Kalau ada tanda ⭐ itu berarti POV Syafina ya guys!
✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦
Rio menyodorkan satu gelas minuman berasa pada Syafin, mereka pun berdiri di dekat meja untuk menikmati hidangan makanan ringan. Keduanya memakai seragam pengiring pengantin kembaran. Mereka berendengan menonton kedua temannya yang sedang berbahagia dari jauh.
"Akhir-akhir ini Kakak jadi ceria lagi. Aku masih gak percaya, akhirnya Kakak bisa suka sama cewe lagi," ucap Rio. "Siapa sih calonnya? Katanya mau dikenalin hari ini?"
Syafin mengeluarkan HP dari sakunya, ia mengecek HPnya. "Bentar lagi sampe katanya."
"Kenapa gak berangkat bareng sih ke sininya?"
Syafin mendesah menahan kesal. "Kan kita nginep di rumah Alex!" kesal. "Terus, kamu juga. Selama 27 taun gak pernah punya cewe. Pernah suka sama cewe gak sih? Jadi beneran curiga."
"Ya pernah lah gila!"
Pesta pernikahan Lia dan Alex baru saja berlangsung, pestanya sengaja diadakan malam-malam di sebuah taman, taman yang memang disediakan untuk disewa. Alunan musik jazz memenuhi area taman itu. Teman-teman dan keluarga semuanya hadir membentuk kumpulan kubu yang banyak.
Syafin terlihat gelisah menunggu seseorang yang tak kunjung datang.
"Kok aku gak suka yaa, Kakak mau nikah," bahu Rio merosot murung.
Syafin tersedak lalu terbatuk-batuk tepat saat menelan air lemon. "Aku bener-bener curiga kalau kamu emang gak normal, Io."
Rio terkikik.
Dari jauh Alex melambaikan tangan pada mereka, menyuruh mereka foto bersama. Mereka bergegas menaiki pelaminan dan berdiri di antara Lia dan Alex yang memakai baju pengantin , mereka berempat mulai bergaya menghadap juru foto.
"Habis ini, fotonya diprint yaa," gurau Alex setelah selesai difoto. Mereka bertiga tertawa. "Serius ini mah."
"Jadi foto terakhir di album kita gak nih? Belakangnya masih sisa banyak," Rio menengokkan kepala ke arah ketiga temannya.
"Eits! Jangan langsung main bilang foto terakhir ajaa, bulan depan kan ada yang mau nyusul.." sahut Lia lalu mereka bertiga melirik Syafin yang pura-pura tidak mendengar.
"Apa?" sahut Syafin berlagak bodoh. Mereka pun tertawa.
"Oh ya! Mana calon kamu, Fin?" Alex menagih. "Katanya mau dikenalin hari ini."
HP Syafin berdering di waktu yang tepat, ia cepat mengangkatnya dan matanya mulai menjelajah ke setiap tamu. Matanya terhenti pada seorang wanita. "Tuh!" Syafin menunjuk ke arah khalayak tamu.
Seorang wanita terlihat celingak-celinguk dengan HP menempel di telinganya. Wanita ituu..
"Bercadar?" Rio, Alex dan Lia terkejut. Ditambah wanita itu memakai helm.
Syafin melambaikan tangan ke arahnya, wanita itu menyahut dan balas melambaikan tangan. Syafin memberi isyarat menunjuk ke kepalanya sendiri. Wanita itu baru sadar ternyata helmnya masih ia pakai. Wanita itu menghilang dan kembali lagi sudah tanpa helm, ia berlari ke arah pelaminan dengan langkah besar sambil mengangkat tinggi roknya yang panjang.
Lia, Alex dan Rio memandang wanita itu aneh, merasa aneh karena tingkahnya.
Wanita itu sampai di pelaminan lalu menyalami Lia dan Alex bergantian. "Selamat yaa.." suaranya pelan menahan napasnya yang memburu akibat berlari. "Selamat selamaat..".
Syafin tertawa terbahak-bahak. Rio memandang wanita itu ngeri. Di hadapan Lia, wanita itu melepas cadarnya lalu menyeringai lebar.
"Ehh?" Rio, Alex dan Lia mematung berusaha menangkap peristiwa yang sedang berlangsung. Lalu ekspresinya berubah menjadi terkejut. "EHHHHHH? SYAFINA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERLASTING LOVE (SUDAH TERBIT)
Teen FictionKalau kita suka sama orang tuh, kita emang suka 'dianya' secara keseluruhan gak, sih? Kaya misal, aku suka cowo humoris, tapi aku suka humorisnya dia, aku suka cowo pinter, ya aku suka pinternya dia. Gimana cara pembawaannya. Itulah yang dirasakan S...