8.

222 22 4
                                    

3 hari sudah berjalan, Wooyoung murung; mengurung diri di dalam kamarnya tak memiliki niat keluar dari sana, bahkan makanan yang di antarkan repot-repot oleh sang ipar untuk asupannya hanya ia icip sedikit guna tuntutan nutrisi untuk sang buah hati.

Isakan terus disuarakan, rencana dan ekspetasi Wooyoung seketika hilang dan hancur berkeping-keping seolah tidak sanggup di perbaiki ataupun di susun kembali.

"Hiksssssssssss" tangis Wooyoung, meringkuk sembari merasakan kram perut yang luar biasa menyesakkan. Berkali-kali sudah Wooyoung merasakan rasa sakit tersebut, mungkin karena rahimnya yang semakin membesar.

Suara pintu kamar Wooyoung terbuka, si pemilik sudah hafal dengan siapa yang akan masuk ke dalam kamarnya, duganya adalah sang ipar namun nampaknya kali ini dirinya salah lantaran bau parfumnya berbeda dari bau yang selalu menempel pada tubuh sang ipar.

"Hey sayang"

Ya bau parfum tersebut ialah milik Mama Krystal yang entah sejak kapan datang mengunjungi sang buah hati.

Dengan cepat Wooyoung membalikan badannya saat merasakan pelukan sang mama dari belakang lantas memeluk tubuh yang dirindu serta dibutuhkan dekapannya tersebut.

"Mama hikkksssssssssssss" tangis Wooyoung semakin pecah kala sang mama membalas pelukannya dengan elusan penenang. Seketika pula kram perut yang tengah dirasakan sejenak menghilang.

"Stttttttttttttttttttt jangan nangis lagi, mama disini" bisik Mama Krystal sembari menghujami pucuk kepala Wooyoung dengan kecupan.

"M—ma—maafin Wooyoung Ma" Wooyoung memaksa dirinya bersuara, tentunya dengan dihiasi nafas tersengal-sengalnya.

Mama Krystal masih tetap membiarkan Wooyoung selesai dengan tangisnya lalu menenangkan diri terlebih dahulu, sebelum lanjut diajak bicara olenya.

Nafas Wooyoung masih terdengar tersengal-sengal, bahkan mata yang tadinya indah dirusak oleh sembab dan bengkak akibat tangis yang tak kunjung berhenti selama 3 hari ini.

"Nangisnya udah sayang?" Mama Krystal bertanya dengan nada halus dan lembutnya.

Wooyoung mengangguk lantas mengusap air mata yang tersisa; menetes di pipi gembilnya.

"Bisa jelasin semuanya ke mama sayang? Everything, mama mau denger semuanya dari mulut kamu sendiri. Pelan-pelan aja" pinta Mama Krystal ikut membantu Wooyoung mengusap sisa air matanya.

Sekejap Wooyoung mengatur nafasnya terlebih dahulu; menarik dan menghembuskan, guna merileks-kan diri.

"Waktu Wooyoung di US, Wooyoung dateng ke pesta reuni fakultas terus disana Wooyoung minum, b—biasanya Wooyoung bisa kontrol diri Wooyoung dan menetralisir alkohol seberat apapun kadarnya. T—tapi gak tau waktu itu Wooyoung gak bisa, Wooyoung mabuk berat terus Woo—Woo—Wooyoung ti—tidur sama orang, gak tau sama siapa. Maaf Wooyoung udah ceroboh dan gak bisa jaga diri, maaf Wooyoung udah mempermalukan mama sama papa" sebisa mungkin Wooyoung menjelaskan semuanya kepada sang mama walau dihiasi dengan nafas tersengal-sengalnya.

Mama Krystal tentu sedih mendengar penjelasan dari sang anak, tentu terdapat rasa kecewa di dalam hatinya yang paling dalam,

"Terus kamu udah jelasin semuanya ke abang kamu?" tanya Mama Krystal.

Wooyoung mengangguk pelan, "Udah, abang baru cari siapa ayah dari bayi ini" kemudian menundukkan kepalanya bermaksud menujukan perut buncitnya pada sang mama.

Mama Krystal memejamkan mata dan mengehembuskan nafasnya sejenak, agaknya belum merasa terima dengan ini semua. Ia semakin menyalahkan diri lantaran lalai mengawasi sang anak dari bebasnya pergaulan di luar sana.

Begin Again (Sanwoo) [Reworking]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang