part 1

292 10 0
                                    

Seorang gadis melemparkan selimut nya ke sembarang arah. Punggung nya yang terasa pegal seolah habis ketindihan setan menjadi cita rasa pagi hari ini.

Saat merasa nyawa nya sudah terkumpul, ia mulai berjalan menuju kamar mandi pada kamarnya.

Dan setelah siap dengan seragam yang bertuliskan SMA BINAHARA di sudut lengan kanan atas, ia menyisir rambut panjang nya lalu bergegas untuk segera turun ke bawah. 

CHELSEA WULAN PRADITA, ia sudah ditinggalkan oleh ibunya sejak usiaanya menginjak 7 tahun dan tinggal bersama ayahnya TRI PRADITA dan adiknya REVALDO DIEL PRADITA. 

Tetapi naas setelah ibunya meninggal semua berubah hanya karena sebuah kesalahpahaman, dan keluarga yang masih ada yang seharus nya menjadi semangat untuk nya, justru malah menjadi keputus asa an semata. 

Dan apa yang Chelsea dapati saat turun adalah tatapan tidak mengenakan dari dua manusia yang tengah menatap nya seolah olah ia adalah penyihir jahat yang bisa saja menyambar mereka dengan sapu terbang yang ia punya. 

Dengan wajah yang tersenyum tapi hati yang dongkol, Chelsea ingin mencoba menyapa, tapi niat nya terurung saat ada buku koran yang melayang pada wajahnya. u

Untung nya Chelsea sangat gesit dalam hal begituan, jadi itu tidak akan sulit untuk dihindarinya.

Chelsea mencoba bertanya baik baik pada sang ayah kenapa marah padanya padahal masih pagi pagi bolong. 

"Kenapa marah Yah? Chelsea ada salah? maaf." 

"Maaf mu tidak akan membuat istri ku kembali, Chelsea!" kata kata singkat tapi menohok dari ayahnya itu bisa membuat hati Chelsea remuk seketika. 

Revaldo melirik nya dengan penuh kebencian, "Ayah benar, ibu gue meninggal gara gara lo! Gara gara ibu ngorbanin diri biar lo tetep hidup pas mau ditabrak truk. Benar nya lo aja yang mati, lagian lo hidup juga ngga ada guna nya." 

Demi apa pun Chelsea saat ini sangat ingin mencakar cakar wajah adik nya itu, tanpa bersedih atau apa karna itu sudah biasa. 

"Ya, jika bisa." Jawab nya membuat kedua pihak lain menoleh dan tersenyum, bukan senyum manis melainkan senyum kecut.

Chelsea yang sepertinya sudah sangat muak akhirnya mulai menentang untuk pertama kali nya. Kenapa pertama kali? selama ini bukan nya tidak berani, hanya saja dia lebih mengambil metode tutup telinga. 

"Mohon maaf, mungkin saja saat itu malaikat maut salah mengambil nyawa. Seharus nya memang saya yang tiada, tapi takdir berkata lain. Jadi apakah saya harus menentang itu pada Tuhan? tentuk saja tidak, Ayah!. Saya juga berduka, bukan hanya kalian. Kalian pikir saya tidak punya hati?! eh, tapi seperti nya bukan saya, melainkan orang yang menyalah kan saya!. Jadi apa mau kalian? saya menukar nyawa Ibu dengan nyawa saya?. Jika bisa sudah tentu saya lakukan sejak dahulu kala. Tetapi mohon maaf, itu tidak bisa dilakukan, karna saya juga manusia biasa tidak punya sihir atau kekuatan apapun. Jika anda punya, silahkan lakukan saja, dengan sepenuh hati saya akan menerima nya!" Chelsea tersenyum sembari menyatukan tangan nya di depan dada.

Wajah Tri sudah merah padam entah menahan malu atau amarah, mungkin kedua nya. 

"Dasar anak pungut, Saya menyesal karna dulu mengijinkan istri saya untuk memungutmu!" 

"Anak pungut?". Kening Chelsea mengerut tanda tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan Ayah nya itu, sebelum Ayah nya melanjutkan ucapan nya.

"Ya, dulu saya dan istri saya sulit mendapatkan keturunan. Dan tanpa sengaja kami menemukan bayi yang menangis tidak jauh dari tong sampah, dan karna merasa iba, istri saya bersikeras ingin membawa bayi itu pulang. Dan ya, kami merawat nya hingga mendapatkan keturunan yang asli. Tapi sayang sekali, bagai air susu di balas air tuba. Anak itu menghilagkan nyawa istri saya." 

Chelsea Or ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang