"pin ... Kamu mau gak jadi tunangan aku?" Tanya seorang gadis, yang tak lain adalah Marsha.
Brushhh!
Mulutnya yang tadi nya meminum air putih, menjadi keluar lagi karena perkataan Marsha.
"Hah!?" Terkejut pinko, lalu ia menatap Marsha.
"Plis ... Sebenarnya, aku gak mau di jodohin tapi ... Keluarga laki laki nya maksa" jelas Marsha sebelum ia ditolak pinko.
Pinko yang mendengar sedikit penjelasan Marsha, sedikit menghela nafasnya dengan cukup panjang.
"Oke" putus pinko, membuat Marsha sumringah.
"Makasih pinko" ucap senang Marsha, lalu reflek memeluk pinko.
Pinko pun sedikit tersentak, namun ia balas pelukan Marsha dan tentu sedikit tersenyum tipis.
Beberapa menit kemudian, mereka akhirnya melepaskan pelukannya. Dan sadar tak sadar, pipi Marsha menjadi merah merona.
Marsha lalu sedikit berjalan ke arah sofa yang terletak di sana, dan mengambil sebuah lembaran lalu memberikan nya ke pinko.
"Apa ini?" Tanya pinko bingung.
"Ini surat buat pertunangan kita, dan buat bukti kalo aku udah punya tunangan" jawab Marsha dengan mantap.
Pinko mengangguk mengerti, lalu ia menandatangani lembaran tersebut tanpa membacanya terlebih dahulu.
"Oke sudah" ucap nya, sambil memberikan lembaran tersebut ke Marsha.
Dengan senang hati, Marsha menerima lembaran itu dan menyimpan nya kembali ke tas nya.
****
Hari berganti, kini pinko di perbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit. Namun, ingatanya masih belum kembali.
"Untuk sekarang kamu tinggal di rumah ku aja, lagian kau sekarang tunangan ku" ucap Marsha di sebelah pinko.
"Apa gak ngerepotin?" Tanya pinko dengan ragu.
"Enggak sama sekali" jawab Marsha dengan senyuman manis yang terukir.
Sejenak pinko terpana dengan senyuman tersebut, ia seperti merasa Dejavu namun ia masih tidak mengingat nya dimana.
****
Marsha dan pinko akhirnya sampai di apartemen Marsha, yang letaknya di jakarta.
Pinko dan Marsha pun segera merapikan baju mereka, meskipun awalnya pinko sungkan. Namun dengan segenap hati Marsha meyakinkan, dan hal tersebut ampuh untuk pinko.
Setelah di bereskan, Marsha meminta asisten nya untuk membelikan mereka berdua makanan. Dan setelah makanan sampai, mereka pun makan malam dan tidur di kamar masing masing.
Berbeda dengan pinko yang sudah ke alam mimpi, Marsha di kamar nya masih terjaga.
"Akhirnya ..." Gumam Marsha dengan senang dan senyuman merekah.
****
Pagi harinya, pinko terbangun dari tidurnya karena sinar matahari mengenai matanya. Mau tidur lagi namun pinko tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daragana
Fiksi PenggemarDaragana gabungan dari kata Sansekerta dharma dan ragana. arti yang sangat dalam untuk orang yang berada di dalam nya. perjuangan, pengabdian, kesetiaan dan hal berharga lainnya. BXG