part 12

139 10 1
                                    

Setelah pertemuan dengan Ravloska beberapa hari yang lalu, mereka memutuskan untuk pindah sekolah di tempat yang sama dengan Clara. Awalnya Clara menolak, tapi ia pasrah saat mereka memohon pada nya. 

"Semoga ini bukan ide yang buruk", Clara menggaruk kepala nya membayangkan apa saja yang akan terjadi saat Ravloska satu sekolah dengan nya. Bisa bisa ia di hina langsung koid si pelaku.

Clara bergegas untuk turun dan sarapan bersama, di dekat tangga ia secara tidak sengaja berpapasan dengan Deon. Sungguh kebetulan yang tidak diharapkan.

Dengan sorot mata yang sama sama sinis tidak tertolong, Clara memberikan jari tengah lalu berlari ke bawah. Deon yang kelihatan nya kesal menyusul dengan sumpah serapah di dalam hati nya.

Baru saja Clara akan mendaratkan bokong nya, suara klakson membuat nya kembali berdiri dengan memutar bola mata malas. Ayolah,ini masih waktu nya sarapan! 

"Temen Clara udah jemput, Clara berangkat dulu ya Ma, Pa", Pamit Clara lalu menyalami kedua orang tua nya. Tidak lupa ia mencomot satu roti isi daripada kelaparan. 

"Ati ati Ra", Ucap Mama nya yang di angguki baik oleh Clara.

Sedangkan Deon yang merasa aneh, mengikuti jejak Clara tanpa sarapan. 

Deon memelototkan mata nya saat melihat empat orang lelaki menjemput Clara, Ia melihat Clara naik ke salah satu motor dan entah membicarakan apa tapi kelihatan nya ia sungguh kesal. 

"Lo pada ngapain si jemput jam segini?", Tanya Clara membuat mereka tersenyum jahil. "Gue belum sarapan pe'a" Lanjut Clara sembari menggigit roti isi nya. Pemandangan ocehan pagi hari ini yang membuat Ravloska gencar untuk berangkat lebih awal. Merika merindukan suara ocehan itu yang hampir sama dengan ocehan burung beo.

🌟🌟🌟

Deon mengedarkan pandangan nya untuk mencari siluet seseorang, merasa tidak menemukan hasil, ia berdecak pelan sambil berjalan mengikuti teman teman nya.

"Kita mau ke kantin?", Tanya seorang gadis yang berjalaj tdpat di pinggit Aditya. Sedangkan orang yang ia tanyai hanya diam tanpa ada minat untuk menjawab. 

Merasa tidak di tanggapi, Dina menunduk sembari mengepalkan tangan nya. Deon yang menyadari itu awalnya berfikir jika gadis itu hanya sebatas malu, tapi seperti nya tidak.

"Iya, kita sarapan dulu", Bukan Aditma, melainkan Gavin.

"Jawab napa Dit", Tegur Aldo yang sedikit tidak suka dengan sifat kulkas teman nya itu. Terkadang sungguh seperti minta di tendang karena sering kali hanya berdehem bahkn tidak menjawab saat di ajak bicara. 

Aditma berdecak malas lalu berjalan lebih cepat agar tidak berurusan dengan drama pagi hari ini.

Di lantai atas, Aditma dapat melihat siluet seseorang yang seperti nya ia ketahui. "Clara?", gumam nya masih dengan memperhatikan empat orang lelaki dengan Clara di depan mereka. 

Walau penasaran, ia tetap acuh dan tidak berniat untuk mencari tahu. Toh nanti juga pasti ada penerangan nya. 

Sedangkan di kantin, sudah ada Calios dan Dina yang seperti nya sedang merencanakan sesuatu. Benar saja, saat dilihat nya seseorang yang ia cari senyum smirk langsung terbit seketika. Tidak bertahan lama, ssmyum itu luntur saat ia melihat empat orang yang berjalan msngikuti Clara.

'Ini ga bisa di biarin, mereka harus ada di pihak gue!', Pas sdkali ada Bu Ningsih, guru bk yang sangat tidak suka pada Clara. Ini akan menjadi kesempatan bagus untuk nya.

"Kak, aku mau ke toilet dulu ya", Tanpa menunggu balasan, Dina langsung melenggang pergi dari sana menyisakan tatapan bingung dari yang lain.

"Dia kenapa?", Gavin menyuapkan bakso yang ada di garpu nya sembari melihat Dina yang pergi dengan terburu buru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chelsea Or ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang