"bentar ... Kita mau kemana?" Tanya seorang gadis yang sedikit bingung.
"Udah, liat aja dulu ..." Jawab seorang pemuda di samping sang gadis.
Mendengar jawaban itu, si gadis pun mengalihkan pandangan nya ke arah luar jendela. Dengan sedikit menghela nafas panjang.
Saat ini, dua orang insan ini tengah berada di dalam mobil. Dengan sang pemuda yang menyetir, dan sang gadis yang menumpang di sampingnya.
***
Beberapa saat kemudian, mobil hitam datang di depan sebuah kantor yang cukup besar namun tidak terlalu mewah.
"Lho! Ini dimana sih bang ...?" Tanya nya dengan sedikit lelah.
"Kan aku udah bilang kemarin, kita mau nikah sekarang" jawab si pemuda sambil melepaskan selt bet nya.
Pemuda tersebut pun keluar, dan berjalan ke arah kursi penumpang samping. Lalu pemuda itu, membukakan pintu untuk gadis kesayangan nya, alias calon istri nya.
Gadis itu pun keluar dari mobil nya, di bantu dengan sang pemuda juga. Setelah keluar, pemuda itu menutup pintu mobilnya dan menarik tangan si gadis untuk bergandengan dengan nya.
Mereka berdua segera berjalan masuk ke arah kantor yang cukup besar, namun tak terlalu mewah.
Saat masuk, mereka langsung dipersilahkan untuk ke ruang tunggu oleh pegawai setempat.
Sesampainya di tempat tunggu, mereka duduk sebentar. Sampai nanti, mereka akan dipanggil oleh petugas lainnya.
"Ini ... Beneran?" Tanya gadis itu sekali lagi, dia masih benar benar tak percaya akan keadaan yang mendadak ini.
"Iya ... Beneran, kamu gak mimpi kok cil" jawab sang pemuda dengan sedikit ejeken.
"Cih, mentang mentang udah gede ..." Cibir si gadis sambil menatap sinis sang pemuda.
Melihat hal itu, sang pemuda terkekeh pelan. Lalu, ia tersenyum tipis.
"Makasih untuk semua nya ya ..." Ucap sang pemuda sambil menatap kosong ke arah depan.
Mendengar ucapan sang pemuda, membuat si gadis menoleh ke arahnya dengan tatapan bingung.
"Gak usah gak papa kok ... Lagian kalo gak ada kejadian itu, aku gak akan nemuin kamu" balas si gadis, dengan menatap teduh mata pemuda yang mengarah ke depan.
"No 4 silahkan masuk" tiba tiba petugas datang, dan memanggil nomor mereka berdua.
Segera, mereka berdiri dan berjalan mengikuti si petugas. Tentu saja, tangan mereka bertaut.
Sesampainya di ruangan yang di tuju, petugas membukakan pintunya dan mempersilahkan mereka untuk masuk.
Mereka pun masuk, disana ada satu orang dan dua kursi di depannya. Mereka berjalan mendekati kursi tersebut, dan duduk di sana.
"Jadi ... Kalian yang mau menikah?" Tanya seorang pria tua yang ada di depan mereka.
"Benar pak" jawab sang pemuda dengan tegas dan tenang.
"Dari data nya ... Kamu lebih tua, dan pasangan mu lebih muda setahun dari mu"
"Apa ... Orang tua kalian memperbolehkan nya? Dengan mental dan umur kalian yang sekarang, membuat beberapa orang was was"
"Orang tua saya mengizinkan nya pak, dan sebenarnya ... Itu juga sedikit tuntutan bahwa saya harus menikah segera mungkin dengan pasangan saya" jawab gadis itu dengan tenang, toh dia juga pingin sama pasangan nya ini.
"Saya juga pak" sahut sang pemuda.
"Baiklah ... Kami akan proses permintaan kalian, mungkin akan sedikit lama" ucap pria tua itu dengan senyuman lebar.
"Terima kasih atas kerjasama nya pak" balas pemuda itu dengan nada sedikit senang namun juga tegas.
"Iya, sama sama, semoga ... Kalian juga terus selalu bersama dalam suka maupun duka" ujar pria tua itu dengan nada ikhlas.
"Kalau begitu ... Kami permisi dulu" pamit sang pemuda, lalu ia berdiri sambil menggandeng erat tangan pasangan nya itu.
Mereka pun segera keluar dari ruangan itu, dan juga berjalan keluar dari kantor tersebut.
Skip!
Mereka akhirnya, sampai di apartemen yang mereka tinggali. Tadi sebelum pulang mereka juga sudah makan.
"Bang ... Cuci kaki sama tangan, habis dari luar lho ..!" Teriak gadis itu dari dalam kamar mandi.
"Males matcha ... Udah enak gini ..." Balas sang pemuda, yang tak lain adalah Gito.
Saat ini, Gito atau pinko sudah kembali ingatan nya. Sehingga nama pinko sudah tidak ada lagi.
"Aduh ... Bandel banget" keluh Marsha yang keluar dari toilet.
Marsha berjalan mendekati Gito, yang tengah berbaring di sofa empuk di apart nya.
"Astaga ... Ayo bang ..." Ucap Marsha sambil menarik Gito untuk pergi ke kamar mandi.
Namun, karena badan dan tenaga Gito lebih besar daripada Marsha. Marsha pun tidak membuat Gito bergeming.
"Nanti gak dapet cium dari aku" ancam Marsha, membuat Gito langsung berdiri dan ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya.
"Dikasih ancaman baru aja mau" cibir Marsha, lalu ia duduk di sofa dan membuka ponselnya.
Dan terlihat, chat dari ketiga temannya yang sedang curhat di grup khusus mereka itu.
Kathrina yang sudah bertemu dengan hellion, namun ada sedikit kendala. Ashel yang bersama dengan oniel, namun ia terlalu friendly. Dan indah yang mengungkapkan, bahwa ollan akhir akhir ini mengajaknya makan malam.
"Dah punya gandengan aja nih ..." Gumam Marsha sambil terkekeh.
Cklek!
Pintu kamar mandi terbuka, terlihat Gito yang hanya memakai handuk di atas pusar nya sampai di atas lututnya.
"Lagi apa cha?" Tanya Gito, sambil sedikit mengeringkan rambut nya dengan handuk.
"Ini bang ... Temen aku" jawab Marsha yang masih menatap ponselnya.
Sedangkan Gito hanya ber oh ria saja, lalu ia mendekat ke arah Marsha untuk mengkepo i cerita teman teman Marsha itu.
To be continued
Hay guys ... Ada sedikit info yak.
Nanti tinggal beberapa chap, cerita ini akan end.
Dan sehari setelah end, maka ... Cerita nya author unpublish.Udah itu aja info nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daragana
FanfictionDaragana gabungan dari kata Sansekerta dharma dan ragana. arti yang sangat dalam untuk orang yang berada di dalam nya. perjuangan, pengabdian, kesetiaan dan hal berharga lainnya. BXG