BAB 1 : Awal Yang Penuh Harapan

148 34 6
                                    

Happy Reading Yaaa! 😊📚

___ • ___

Arka Yudha Wiraputra adalah seorang remaja SMA yang memiliki sikap ceria dan optimis tentang kehidupan, terutama dalam hal cinta dan kasih sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka Yudha Wiraputra adalah seorang remaja SMA yang memiliki sikap ceria dan optimis tentang kehidupan, terutama dalam hal cinta dan kasih sayang. Ia lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga yang sangat harmonis, di mana orang tuanya selalu memberikan dukungan penuh terhadap segala tindakannya. Hubungan Arka dengan keluarga sangat erat, ia memiliki seorang kakak perempuan yang tidak hanya sekadar saudara, tetapi juga teman curhat yang selalu bisa memahami dan mendukungnya dalam setiap keadaan.

Sebagai siswa kelas 12 yang terkenal di sekolah, Arka merupakan sosok yang banyak dicontoh. Ia tidak hanya aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi sekolah, tetapi juga dikenal karena kepemimpinan dan karismanya. Arka memegang peranan penting dalam berbagai organisasi, seperti OSIS, Pramuka, Paskibra, dan bahkan pada masa ia menjabat di OSIS pernah mengaktifkan ekskul bulu tangkis di sekolahnya. Kepemimpinan Arka di OSIS dan berbagai kegiatan lain menjadikannya figur yang banyak dikenal dan dihormati oleh teman-temannya.

Meskipun Arka dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul dan ekstrovert di kalangan teman-temannya, ia juga memiliki sisi introspektif yang mendalam. Di luar kesibukan dan perannya di sekolah, Arka sering merenung dan mencari makna dalam hubungan serta perasaan pribadinya. Kecerdasannya dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai situasi membuatnya disukai banyak orang, dan sifatnya yang mudah didekati membuatnya mampu menjalin hubungan yang erat dengan teman-temannya.

Suatu hari, ketika Arka memimpin pertemuan siswa baru di sekolah, matanya tertuju pada seorang gadis yang duduk di tengah ruangan. Wajah gadis itu terlihat canggung, tapi ada sesuatu yang membuat Arka penasaran.

"Siapa dia?" Pikir Arka dalam hati. Biasanya, ia tidak terlalu memperhatikan orang asing, apalagi siswa-siswi yang baru masuk sekolah. Namun kali ini, ada yang berbeda.

Setelah pertemuan berakhir, Arka mendekati Bima, sahabatnya. "Bim, lo tahu nggak siapa cewek yang duduk di tengah tadi? Yang agak pendiam?"

Bima tersenyum sambil mengangguk. "Oh, itu Nadia. Anak kelas 10. Kenapa, Ka? Suka, ya?"

Arka hanya tersenyum kecil. "Entahlah, gue cuma penasaran aja."

Hari-hari berlalu, dan Arka semakin sering memperhatikan Nadia. Dari caranya berbicara, tersenyum, dan berinteraksi dengan orang lain, ada sesuatu yang tampak berbeda. Nadia terlihat anggun, cerdas, dan penuh percaya diri. Ketertarikan Arka mulai tumbuh lebih dalam.

Suatu hari, Arka memberanikan diri untuk mengirim pesan WhatsApp kepada Nadia.

“Hai, Nadia. Ini Arka dari OSIS. Gue butuh bantuannya soal data penerima beasiswa yang belum lengkap, lo salah satunya, kan?”

“Oh, hai Arka. Iya, benar. Tapi aku nggak tahu siapa aja yang datanya belum masuk. Kalau kamu mau, aku bisa bantu cari tahu.”

Dari percakapan kecil itu, hubungan mereka perlahan mulai berkembang. Nadia tampak ramah dan terbuka, dan mereka mulai sering berbicara, tidak hanya soal sekolah tapi juga tentang hal-hal pribadi.

Selama beberapa minggu, Arka dan Nadia sering bertemu di sekolah, entah saat istirahat atau pulang sekolah. Mereka berbicara tentang OSIS, keluarga, dan kehidupan sekolah. Arka mulai merasakan kedekatan emosional yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Di mata Arka, Nadia adalah gadis sempurna yang anggun dan cerdas. Setiap kali Arka berada di dekat Nadia, ia merasa nyaman.

Namun, ada sesuatu yang mengganjal. Teman-teman Arka mulai memperingatkannya.

“Ka, hati-hati sama Nadia. Dia udah punya banyak cerita buruk soal cowok,” kata Bima suatu sore.

Arka tersenyum kecil, merasa yakin bahwa Nadia yang ia kenal tidak mungkin seperti yang dikatakan Bima.

Namun, semakin lama, Arka mulai merasakan perubahan. Nadia sering menghilang tanpa kabar, tidak membalas pesannya, dan sering terlihat bersama Dimas, seorang siswa kelas 10 yang dikenal sebagai siswa baru. Arka merasa ada yang salah, tapi dia berusaha menepis pikiran negatif itu.

Suatu sore, Arka melihat Nadia berbicara dengan Dimas di ruang kelas. Mereka terlihat akrab, bahkan terlalu akrab. Arka berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu hanya pertemanan, tapi rasa cemburu mulai menguasainya.

“Kamu kok sering jalan sama Dimas, Nad?” tanya Arka suatu hari saat mereka pulang bersama.

Nadia tersenyum tipis. “Kita cuma teman, Ka. Jangan terlalu berpikir jauh.”

Namun, hati Arka tidak bisa tenang. Semakin sering ia melihat Nadia dan Dimas bersama, semakin besar keraguannya. Hingga suatu hari, Arka mendengar kabar dari teman-temannya bahwa Nadia dan Dimas diam-diam berpacaran.

Arka mencoba untuk berbicara dengan Nadia, namun Nadia selalu mengelak. Sampai akhirnya, pada suatu sore yang kelam, di bawah pohon rindang di taman sekolah, Nadia tiba-tiba meminta putus. Arka terkejut, meskipun jauh di lubuk hatinya ia sudah menduga hal ini terjadi.

Arka merasa sangat kecewa dan marah setelah mengetahui bahwa Nadia telah berselingkuh dengan Dimas. Meskipun Nadia tidak mengakui perselingkuhannya secara langsung dan tiba-tiba meminta putus tanpa memberikan alasan yang jelas, Arka akhirnya mengetahui dari teman-temannya bahwa Nadia sebenarnya sudah memiliki pria lain selama mereka berpacaran. Hal ini membuat Arka merasa terkhianati dan dibodohi oleh Nadia yang selama ini ia kagumi sebagai sosok anggun dan cerdas.

Arka mengalami masa terpuruk, menyesali ketertarikan dan keputusannya untuk menjalin hubungan dengan Nadia. Dia menyadari bahwa hubungan mereka hanya didasarkan pada keinginan Nadia untuk status dan popularitas, bukan cinta sejati.

Meskipun berat, Arka akhirnya bisa melepaskan hubungan tersebut setelah mendengar kabar perselingkuhan Nadia dan memahami bahwa mengakhiri hubungan adalah keputusan terbaik. Sementara itu, Nadia pergi begitu saja dari kehidupan Arka tanpa menyesali perbuatannya, meninggalkan Arka dengan rasa kecewa dan patah hati yang mendalam.

Arka berdiri sendirian di taman, menatap langit yang kini semakin gelap. Suasana yang tenang hanya menambah kesedihan yang menghantui dirinya. Ia tahu, kali ini, cinta dan pertemanan yang telah dia bangun dengan Nadia harus berakhir dengan cara yang menyakitkan. Arka menyadari betapa berbedanya Nadia dari sosok yang selama ini ia kagumi dan cintai. Dengan berat hati, ia harus mengakhiri hubungan yang penuh ilusi ini dan memulai langkah baru dalam hidupnya.

Bantu vote teman-teman 😄🫵

KISAH TANPA DIRIMU (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang