part 11

92 8 0
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 13.30 dan Clara masih sibuk mengamati pantulan diri nya di cermin. Setelah merasa perfect, ia segera menemui orang tia nya untuk meminta restu.

"Pa, Ma, Clara maau ke rumah Lisa ya!", Suara Clara menggelegar membuat Amy menepuk jidat nya.

"Jangan teriak Ra, malu sama Bi Inah", Bi Inah adalah asisten rumah tanggadi rumah mereka.

"Itu Mama juga teriak Ma", Sahut Clara di balas pelototan mata oleh Amy, bisa bisa ia tambah tua jika terus meladeni anak nya yang entah kerasukan apa setelah kecelakaan itu.

Setelah mendapat persetujuan, Clara segera bergegas menuju Cafe Permadani, bukan untuk menemui Lisa melainkan Ravloska. Sedikit kebohongan kecil tidak masalah bukan?

🌟

Clara yang sudah berada di ambang pintu Cafe mengedarkan pandangan nya, di saat menemukan siluet orang yang ia cari, segera ia pergi tuk menghampiri nya.

Clara langsung duduk begitu saja dan menyeruput minuman entah milik siapa, mereka berempat yang memperhatikan nya seolah bertanya tanya siapa sebenar nya diri nya.

Sifat nya yang barbar dan tidak tahu malu benar benar memcerminkan Chelsea yang mereka kenal.

Setelah di landa keheningan benerapa saat, akhirnya Andres membuka suara setelah tersadar dari intimigasi nya, "... Sebenar nya lo siapa?."

Clara tersenyum kecil, akhirnya pertanyaan yang ia tunggu terlempar juga. "Menurut kalian?", Clara menyedekapkan tangan nya sembari menatap orang orang di depan nya yang masih tidak mengerti.

"Kera, gue tahu otak lo yang paling kinclong di antata kita. Udah nemu jawaban?", Tanya nya sontak membuat yang lain salin pandang, Kera? itu panggilan Chelsea yang selalu ditujukan untuk Rasakti sebagai Kera Sakti di otak kecil nya.

"Lo ngga usah sok kaya Chelsea", Kata Arya membuat Clara mengerutkan dahi nya. Ternyata mereka peka juga dengan sikap nya yang pasti tidak familiar.

"Loh? kan emang gue Chelsea, kenapa ngga?", Bas Clara membuat wajah Arya merah padam, seperti nya menahan emosi dengan sifat menjengkelkan yang Clara tunjukan. Itu sungguh mengingatkan nya dengan Chelsea.

"Lo!", Razka menunjuk Chelsea dengan jari telunjuk nya. "Cantik", balas Chelsea tanpa menunggu nya melanjutkan pertanyaan.

Clara yang sadar memancing kekesalan mereka, dengan malas menjelaskan karena tidak ada dari orang di depan nya yang otak nya mencakup apa yang ia alami.

"Chearrazndekti, Ravloska Sejahtera, tidak ada yang di atas atau di bawah. Tapi, berhubung gue beda sendiri, bisa dibicarakan untuk menjadikan gue seorang ratu di antara kalian.", Ucapan Clara barusan memunculakn buih bening dari mata mereka yang mendengar nya, semboyan itu hanya Ravloska yang tahu, dan tidak mungkin jika ada yang akan membocorkan nya.

Mereka langsung memeluk Clara serempak, Clara yang belum memiliki persiapan hampir doyong karena orang orang yang menerjang nya.

"Heh, gue sesak nafas anjim!", Ucap Clara membuat mereka sontak melepaskan pelukan. Bagai mendapat sebuah hadiah istimewa, senyum hangat tidak luntur dari wajah mereka sekarang.

"Kenapa lo bisa jadi tu cewe?", Sakti bertanya tanya dengan raga Clara yang sudah tak sama. "Dan ... Pas itu kami ikut nguburin raga lo, jadi?", Lanjut nya membuat yang lain ikut berpikir.

"Perpindahan jiwa, ngga percaya? gue bukti nya. Dari Chelsea Wulan Pradita, gue menjelma sebagai Aurora Clara Dirganta.", Jelas Clara yang masih tidak mereka mengerti.

Itu tidak masuk akal menurut mereka, reinkarnasi saja menurut mereka tidak mungkin. Lah ini? transmigrasi. Tapi setelah mendengar penjelasan Clara lebih lanjut, mereka mulai mengerti dengan apa yang ia alami.

"Ayah gue gimana pas gue metong?", Pikiran itu muncul secara tiba tiba membuat hati nya terusik.

Arya ingin menjawab, tapi ada perasaan tidak enak akan melukai hati Clara saat mereka mengutarakan apa yang Ayah nya katakan.

Flash back on

Sekarang adalah hari kesialan yang seperti nya di peruntukan untuk orang orang yang tertabrak oleh bus tidak tahu diri. Mau mati saja mengajak ajak, sungguh tidak berperikebusan.

Ravloska msmutuskan untuk mengantar Chelsea yang sudah tidak bernyawa kembali ke rumah nya. Mereka sebenar nya merasa janggal, kenapa ia msmbawa tas seperti orang mau pindahan. Tapi tidak mau berpikir negativ, mereka tidak terlalu memikirkan itu.

Sampai di rumah Chelsea, benar saja apa yang mereka pikirkan, bahkan Ayah dan adik Chelsea tidak mau ikut memakamkan nya yang sudah hampir tidak dikenali.

"Bagus lah, anak pembawa sial itu sudah tidak ada! Saya rasa dia kena karma karena sudah menghilangkan nyawa istri saya. Pergi, saya tidak sudi menerima bahkan menatap jazad anak pungut ini!", Pernyataan itu membuat Ravloska sungguh terkejut. Mereka tahu jika Ayah Chelsea memang tidak bisa di panggil Ayah yang baik, tetapi mereka tidak pernah mengira jika akan separah ini.

Tangan mereka mengepal karena amarah yang mulai membelunjak. "BAJINGAN!", Sarkas Arya lalu memuki Tri tanpa ampun, bahkan yang lain tidak ada niatan untuk menghentikan nya. Adik Chelsea sekalipun hanya bisa pasrah saat ia ikut terkena amarah Arya yang tak terkendali.

Arya sebenar nya tidak berniat untuk membuat orang babak belur sama sekali, tapi setelah mendengar ucapan sampah dari pria yang mengatai Chelsea anak sialan, ia tidak bisa lagi untuk menahan amarah nya. Yang lain jug aslinya ingin sekali memelintir tangan bajingn itu hingga patah, hanya saja mereka tidak ingin nekat dan berakhir menghilngkan nyawa orang.

Flash back off

Clara hampir menangis mendengar apa yang Andrea ceritakan, ia sudah menduga akan seperti itu, tetapi di satu sisi ia juga berharap Ayah nya akan bersedih melihat nya yang sudah tidak bernyawa. Tapi ternyata tidak, lagipula ia hanya anak pungut kan? apa yang bisa di banggakan dari diri nya.

Clara tersenyum, "Gue gapapa, juga sekarang gue punya orang tua Clara yang baik banget", Ucap Clara membuat mereka lega karena Clara tidak menangis, ditambah mendengat penuruturan jika orang tua tubuh gadis yng Clara tempati itu baik.

Mereka mulai merasa jika ini nasib baik untuk Chelsea, setelah di sia sia kan oleh Ayah nya, ia mendapatkan hal yang lebih baik berkali kali lipat. Mereka juga sebenar nya tahu, jika Chelsea tidak sekuat apa yang terlihat, hanya saja mereja memilih jika Chelsea tidak bercerita. Karena mereka tahu betul, bahwa Chelsea tidak suka di anggap lemah.

Chelsea Or ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang