4.

258 25 13
                                    

3 bulan kemudian, Wooyoung sudah kembali berkumpul dengan keluarganya. Tentu selama 3 bulan tersebut kebiasaan berlibur Wooyoung berubah, kini dirinya menjadi lebih produktif dan akhirnya mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan yang sama dimana Daehwi dan Felix bekerja.

Di pagi yang sial ini Wooyoung harus terburu buru lantaran ia sudah cukup kesiangan dan mungkin akan terlambat dan sudah dibayangkan pula bagaimana omelan atasannya nanti.

“Wooyoung sarapan dulu sayang” ucap sang mama memperhatikan gelagat Wooyoung kebingungan kesana kemari mencari sesuatu.

“Ma, liat Ipad Wooyoung gak ya? Kemarin ketinggalan dideket meja makan” Tanya Wooyoung dengan nada memburu.

Yang ditanyai merasa kebingungan “Hah? Ya mana mama tau, itu kan barang kamu sendiri” ucap sang mama sembari menata berbagai menu sarapan diatas meja makan.

Wooyoung menghela nafas beratnya, kesal dengan dirinya sendiri yang terlalu ceroboh meletakkan barang. “Duh mana Wooyoung dah telat banget” gumamnya masih berusaha mencari barang yang dimaksud hingga mengobrak abrik meja makan dan sekitarnya.

Baik sang mama maupun sang papa menggelengkan kepalanya pelan kala memperhatikan gelagat Wooyoung, “Udah jangan diberantakan semua, gak gitu cara nyarinya. Kamu berangkat aja nanti biar abang kamu susulin dikantor kamu” titah sang mama tak ingin Wooyoung mengobrak abrik seisi rumah hanya karena benda canggih persegi panjang tersebut.

“Paling iseng diambil Minjae, atau nanti papa susulin kalau udah ketemu. Sekarang berangkat kerja dulu, katanya udah telat banget” ujar sang papa yang menjadi tak fokus membaca korannya.

Wooyoung mencebikkan bibirnya sembari menghela nafas, “Ya udah deh, Wooyoung berangkat dulu ya”

“Hati hati nyetirnya!” teriak sang mama sebelum Wooyoung berjalan turun menuju garasi.

Selama didalam mobil entah mengapa Wooyoung merasakan kesal yang luar biasa, hanya karena dirinya yang lupa menaruh barangnya sendiri ia menjadi begitu amat kesal ditambah dengan rasa cemas yang membelenggunya, menjadikan combo yang hampir membuat Wooyoung meledakkan amarahnya.

“Mana dokumen kemarin belum gue back up lagi, sial!” umpat Wooyoung merasa kesal.

Ya, memang Wooyoung lebih produktif di 2 bulan pasca kembali dari Amerika, namun akhir akhir ini Wooyung juga merasakan perubahan mood yang begitu amat cepat berubah bahkan hal kecil pun mampu dijadikan sebuah masalah, seperti contohnya pagi ini.

Beruntung dengan jalanan yang tak begitu padat seperti biasanya, Wooyoung menghela nafasnya lega lantaran hanya terlambat 15 menit dari toleransi keterlambatan yaitu 30 menit setelah jam masuk yang sudah di tetapkan.

Tentu Wooyoung tak akan membuang waktunya sedikitpun, ia harus cepat cepat tiba diruangan kerjanya sebelum boss menyebalkannya itu akan mengomelinya lantaran tak ada hentinya boss menyebalkan itu mengomeli serta menyuruhnya ini itu seperti taka da pekerja lain yang senggang tak memiliki pekerjaan yang tengah digarap.

Setibanya diruangan lagi lagi Wooyoung merasakan lega lantaran batang hidung sang boss belum terlihat, hanya terlihat teman teman satu divisinya saja yang sudah hadir tertib.

“Woo kata gue lo buruan duduk pura pura sibuk deh seb—”

“Wooyoung keruangan saya!”

Sial!

Belum selesai Daehwi memberi Wooyoung saran yang begitu amat berguna, bertepatan dengan itu sang boss menyebalkan datang lantas menyeret Wooyoung yang mungkin akan diberi segunung pekerjaan.

Bila ditanya bagaimana raut Wooyoung saat ini? Maka akan dijawab oleh orang orang begitu amat jelek, lesu dan menyedihkan lantaran baru saja menaruh tas yang dibawa, Wooyoung sudah diseret begitu saja oleh pria menyebalkan bernama Seo Changbin yang menjabat sebagai ketua divisi sumber daya manusia tersebut. Mengapa Changbin selalu menyeret Wooyoung? Entahlah tak ada yang tau pikiran boss cebol menyebalkan itu.

Begin Again (Sanwoo) [Reworking]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang