part 4

100 9 0
                                    

Beberapa hari di rumah sakit yang membosankan, setelah dipastikan semua baik baik saja pada akhirnya Clara diperbolehkan untuk pulang.

Setelah berkemas dan merasa semua sudah beres, Clara dan orangtua nya mulai melangkah untuk keluar dari tempat yang bagi Clara adalah tempat penyiksaan. Tempat serba putih itu menyiksa nya dengan berbagai obat dan suntikan.

Ia paling benci rumah sakit.

Sekarang ia sudah duduk manis di mobil di kursi belakang, sedangkan orangtua nya di kursi depan.

Benar benar keluarga yang harmonis, sama seperti apa yang dulu Chelsea selalu bayangkan. Tapi, menurut nya ini lebih indah dari semua khayalan itu. 

  

🌟



Clara terperangah kagum saat mobil yang ia tumpangi memasuki sebuah halaman rumah, seperti nya lebih tepat nya mansion.

"Woahhh", Bayangkan saja, gadis miskin seperti diri nya tiba tiba akan tinggal di sebuah rumah yang sepert istana? tidak masuk akal bukan?. Itulah pikir nya. 

"Ra, ayo turun sayang" Panggilan itu membuat Clara menoleh ke depan, dilihat nya Amy yang sedang menunggu nya. 

Dengan segera ia turun dan memberikan senyum lebar pada Mama nya, ia berusaha agar bersikap sewajarnya sehingga tidak menimbulkan kejanggalan. 

Sekarang ia mencaci maki diri nya sendiri karena tidak berpura pura amnesia saja, sungguh bodoh!. 

Setelah masuk, ia menahan agar mulut nya tidak melongo lalu mengucapkan 'wahh'.

Ia yang awalnya kagum langsung menyipitkan mata nya seperti tengah mengintrogasi semut yang mencuri makanan, sungguh menyebalkan.

"Eh tante cantik, udah balik aja" Sapa salah seorang dari mereka yang bisa Clara tebak, Gavin Awaiz. 

Dari cerita Clara yang asli, ia memang seorang buaya yang memiliki banyak mantan kekasih. Jadi tidak heran jika ia genit seperti itu.

Lalu Clara menoleh kepada yang lain, ia kembali menebak, cowok berwajah mengesalkan itu pasti Aldo Givran Ghazani. 

Dari wajah nya, sudah tergambar jelas jika ia adalah orang yang suka bikin naik darah. Menurut cerita Clara asli, ia bisa menjadi baik tapi bisa juga bermulut pedas. 

Dan dua orang lagi, salah satu nya adalah Abang Clara yang katanya membenci nya, sungguh membuat nya malas.

Dan satu lagi, Aditma Bagaskara. Cowok dingin yang katanya dingin nya melebihi kutub utara, sekali bicara, hanya dua kata!. 

Aldo secara tidak sengaja melihat ke arah Clara yang tengah berdiri lalu menyipitkan mata nya, "Eh, tante bawa adek baru ya buat Deon? Manis amat. Tante dapet darimana?".

Amy mengerutkan alis lalu menengok pada Clara yang terlihat bingung. 

Seketika semua menoleh ke arah yang sama, mendapati Clara yang menggaruk belakang leher nya. 

Tidak kalah terkejut dengan Aldo, mereka juga sama sama mengakui kecantikan gadis itu. Payah nya Deon sama sekali tidak sadar bahwa itu Clara.

Semenor apa si Clara dulu sampe ga di kenali?

Tiba tiba saja ada seseorang yang tak lain merangkul nya, "Adek Deon versi baru, Aurora Clara Dirgantara" Seru Heru membuat yang lain melongo kecuali Amy.

Mereka sungguh tidak percaya! ibarat nya dari nenek sihir berubah jadi bidadari kahyangan. Sungguh mustahil bukan??

Ketika mereka masih tercengan, Heru dan Amy mulai naik ke atas menyisakan Clara yang belum berpindah tempat menatap menilai pada Abang dan teman teman nya itu.

"Ra, mau di situ terus?" Tersadar akan intimidasi nya itu segera ia berjalan melewati calon iblis yang akan ia hadapi. 

"Heh! Nek sihir, gimana cerita nya lo njelma?", Clara yang merasa di ejek menghentikan langkah nya. 

"Cantik ya? bukan tipu muslihat, tapi emang gue cantik paripurna dari lahir! emang elo? spek jarjit aja sok ngatain nek sihir ke gue, dasar syaiton dunia!" Tekan nya di akhir kalimat sebelum melanjutkan langkah kaki nya. 

"MINIMAL GANTENG DULU BROO!" Lanjut Clara dari atas membuat suara nya bergema.  

Calios, sebutan dari empat sekawan itu menutup telinga mendengar suara yang cetar membahana itu.

"Adek lo kerasukan apa anjir?" Tanya Gavin yang ikut bingung dengan perubahan Clara yang drastis itu.

Mulai dari penampilan, gaya bicara, sikap, dan wajah nya yang paling menghebohkan. 

Deon sendiri bingung kenapa ia bisa tidak sadar, ia malah berpikir jika Mama nya telah memungut anak orang untuk di jadikan calon nya di masa depan. Kenapa berpikir demikian? karna itu yang sering Amy katakan pada nya.

Beralih pada Clara, ia seperti nya merasa sudah menemukan kamar yang cocok dengan instuksi Mama nya.

'Pintu kamar yang di cat putih' 

Tanpa ragu Clara masuk ke dalam, dan meleset! dugaan nya salah mengenai kamar itu.

Di dalam benak nya menggambarkan jika kamar ini di dominasi pink dan ungu. Tapi ternyata tidak, kamar ini di dominasi oleh warna abu dan coklat muda yang layak di pandang.

Clara terperangah sejenak, "Ternyata selera Clara tidak buruk juga".

Setelah nya karna merasa tubuh nya sudah minta dijatuhkan, langsung saja ia terjun bebas pada kasur yang sekira nya tiga kali lipat dari kasur kecil dan tidak empuk milik nya dulu. 

Dan hanya butuh beberapa saat, gadis itu sudah tidur seperti orang mati. 

Chelsea Or ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang