Jennie, menatap tidak suka ke arah sepupunya yang baru aja di bawa orang tuanya dari kampung halaman mamanya itu.
Gadis berponi rata dengan rambut di kepang dua dan tidak lupa kacamata besar bulat yang bertengger di hidungnya.
Lalisa, atau biasa di panggil Lala itu, terus menunduk tidak berani menatap mata Jennie yang seakan bisa menembus jantungnya.
"Sementara Lala tinggal di apartemen kamu aja ya Jen, soalnya kalo di rumah mama sama papa mau keluar kota besok kasian Lala sendiri di rumah, Lala mau kan tinggal sama Jennie dulu? " Ucap mamanya Jennie sambil mengelus rambut hitam Lala.
"Biarin aja tinggal sendiri di rumah, kalo di apartemen aku banyak temen aku yang suka main , nanti dia gak nyaman" Ucap Jennie sambil melirik sinis Lala.
"Yaudah jangan suruh temen kamu main ke apartemen kamu dulu apa susahnya pokoknya gak boleh nolak atau uang jajan kamu mama potong" Skak mamanya Jennie, Jennie tidak bisa membantah.
"Ck, yaudah terserah mama aja" Jennie akhirnya pasrah, Lala pun juga sebenarnya tidak enak hati kalau harus tinggal dengan Jennie, walaupun hanya sementara.
"Nah gitu dong, kalo gitu nanti kamu langsung bawa Lala ke apartemen kamu, mama mau packing dulu buat pergi besok, inget ya jangan macem macem" Jennie, menatap geli mamanya, macam macam gimana melihat Lala saja Jennie tidak berselera.
Skip apartemen Jennie.
Untungnya apartemen Jennie, memiliki dua kamar jadi ia tidak harus berbagi kamar dengan gadis yang Jennie panggil culun itu.
"Heh, culun, lo udah makan belom mau gue pesenin apa? " Walau ilfil melihat penampilan Lala tapi Jennie tetap lah manusia yang berperikemanusiaan, ia tetap menawari Lala makan, agar gadis itu tidak sakit lambung setelah tinggal dengan nya.
"Sa-samain aja" Jennie, berdecak mendengar nada bicara Lala, yang gugup.
"Gue pikir bisu" Jennie, lalu mulai memesan makanan dari aplikasi yang ada di handphone pintar miliknya.
Malam harinya, Jennie baru saja terbangun dari mimpi burukya, nafasanya memburu, segera merubah posisi tidurnya menjadi duduk.
"Hah, anjir, bisa bisanya mimpi di kejar wewegombel" Jennie, merasa haus setelah bermimpi di kejar makhluk halus tobrut itu.
Memilih mencari air dingin di kulkas, saat berjalan kedapur ia melewati kamar Lala, telinga Jennie tidak sengaja menangkap suara aneh dari arah kamar Lala.
Suara apa tu"bathin Jennie.
Ia berjalan mendekati kamar Lala, semakin dekat dengan pintu kamar Lala, suaranya semakin terdengar, mata Jennie tidak sengaja menatap jam yang ada di dinding pukul 02:34 dini hari.
Wajah Jennie tiba tiba memerah, suara ini tidak asing baginya, karena penasaran Jennie mencoba membuka pintu kamar Lala, yang untungnya tidak di kunci, ia mengintip dari sela pintu yang sengaja hanya ia buka sedikit.
Mata kucingnya melebar melihat penampakan yang berhasil membuat sesuatu di selangkanganya bangun.
"Oh shit, dia ngapain" Gumam Jennie, pelan.
Yang ia Lihat adalah penampakan tubuh telanjang Lala, yang berada di atas tempat tidur dengan posisi duduk dengan kedua paha yang ia lebarkan tidak lupa gadis itu sedang memuaskan dirinya sendiri.
Di ujung kaki Lala, Jennie bisa liat sebuah Laptop yang menyala yang menampilkan film biru.
Jennie, seakan lupa sesuatu setelah melihat penampakan di depan matanya, dimana Lala, si gadis culun dengan kacamata dan rambut kepangnya itu, yang ia lihat saat ini seorang gadis sexy dengan tubuh moleknya, melihatnya saja membuat miliknya terasa sesak di balik celana boxer yang ia pakai saat ini.
Jennie, tidak tahan mulai berfikir apakah ia akan masuk dan menerkam Lala?
Tapi gadis ini sayang untuk di lewatkan tubuhnya dan vagina cantiknya, Jennie ingin itu!
Wajah Lala, memerah padam, ia segera menarik selimutnya tidak lupa menutup laptopnya.
Jennie, berdiri di samping tempat tidurnya.
"Je-jennie? " Lala, meneguk ludahnya susah payah, ia merasa malu dan takut saat ini, melihat tatapan tajam Jennie, yang langsung menatap mata hazelnya.
"Lala, gue pikir lo cewek polos, ternyata minta di polosin, dari pada makek jari lo ini" Jennie, menarik keatas jari Lala, lalu menjilatinya sensual, tubuh Lala seketika meremang.
"Gimana kalau dengan ini" Lala, tertegun, Jennie, mengarahkan telapak tangan Lala, keselangkanganya yang sudah mengeras.
"J-jennie" Suara Lala tersendat di tenggorokannya.
Dengan cepat kilat, Jennie menyatukan bibir mereka, Lala membulatkan matanya terkejut atas tindakan Jennie, barusan.
Hanya satu menit, Jennie melepaskan penyatuan bibir mereka, Jennie mengusap bibir Lala, lalu tersenyum miring.
"Manis"
Jennie, di buat tidak bisa bergerak, kedua tanganya di borgol oleh Lala di atas tempat tidurnya, Lala, tersenyum tipis ia lalu duduk di atas perut Jennie, yang dimana tubuh mereka sudah telanjang bulat.
"Lala, lo bisa lepasin ini ga, kenapa gue harus di borgol sih" Jennie, memelas pada Lala yang saat ini kelima jarinya sedang mengelus abs milik Jennie.
"Lala... " Rengek Jennie, miliknya sudah sangat sangat mengeras rasanya ingin meledak, Lala memundurkan posisi duduknya hingga vaginanya itu bersentuhan dengan penis milik Jennie.
Lala menatap sensual Jennie, ia mengigit bibir bawahnya, bokongnya pun mulai bergerak pelan, membuat Jennie tersiksa.
"Lala, fuck, ahh... " Gerakan Lala, semakin cepat, suara kulit yang menyatu mengisi kamar yang Lala tempati itu.
Ahh...
Eughh...
Lala mendesah, menikmati gesekan milik Jennie di vaginanya, ia meremas dadanya sendiri, sambil mengigit bibir bawahnya, pemandangan erotis itu tidak luput dari mata kucing Jennie .
"Lala, langsung masukin aja kenapa sih" Jennie, mulai frustasi.
"Gak mau, sakit" Lala, menghentikan kegiatannya.
"Gak akan sakit, gue bakal pelan, percaya sama gue" Jennie, berusaha membujuk Lala, gadis itu masih diam.
Ia mulai beranjak dari atas Jennie, mengambil kunci borgolnya lalu membuka borgol itu dari tangan Jennie.
Jennie bernafas, lega, ia langsung menarik tangan Lala, hingga gadis itu terduduk di pangkuannya.
"Gue gak bakal ngelepasin lo malam ini" Bisik Jennie, sensual di telinga Lala.
End.
Adegan selanjutnya kena sensor, vote &komen dulu baru bisa kebuka.
Next ada yang mau request Lisaxsiapa?
Masa Jennie mulu gak gumoh apa.
Dari grub lain juga boleh.