Bab X : Pertemuan Tak Terduga.

39 22 18
                                    

Saat Nara sedang mempromosikan bukunya di sebuah toko buku besar, dia merasakan ketegangan di udara. Tiba-tiba, dia melihat sosok yang sangat dikenalnya Raka. Dia berdiri di dekat rak buku, tampak terkejut dan emosional saat melihat Nara.

"Nara?" tanya Raka, mendekat dengan langkah hati-hati. "Kau di sini?"

Nara menatapnya dengan mata terbuka lebar. "Raka! Aku tidak percaya ini."

Mereka berdua saling menatap dalam keheningan sejenak. Nara merasa campur aduk antara rindu dan kebahagiaan.

Raka kemudian berkata, "Aku membaca bukumu. Setiap halaman terasa seperti perjalanan kami yang penuh makna. Aku sangat menyesal tidak bisa berada di sana untukmu dulu."

Nara menghela napas dalam-dalam. "Aku menulis buku ini untuk menghormati kenangan kita dan menemukan kedamaian. Meskipun waktu telah berlalu, aku merasa kita bisa menemukan penutupan bersama."

Mereka berbicara tentang masa lalu, tentang apa yang telah terjadi, dan bagaimana mereka masing-masing telah berkembang.

"Kini, setelah bertahun-tahun, aku merasa siap untuk melanjutkan hidupku. Aku bersyukur kita bertemu lagi, dan aku merasa kita bisa melanjutkan dengan cara yang baru."

Raka tersenyum lembut. "Aku juga merasa demikian. Mungkin ini adalah kesempatan baru untuk memulai babak baru dalam hidup kita."

Mereka berdua tersenyum dan berpelukan, merasakan kehangatan kenangan yang telah lama tersembunyi. Dengan perasaan damai dan harapan baru, mereka melangkah keluar dari toko buku bersama, siap untuk memulai babak baru dalam hidup mereka.

Langit senja memberikan nuansa lembut pada jalanan kota yang mulai ramai dengan aktivitas malam. Nara dan Raka memutuskan untuk melanjutkan percakapan mereka di sebuah kafe kecil yang terletak tidak jauh dari toko buku.

Di dalam kafe yang hangat dan nyaman, dengan lampu temaram dan aroma kopi yang menyegarkan, mereka duduk di meja dekat jendela.

Raka memandang sekeliling dengan mengingat masa lalu. "Tempat ini mengingatkanku pada waktu-waktu kita dulu, saat segalanya terasa lebih sederhana," katanya dengan suara lembut.

Nara tersenyum, "Aku juga merindukan saat-saat itu. Tapi aku tahu, perjalanan kita telah mengubah banyak hal."

Mereka memesan minuman favorit mereka dan berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing. Raka menceritakan tentang pekerjaannya yang baru dan tantangan-tantangan yang dia hadapi.

Dia berbicara dengan semangat yang menular, menunjukkan betapa dia telah berkembang dan belajar banyak. Nara, dengan penuh antusias, menjelaskan bagaimana proses menulis bukunya adalah perjalanan penyembuhan dan penemuan diri.

"Mengapa aku merasa ada sesuatu yang berbeda tentang dirimu malam ini?" tanya Raka, matanya bersinar penuh perhatian.

Nara menghela napas, "Mungkin karena aku merasa telah menemukan kedamaian dalam diriku. Menulis buku ini membantuku memahami banyak hal, termasuk bagaimana aku melihat diriku dan hubungan kita di masa lalu."

Raka mengangguk, seolah merenungkan kata-katanya. "Aku membaca setiap kata di bukumu dengan rasa ingin tahu dan penyesalan. Terkadang aku merasa waktu tidak adil, tapi aku percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan."

Setelah makan malam yang hangat dan penuh cerita, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di taman terdekat. Lampu-lampu taman berkilauan lembut, menciptakan suasana yang romantis dan damai.

Raka menggenggam tangan Nara dengan lembut, dan mereka melangkah perlahan di sepanjang jalan setapak yang dipenuhi daun-daun yang jatuh.

"Ada sesuatu yang sangat indah tentang malam ini," kata Nara, menatap langit malam yang berhiaskan bintang. "Seolah-olah semua bintang di langit menyaksikan kita dan memberikan restunya."

Raka tersenyum, "Aku merasa begitu juga. Mungkin ini adalah momen yang telah kita tunggu-tunggu, kesempatan untuk memulai babak baru dalam hidup kita."

Mereka berhenti di sebuah bangku di tengah taman dan duduk berdampingan. Dalam keheningan malam, mereka saling memandang, merasa bahwa hubungan mereka telah melalui banyak perubahan tetapi tetap kuat.

"Aku tahu kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi aku percaya kita memiliki kesempatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik," kata Nara dengan penuh keyakinan.

"Setuju," jawab Raka. "Mungkin inilah saatnya kita menulis bab baru, bukan sebagai dua orang yang terpisah oleh waktu, tetapi sebagai dua individu yang siap melanjutkan perjalanan bersama."

Mereka berpelukan erat, merasakan kehangatan dari kenangan yang telah lama tersembunyi dan harapan baru yang muncul di antara mereka. Malam itu, mereka merasa siap untuk menyambut apa pun yang akan datang, bersama-sama. Dengan semangat yang diperbarui dan keyakinan pada masa depan, mereka melangkah pulang, siap menghadapi babak baru dalam kisah mereka yang penuh makna.

Bisikan Rindu Dari Masa Lalu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang