6.

234 26 10
                                    

Meski memasuki usia kehamilan 4 bulan, Wooyoung tetap menjalani harinya seperti biasa meski ada suatu hal yang harus dijaga dengan penuh kehati-hatian. Ya, kehamilannya tetap ia rahasiakan dari siapapun, tidak ada yang mengetahuinya selain sang sahabat dekat; Yunho.

Sepulang kerja Wooyoung memutuskan untuk melakukan USG tentunya seorang diri lantaran Yunho sudah bercakap bahwa tak dapat menemaninya sebab adanya meeting yang tak dapat ditinggalkan.

Sudah kali kedua Wooyoung melakukan USG selepas pertama mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung sosok jabang bayi yang entah anaknya dengan siapa.

"Ini adeknya gak mau diliat kelaminnya, harusnya udah bisa kelihatan sih" ujar sang dokter kandunngan yang tengah memeriksa Wooyoung.

"Mmmmmm kalo bisa rahasiain aja dok hehehe, mau jadi surprise aja pas udah lahir" sahut Wooyoung dengan senyum merkahnya menatap monitor yang menampakkan sosok makhluk hidup yang berada didalam perutnya, entahlah rasa sayang terhadap janin yang tengah dikandungnya semakin membesar.

Setelah selesai melakukan pemeriksaan serta mendapatkan beberapa saran dari dokter Wooyoung lekas melajukan mobilnya menuju rumah.

Sesampainya dirumah Wooyoung disambut hangat oleh sang keponakan hiperaktifnya "AYIIIIIII!!!" panggil Minjae bersemangat hendak memeluk tubuh Wooyoung.

Wooyoung terkekeh menanggapi tingkah gemas Minjae yang dengan semangat ingin meminta gendong, "Ayi mau gendong" lantas diangkatnya tubuh Minjae untuk Wooyoung gendong menyamping sembari menyodorkan satu kantung plastic berisikan ice cream, "Ice cream buat Minjae karena kemarin udah pinter bantu pijitin kaki Ayi".

Minjae sontak merasan senang dan kegirangan, "YEEEEEE!! dapet es klim dari Ayi".

"Minjae! Ayi capek itu lho kamu kok malah minta gendong, sini mama gendong aja" celetuk Seonghwa memarahi Minjae yang tak mengerti kondisi Wooyoung yang mungkin merasa lelah setelah seharian bekerja, lantas menarik tubuh Minjae untuk berpindah ke dalam gendongannya. "Tumben kamu baliknya telatan dikit?" tanya Seonghwa kepada Wooyoung.

"Hehehe tadi pas beliin es krim Minjae ngantri banyak" bohong Wooyoung, "Oh iya abang dimana ya kak?" tanyanya kemudian.

Seonghwa mengarahkan kepalanya, bermaksud menunjuk dimana sosok yang dicari Wooyoung berada "Di ruang kerjanya. Kenapa Woo?"

Wooyoung menunjukkan deret giginya, "Hehe gak papa kak, nanti ada yang mau Wooyoung omongin sama abang sama Kak Hwa juga".

Merasa penasaran Seonghwa mengerutkan dahinya, "Ada apa hmmmm? Kok kayak ada rahasia gitu?"

"Nanti Wooyoung kasih tau sehabis mandi"

Benar, Wooyoung akan menanyakan keputusan yang sudah dibuatnya selama 2 minggu terakhir ini, bermaksud meminta izin serta pendapat kepada sang abang mengenai keputusannya.

"Gak papa Woo, abang pasti izin-in" gumam Wooyoung menenangkan diri lantaran keputusan yang hendak diambil merupakan keputusan yang perlu dipikirkan dengan matang.

Tak membutuh kan waktu berjam-jam Wooyoung telah menyelesaikan mandinya, lekas melesatkan diri menuju ruang kerja sang abang yang terletak di ruangan paling ujung lantai 1.

Diketuknya pintu sang abang; Hongjoong, "Abang" panggil Wooyoung sedikit lirih, kepalanya mengintip menelisik apakah sang abang dalam mood yang baik/buruk terlebih dahulu sebelum siap diajak bicara serius.

Hongjoong melirik kearah Wooyoung dengan tatapan mematikannya, "Kenapa?" tanyanya singkat.

Agaknya Wooyoung merasa sedikit ragu dan takut untuk mengatakan maksudnya, "Gak jadi deh bang, besok aja. Maaf kalo ganggu" lantas ditutupnya pintu ruangan yang sempat ia buka kembali, sebelum suara Hongjoong menginterupsi,

Begin Again (Sanwoo) [Reworking]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang