17.Awal yang manis

44 28 28
                                    

"Hai Claire," Varo tiba-tiba muncul di depan Claire, membuat Claire terkejut.

"Ehh Ro, bikin kaget aja gw kira siapa," Claire sambil mengambil tempat makannya di rak makanan.

"Maaf ya, lu udah mau cabut?"

"Iya sih, emang kenapa Ro?"

"Gak kenapa-napa, pulang mau bareng gak?"

"Ihh gak usah, jangan nanti ngerepotin," Claire merasa tidak enak dengan Varo.

"Gak kok, gw denger lu hari ini gak ada yang jemput kan?"

"Hehehe iya sih," Claire mengangguk.

"Jadi mau gak nih? Lagi baek nih gua," Varo menanyakan sekali lagi kepada Claire.

"Emmm," Claire ragu-ragu.

"Udah jangan kebanyakan mikir, abis sini langsung gw anter, gw tunggu di tempat parkiran sekolah," Varo sambil berjalan turun.

"Ya udah," Claire dengan jawaban pasrah.

Sepuluh menit kemudian, di parkiran sekolah, Varo sudah menunggu.

"Lama amat," Varo protes.

"Sabar dong Ro, udah tau berat nih tas," Claire membawa tasnya yang berat.

"Lagian bawa tas berat-berat," Varo menggelengkan kepala.

"Ya gw kan bawa buku buat belajar, emang kayak lu," Claire sambil naik ke motor.

"Gw juga belajar kali," Varo membela diri.

"Ya udah cepet jalan, lama lu," Claire memukul pundak Varo.

"Aww sakit, sabar dong."

"Jijik lu Ro," Claire memasang muka jijiknya terhadap Varo.

"Hehehe eitss tapi kita makan dulu mau gak? Lu pasti belum makan," Varo mengusulkan.

"Boleh, tapi nanti ke sorean lagi," Claire setuju.

"Telepon mama lu dulu, kabar in jadi gak nyariin," Varo mengingatkan.

"Ya udah bentar," Claire membuka handphone-nya.

Suara telepon mulai terdengar.

"Halo maa," Claire menyapa.

"Kenapa sayang?" sahut Maya.

"Maa, kayaknya aku pulang agak telat-an ya ma, soal nya di ajak makan sama temen aku," Claire menjelaskan.

"Ya udah gak apa-apa sayang, yang penting pulang nya jangan malem-malem ya," Maya berpesan.

"Iya maa, makasih ya maa," Claire berterima kasih.

"Iya sama-sama sayang," Maya sambil menutup teleponnya.

"Ya udah gass cepet, kita mau makan dimana?" Claire memasukkan handphone-nya kedalam kantong roknya.

"Makan di rumah gw aja gimana? Sekalian mau gw kenalin ke nyokap gw," Varo sambil menjalankan motornya.

"Hah ke rumah lu? Kenalin ke mama lu?" Claire terkejut.

"Iya, lu gak mau?" Varo bertanya.

"Ya terserah deh, ya udah gw ngikut aja," Claire pasrah.

Varo tersenyum, "Oke, siap-siap aja ya, mama gw masak nya enak banget!"

Claire mengerutkan kening, "Hah? Seriusan? Mama lu masak?"

"Iya dong, masa mama gw gak bisa masak? Lu kira gw anak kosan?" Varo terkekeh.

"Hehehe, ya udah deh, gw percaya,"

Menjelajahi Labirin CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang