Kalau ada tanda ⭐ itu berarti POV Syafina ya guys!
✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦
Hari Sabtu, satu minggu setelah tahun baru.
"Si Syafina ke mana sih? Nomornya gak aktif lagi," gerutu Syafin yang duduk mengistirahatkan diri di pinggir lapangan bersama Alex, Lia dan Rio.
Lia terlihat cemas. "Hmm.. Diaa.. Tadi dia bilang bakalan pulang cepet kok. Langsung ke sini katanya."
Sudah pukul 4 sore, awan gelap menebal menyelimuti langit, beberapa kali mereka dikagetkan oleh petir. Tapi mereka enggan mau pulang karena masih asik menikmati cuankie panas.
Lia beranjak berdiri setelah menerima sms.
"Kemana, Ia?" tanya Alex.
"Mamah aku sms, aku ke rumah dulu yaa. Kalian jangan ke mana-mana! Diem di sini! Awas loh!" sambil berlalu meninggalkan mereka dan mangkok yang tinggal kuah.
Setelah sampai di belokan menuju rumahnya, Lia mendapati Syafina bersama seorang cowo yang sedang duduk di motor tepat di depan rumahnya.
"Liaa!" teriak Syafina sambil melambaikan tangan. Lia tersenyum dan mempercepat langkahnya menghampiri mereka berdua.
⭐"Mereka amankan?" bisikku cemas dibalas dengan anggukan Lia. "Ini Thomas.." seruku memperkenalkan Thomas.
Lia dan Thomas saling berjabat tangan dan menyebutkan nama.
Aku pun bercerita pada Lia bahwa barusan kami pergi ke acara ulangtahunnya teman kami. Langit mulai gerimis setelah lama mengobrol, Thomas juga pamit karena takut hujan membesar.
"Kamu inget kan jalan pulangnya?" tanyaku.
"Yaiyalah, aku gak pelupa kaya kamu, hehe. Yaudah, aku pulang dulu yaa."
"Makasih udah anterin akuu, hati-hati Thoom.."
Thomas pun melajukan motornya dan pergi menghilang di belokan.
"Siapa itu, Sya?" tanya seseorang di belakang.
Aku tersentak dan menoleh cepat. Ternyata itu mereka! Aku memutar badanku dengan tegang menghadap sumber suara. Aku dan Lia saling melirik panik. Syafin menatap kami heran, menunggu penjelasan.
"Itu tadi habis ke..."
"Siapa itu?" Syafin bertanya lagi dengan tenang, "Kok cuman Lia aja yang dikenalin?"
"Sebentar!" aku mulai memikirkan bagaimana aku harus mengatakannya. "Yang tadi itu Thomas. Tapi jangan salah paham! Kita habis pergi ke acara temen kita kok!" mataku menyorotnya tegas, meyakinkan Syafin supaya ia percaya.
Rahang Syafin menggertak lalu terlihat menelan ludah. Ia menatapku lekat, kecewa terlukiskan di wajahnya yang datar tanpa ekspresi.
Lia menggigit bibir bawahnya bingung. Sementara Alek dan Rio masih terdiam karena tidak tahu apa-apa. Kurasakan ada yang menggelitik kepalaku, aku menengadah singkat melihat langit karena hujan perlahan mulai deras mengguyur. Tapi kami masih diam di tempat.
"Udah Fin! Masuk rumah Lia dulu yu. Hujannya gede," ajak Alek sambil menarik bahu Syafin.
"Kita bisa selesain masalah ini di rumah kan?" teriak Rio.
Suara tetesan hujan mulai menguasai tempat ini, semua mata tertuju pada Syafin menunggu jawabannya.
Syafin menghela napas. "Aku gak mau ketemu kamu lagi." Lalu menepis tangan Alek yang masih menggantung di bahunya, dan berjalan berbalik arah meninggalkan kami berempat yang terkejut mendengar pernyataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERLASTING LOVE (SUDAH TERBIT)
Teen FictionKalau kita suka sama orang tuh, kita emang suka 'dianya' secara keseluruhan gak, sih? Kaya misal, aku suka cowo humoris, tapi aku suka humorisnya dia, aku suka cowo pinter, ya aku suka pinternya dia. Gimana cara pembawaannya. Itulah yang dirasakan S...