"Dokter Manoban, kau tidak makan siang?" Pertanyaan dari asisten perawatnya dibalas gelengan oleh Lisa, "nanti saja, kau bisa makan siang terlebih dahulu suster, kita juga tidak memiliki pasien lagi." Jawab Lisa setelahnya sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku jas dokternya.
"Namun kau barusan mengatakan pada istrimu jika kau sudah makan siang." Lisa terkekeh saja, dia memang baru selesai menelfon Jennie dan asisten perawatnya memang berada di ruangannya sedari tadi.
"Aku akan makan sebentar lagi, jangan khawatirkan aku." Balas Lisa, dia kemudian bangkit karena dia memiliki tujuan lain siang ini, yakni menemui dokter Gong Yo untuk berkonsultasi tentang hasil pemeriksaan kesehatannya.
"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi ke kantin." Lisa berdehem dan membiarkan asisten perawatnya keluar dari ruangannya terlebih dahulu, jika yang dihadapannya adalah istrinya, dia pasti akan membuka pintu untuk istrinya, namun untuk orang lain, Lisa tidak ingin repot-repot.
Lagipula, dia tidak mau bersikap berlebihan dengan rekan kerjanya, bagaimana jika nanti ada perawat yang terbawa perasaan dengannya? Lisa juga bukan tipe dokter yang dekat dengan perawat, dokter muda itu hanya akan sekedar berbincang dengan mereka mengenai masalah pasien atau pekerjaan saja.
Bagaimanapun juga, ada hati yang harus dia jaga, istrinya menunggunya di rumah dan dia tidak mau membuat istrinya berpikir yang tidak-tidak, ditambah Lisa juga paling tidak mau membuat istrinya merasa sedih.
Lisa dengan santai berjalan menuju ruangan dokter Gong Yo yang berbeda lantai dengan ruangannya, sebisa mungkin wanita tinggi itu mencoba untuk tenang, Lisa juga masih berharap tidak ada masalah serius yang terjadi meski dia sendiri sudah mengetahui memang pasti ada yang salah dengan indra pendengarannya.
"Dokter Manoban, masuklah, dokter Gong Yo sudah menunggumu." Lisa tersenyum tipis saja pada perawat yang menyapanya, dia kemudian melangkahkan kaki masuk, setelah dokter pria itu menyuruhnya untuk duduk di hadapannya, Lisa baru menarik kursi dan mendaratkan bokongnya.
"Lisa." Lisa sedikit terkejut karena dokter di hadapannya memanggilnya bukan dengan embel-embel dokter dan bukan dengan panggilan formal, melainkan hanya namanya.
"Ya, dokter?" Balas Lisa setelahnya, "bagaimana keadaanmu? Kau masih bisa mendengar semuanya dengan baik bukan?" Lisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Tentu saja, aku baik-baik saja dokter, bagaimana dengan hasilnya? Apapun itu, aku sudah siap mendengar semuanya." Ucap Lisa lagi sambil melirik sebuah amplop yang dia yakin adalah hasil akhir dari pemeriksaannya.
"Kau yakin ingin mendengarnya sendiri? Tidak mau memberitahu keluargamu? Setidaknya, istrimu harus mengetahui hal ini." Lisa sedikit mengerutkan keningnya, namun dia kemudian membalas dengan gelengan, "justru aku tidak mau istriku mengetahui tentang hal ini, aku tidak mau membuatnya sedih." Dokter Gong Yo kemudian membasahi bibirnya, dia menghela nafas dan mulai mengeluarkan secarik kertas dari amplop coklat di hadapannya.
"Baiklah, dugaanku benar, kau memang mengidap penyakit seperti yang aku katakan kemarin alias sudden sensorineural hearing loss di telinga kirimu, sedangkan di telinga kananmu sendiri juga mengalami penurunan pendengaran, seharusnya di usiamu yang sekarang, kau belum mengidap penyakit ini, namun penyebabnya banyak, salah satunya bisa saja dari kecelakaan yang pernah kalian alami sebelumnya, aku menduga jika dokter yang menangani mu dua tahun lalu tidak memeriksa telingamu yang pasti terkena benturan keras." Lisa menarik nafas dalam-dalam, "namun kejadian itu sudah lama berlalu, kenapa aku baru mendapatkan penyakit ini sekarang?" Tanya Lisa setelahnya.
"Justru aku menduga ini salah satu dari efek jangka panjang dari kecelakaan pesawat yang pernah kau alami dulu, dokter Manoban." Lisa mengangguk paham, selama ini dia juga tidak pernah melakukan pengecekkan pada indra pendengarannya karena tidak pernah merasa ada yang salah dengan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE - JENLISA [G×G]
FanfictionSeason 2 of 'SOUL' Kelanjutan tentang hubungan Lisa dan Jennie, korban kecelakaan pesawat yang sudah menikah dan menjalani rumah tangga yang membahagiakan selama dua tahun lamanya. Tidak ada yang menginginkan hal buruk terjadi dalam pernikahan merek...