Bab 10 : Bayang Bayang Masa Lalu

29 16 1
                                    

Happy Reading Yaaa!! 😊📚
___•___

Setelah kencan pertama mereka, Arka dan Laura merasakan kebahagiaan dalam hubungan baru mereka. Namun, kebahagiaan itu mulai diganggu oleh perasaan canggung dan ketidakjelasan yang menghantui Arka. Meskipun mereka sering berkomunikasi, Arka merasa ada sesuatu yang belum sepenuhnya jelas tentang Laura.

Suatu sore, mereka bertemu di kafe favorit mereka. Suasana hangat di kafe itu kontras dengan ketegangan yang merayapi pertemuan mereka. Arka merasa bahwa ada sesuatu yang perlu dibicarakan secara mendalam.

"Kamu lagi sibuk, ayy?" tanya Arka, mencoba memulai percakapan dengan topik ringan.

"Enggak kok, ayy. Aku cuma lagi ngerjain tugas sekolah. Kamu gimana?" jawab Laura dengan nada ceria, meskipun dia merasa tegang.

"Eh, ngomong-ngomong, waktu itu aku sempat lihat nama Dika di ponsel kamu. Kenapa dia masih ada di kontak kamu?" tanya Arka, langsung mengungkit topik yang lebih sensitif.

Laura terdiam sejenak, wajahnya menegang. "Oh, Dika. Dia... mantan aku," jawab Laura, nada suaranya agak menurun.

Arka merasa sedikit frustrasi. "Aku udah tahu dia mantan kamu, Ra. Tapi kenapa kamu masih berkomunikasi sama dia? Aku pikir kamu sudah benar-benar move on."

Laura merasa tersinggung. "Gue masih bisa berteman sama orang dari masa lalu gue, Ka. Kami cuma sesekali komunikasi. Itu bukan berarti gue belum move on."

"Jadi lo masih nyimpen hubungan dengan mantan lo?" Arka mulai terdengar kesal. "Gue pengen ngerti, apakah lo benar-benar sepenuhnya move on, atau cuma sekadar berpura-pura."

Laura merasa emosi mendidih. "Gue merasa nggak adil kalau lo menilai gue kayak gitu. Gue butuh waktu untuk bener-bener melepaskan semua, dan itu bukan berarti gue nggak serius sama lo!"

Arka berdiri dari kursinya, frustrasi. "Gue cuma pengen semuanya jelas. Gue nggak mau ada yang disembunyikan. Kenapa lo nggak bisa buka semua dari awal?"

Laura berdiri juga, menatap Arka dengan marah. "Kenapa lo harus ngerasa berhak tahu semuanya tentang gue? Lo baru tahu ini beberapa waktu lalu, dan gue berusaha jujur sebisa gue. Kalau lo nggak bisa terima itu, mungkin kita memang harus pikirkan lagi!"

Arka merasakan hatinya hancur. "Jadi lo nyuruh gue mundur? Gue cuma pengen tahu apakah hubungan ini layak untuk diperjuangkan atau tidak!"

Laura menghela napas dalam-dalam, air mata mulai menggenang di matanya. "Gue nggak nyuruh lo mundur, Ka. Gue cuma butuh waktu. Gue berusaha move on dari masa lalu, tapi itu proses yang nggak instan."

Arka mendengus kesal, menatap Laura dengan mata penuh kekecewaan. "Jadi lo nyuruh gue mundur? Gue cuma pengen tahu kalau hubungan ini bener-bener berarti buat lo. Kalau nggak, gue harus pikirin lagi!"

Laura menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri meskipun matanya basah. "Gue janji gue akan berusaha lebih baik, Ka. Tapi gue juga perlu waktu. Kalau lo nggak bisa sabar, kita mungkin memang perlu berpikir ulang tentang hubungan ini."

Namun, malam itu berakhir dengan ketegangan yang tak kunjung reda. Mereka berpisah dengan rasa marah yang masih membekas di hati masing-masing. Arka merasa terabaikan dan bingung, sementara Laura merasa dikecewakan dan tertekan.

Hubungan Arka dan Laura baru berusia dua bulan dan sudah dihadapkan pada konflik yang menguji kekuatan mereka. Dengan perasaan campur aduk dan ketidakpastian yang mengganggu, keduanya berakhir dengan marah dan kecewa pada malam itu.

Tanpa penyelesaian yang jelas, mereka pergi masing-masing dengan rasa sakit dan ketidakpastian tentang masa depan hubungan mereka. Akankah mereka bisa mengatasi perbedaan dan kembali menemukan jalan menuju kebahagiaan, atau pertengkaran ini akan menjadi akhir dari cerita mereka? Hanya waktu yang akan menjawab, sementara mereka masing-masing harus menghadapi keputusan sulit tentang masa depan mereka.

JANGAN LUPA VOTE!

KISAH TANPA DIRIMU (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang