08: TERPESONA

0 0 0
                                    

HOLLA GUYS👐
GIMANA KABARNYA?
SEMOGA SELALU SEHAT WA ALFIAT YAA

SEKARANG AKU MAKIN RAJIN NIH UPDATE CERITANYA.
MAAF KALO BUAT KALIAN NUNGGU.

SELAMAT MEMBACA🍀🍀

Di jalanan Surabaya yang sangat ramai dan macet, Arka dengan motor ninja hitamnya melaju dengan melesat antara kendaraan demi kendaraan di depannya.

Sesekali laki-laki itu melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah 10, yang berati Arka sangat lah terlambat.

Namun karena semangat nya untuk menimba ilmu, biarlah ia terlambat, yang terpenting ia sekolah hari ini.

Tak lupa ia mampir ke warkop bangjak, yakni tempat nongkrong alias bolos anak-anak Hercules.

"Lek, nitip Yo,"ujar Arka.

"Okeh, siap,"ucap sang pemilik warkop.

Arka lalu memakirkan motornya diantara banyak motor yang terparkir disana.

Laki laki dengan rambut lurus namun berantakan itu berlari menuju belakang sekolah.

Setelah sampai, ia lalu memanjat pagar tinggi itu. Untungnya ada tangga yang biasa digunakan murid lainnya jika terlambat untuk masuk sekolah.

Saat ia sudah tiba di dalam sekolah, laki laki itu lalu segera menuju kelasnya. Namun ia lupa jika kelasnya sedang diajar guru paling baik, baik sekali di seluruh Antero bumi ini.

Namanya Bu Rahma, namun siswa di sana biasa menyebut beliau Bu Rahwana. Karena kejam jika sedang melihat sesuatu yang tidak benar.

Sedikit saja ia melihat ke tidak benaran, ia langsung mengamuk dengan senjata bambu runcing yang selalu beliau bawa.

Arka akhirnya tidak jadi masuk ke kelasnya. Ia lalu melipir menuju ke kantin.

Namun saat menuju ke sana, tiba tiba ia di teriaki seseorang dari arah lapangan.

"AWASSS!!"

sontak Arka lalu menoleh dan melihat sebuah bola voli menuju ke arahnya.

Langsung saja ia menangkap bola itu tepat di depan bolanya.

Arka lalu sedikit memainkan bola itu, sebelum seseorang datang dan mencoba mengambil bola itu.

"Maaf ya, enggak sengaja. Bolanya mana?,"ujar orang itu dengan memajukan tangannya.

Arka lalu merunduk dan melihat seorang perempuan dengan jilbab hitam yang ia kenakan.

Arka terdiam sejenak memandang perempuan itu. Ia menatap lekat-lekat wajah Audy yang cukup dekat dengannya.

"Ehemm. Bukan muhrim. Mana bolanya, kita mau main."

Deheman Audy membuyarkan pikiran Arka. Setelah sadar, ia mengembalikan bola itu dan hendak menuju ke kantin saja.

Namun di belakang Audy sudah ada pak Mamat, guru olahraga yang merangkap juga guru BK ini langsung memegang tangan Arka.

"Arka, kamu terlambat lagi. Gak ada kapok kapoknya ya,"ujar pak Mamat.

Tanpa sahutan sama sekali karena Arka juga tidak ingin berlanjut semakin lama, ia pasrah saja di geret ke kantor BK du dekat perpustakaan.

Samapai di ruangan BK, ia di ceramahi habis habisan tanpa adanya pernyataan dari Arka. Karena untuk apa disahuti jika itu akan sia sia. Dia hanya berdiam meskipun gurunya ini selalu berbicara tanpa henti.

Ceramah itu lun berakhir dengan Arka yang di jemur di depan tiang bendera dengan posisi hormat. Ia di beri waktu sampai jam pelajaran ke dua dimulai.

Setelah setengah jam berlalu, akhirnya datanglah bel istirahat. Semua siswi berkerumun menuju ke kantin untuk mengisi kekosongan perut mereka.

Amanah Cinta (2023)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang