyondongkan badannya ke depan.

Aku terkejut! "Ngagetin aja kamu Syapinx! Udah hampir mimpi tau!" sentakku.

Kulihat Lia mengelap wajahnya diam-diam. "Tidur sanah!"

Syafin terkekeh. "Soriii, soalnya tadi aku, denger suaraa..." lalu hening. "DARRR!"

"AAAAAAA!" aku dan Lia menjerit lagi.

"Sssttttsss!" desis Alek dan Rio di belakang. Sementara Syafin tertawa terbahak-bahak sambil didaratkan pukulanku berkali-kali dan semprotan mulut Lia.⭐

Pak Joko hanya tersenyum dan menggeleng menonton anak-anak lewat kaca spion.

✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦

EVERLASTING LOVE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang