Entah sudah berapa banyak pujian dan cibiran yang ia terima selama menyusuri koridor untuk menuju ruang kelas nya.
Dan pandangan mata Clara terhenti pada XI IPA 4, di mana kelas nya berada.
Kelas yang awal nya ramai, begitu ia masuk bukan jadi hening yanh ada tambah ramai.
Mereka heboh dengan semua perubahan Clara yang patut di acungi jempol.
Clara berjalan tidak peduli ke arah meja nya, sudah ada Lisa di sana yanh sama heboh nya dengan yang lain.
"Ra? ini beneran lo?", belum juga bokong nya mendarat dengan sempurna, pertanyaan sahabat nya itu membuat nya berdecak.
Clara melirik Lisa sembari menepuk jidat nya, "Bukan, gue roh nya." Tidak habis pikir, bagaimana bisa teman dekat nya ini sama saja dengan yang lain?.
"Emang dulu gue sejelek itu ya? sampe lo aja ga ngenalin gue?"
Clara masih sabar menunggu jawaban dari Lisa yang belum selesai dengan terkejut. "Bukan jelek Ra, tapi lebih mirip ondel ondel!" Lisa menjawab sembari menepuk tangan nya kecil.
"Sekarang lo perfect!" Lanjut nya membuat Clara tersenyum.
Yang benar saja, dulu Clara semenyedihkan itu? mau tidak terima di bilang mirip ondel ondel tapi itu kenyataan nya.
Pelajaran pertama adalah sejarah, bahkan guru sejarah itu juga sama saja dengan yang lain tidak mengenali Clara.
Pantas saja dia di sebut upik abu, lagian salah sendiri kan berpenampilan kaya culun.
🌟
Sudah lima menit bel istirahat berbunyi, tetapi guru itu masih saja menjelaskan tentang sejarah yang menurut Clara sangat membosankan.
Bisa Clara ramalkan sudah banyak murid yang melontarkan sumpah serapah secara langsung dan tidak langsung, termasuk Clara.
Dan seperti nya guru itu sudah kapok setelah mengusap telinga nya beberapa kali, seperti nya mulai kepanas karna semua sumpah serapah beruntun dari kelas itu.
"Sekian dari pelajaran saya, kalian boleh istirahat", tanpa ada yang menjawab, semua sudah terlebih dahulu berhamburan keluar menyisakan guru itu sendiri.
Clara memelototkan mata nya melihat kantin yang sudah dipenuhi dengan banyak sisa, mereka pasti sudah seperti semut jika di lihat dari atas.
Clara yang melihat Lisa dengan santai menarik tangan nya untuk menerobos keramaian itu,"Lo yakin kita bisa duduk?".
"Aman, lo cari tempat gue beli makan", Clara yang di suruh untuk mencari dudukan hanya bisa mengangguk daripada banyak bertanya.
"Lo pesen apa?" Pertanyaan Lisa membuat Clara tersadar dari ke cengo an nya.
"Sama in aja", Balas nya yang di angguki oleh Lisa, dan mereka berpencar untuk menjalankan misi masing masing.
Clara sudah merasa kalau ia telah mengelilingi sesisi kantin, tapi tidak juga ia menemukan tempat kosong. Apakah memang selalu seramai ini? atau nasib nya yang sedang kurang baik, entah lah.
"Kak Clara!", Clara berhenti saat mendengar sebuah suara memanggil nya, suara yang ingin sekali ia ajarkan berbicara secara normal agar tidak di imut imut kan.
Clara menoleh dan mendapati Dina yang hanya duduk berdua dengan teman nya, memberikan kode tangan agar ia mendekat.
Clara mempunyai firasat bahwa ia akan mendapatkan tempat duduk, jadi ia dengan hati yang dongkol harus mau menuju ke meja iblis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chelsea Or Clara
Teen FictionChelsea Wulan Pradita, gadis yang beropini bahwa diri nya adalah gadis paling sial semuka bumi. Gara gara sebuah insiden maut, ia tidak pernah lagi mendapatkan kasih sayang dari Ayah nya. Yang meninggal ibu nya, tetapi ia yang merasa mati dengan ap...