9|| pemutusan

123 15 0
                                    

???,00.00

Kau duduk disebuah batu. Menghela nafas dan menatap kedepan.

Setelah berjalan cukup lama kalian memutuskan untuk istirahat sejenak, di sebuah gua dan terdapat air terjun juga di pinggirnya.

"Oke, saatnya kalian bicara". Suara Teru membuatmu mengalihkan pandanganmu padanya.

"Kenapa kalian bisa ada disini? Aoi sih wajar, tapi aku tidak menyangka akane-san juga ada disini". Ucap Teru menatap aoi dan akane.

"Sebenarnya..". Aoi dan Akane menatap satu sama lain.

Mereka berdua pun menceritakan bagaimana mereka bisa ada disini, dimulai dari aoi yang diculik nomor enam dan Akane yang menyelamatkan aoi dan pergi ke perbatasan nomor enam, hingga mereka berdua yang terjebak di sini.

"Begitu rupanya..nomor enam ya". Teru mengusap dagu nya.

"Jika nomor enam sih.. tidak heran jika dia mengincar aoi". Celutukmu.

"Kalian mengenalnya?". Ucap Akane.

"Begitulah". Ucapmu dan Teru bersamaan.

"Dimasa lampau sekolah kita sebetulnya adalah desa kecil". Kau menjelaskan.

"Yang rutin menyelenggarakan ritual tumbal yang mengorbankan manusia". Lanjutmu.

"Eh? Kok mendadak..". Akane terkejut dengan perubahan topik yang tiba tiba.

"Ada sebuah keluarga yang mendapatkan status sosial di wilayah ini sebagai ganti membesarkan putri untuk ditumbalkan". Kali ini Teru yang menjelaskan.

"Itulah keluarga Akane, yang juga leluhur Akane-san ini". Teru menatap aoi.

"Aku baru tau..". Aoi mengguman.

"HAH?! KOK AKU BARU DENGAR?!". seru Akane, meminta penjelasan dari teru.

Teru hanya mengabaikan aoi dan lanjut bercerita "kemudian".

"Yang bertanggung jawab sebagai pengawas agar putri yang akan ditumbalkan tidak kabur, adalah si nomor enam".

"Tapi Semua itu hanya di masa lalu,intinya, dikota ini telah terjadi berbagai macam hal".

'Oh, jadi tempat ini terkutuk?.' batin Akane yang lelah.

"Meski saat ini telah menjadi nana fushigi tampaknya nomor enam tetap menjalankan perannya sebagai pelindung wilayah, ya..". Ucapmu.

"Pelindung?". Bingung Akane.

"Aoi..". Panggil Teru dan menatap aoi lekat.

"Apa kau pernah memikirkan apa nana fushigi sebenarnya?".

"Apa..?". Akane membeo, heran dengan pertanyaan Teru yang tiba tiba.

"Nana fushigi, ya..Nana fushigi kan?  Sekedar kisah misteri sekolah..".

"Memang nya ada penjelasan selain itu?".

Teru meletakkan tangan nya di saku jaketnya dan menyeringai tipis "nana fushigi disekolah kita sedikit spesial".

"Selain menjadi makhluk supernatural yang menakut nakuti sekolah, mereka juga merupakan tujuh pilar yang berperan sebagai pelindung sekolah".

"Pilar..?". Gumam Akane.

"Maksudnya semacam dewa?". Celutuk Akane.

Teru hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan. Kau  yang tau kalau Teru tidak ingin memberitahu Akane  langsung melanjutkan penjelasan.

"Akan tetapi Belakangan ini para Nana fushigi disekolah, satu demi satu kehilangan otoritas mereka".

"Dan siapa pelakunya..mestinya kau sendiri tau, Akane..". Ucapmu.

Uncomfortable || Teru×readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang