7.

224 27 4
                                    

Hari ini hari terakhir Wooyoung bekerja, bahkan sosok yang dikenal dengan 'babu abadi ketua tim HR' tersebut mengerjakan pekerjaanya dengan bersemangat serta dihiasi wajah cerah sumringah terpancar. Wooyoung merasa ia sudah berada di ujung akhir penderitaanya, lantaran esok tak ada lagi julukan 'babu abadi' baginya, ini sudah yang terakhir dan ia merasa begitu amat lega.

Senyuman itu tak pernah luntur kala Wooyoung memberikan pekerjaan terakhirnya pada Changbin; ketua tim HR, menunggu sang ketua mengatakan beberapa patah katanya untuknya,

"Bagus" puji Changbin menanggapi hasil kerja Wooyoung yang begitu memuaskan. "Ini serius kamu mau mengundurkan diri Wooyoung?" imbuhnya sedikit tak rela Wooyoung mengundurkan diri secara tiba-tiba.

"Iya pak, mohon maaf tidak bisa kembali bekerja sama dengan bapak" balas Wooyoung sembari membungkukkan badannya.

"Huffttttttttttt coba dipikirkan kembali ya Wooyoung, karena saya diperintahkan dari atasan langsung kalo saya mau dipindah tugaskan ke kantor lama dan saya mau tunjuk kamu jadi ketua tim HR disini karena potensi dan kinerja kamu yang bagus sekali, saya juga sudah menyarankan kamu ke atasan tapi kamu malah mengundurkan diri gini" jelas Changbin.

Wooyoung memasang raut kebingungan dengan sang ketua tim yang tiba-tiba saja berujar panjang lebar dengannya, "Jadi maksud bapak?-"

"Iya Wooyoung, saya nyuruh kamu ini itu bukan karena saya semena-mena sama kamu, saya mau nguji kelayakan kamu untuk jadi ketua tim HR mengingat kamu juga masih termasuk karyawan baru, tapi potensi dan keterampilan kamu lebih bagus dari teman teman kamu yang lainnya, itu alasan saya menguji, memburuhkan pekerjaan sama kamu semua" potong Changbin menjelaskan maksud dari perlakuannya kepada Wooyoung hingga sang bawahan mendapatkan ejekan canda dari teman-teman satu timnya. "Makannya saya menyarankan kamu buat berpikir kembali ya Wooyoung, masih ada kesempatan buat kamu kalau berubah pikiran" imbuhnya.

Wooyoung nampaknya dilanda seribu kebingungan, dipikir pikir tawaran sang ketua tim sedikit menarik terlebih dirinya bisa menjahili balik sang teman-teman; tidak itu hanya bercandanya, bisa saja ketua tim nya ini berujar hanya karena ingin membujuknya agar ia lebih lama menjadi 'babu' nya bukan?; tidak itu pernyataan yang konyol. Namun apa boleh buat, keputusannya sudah bulat ada sesuatu yang harus disembunyikannya.

Memasang ketawa yang dibuat-buat Wooyoung menanggapi ujaran sang ketua tim, "Maaf sekali pak tapi keputusan Wooyoung sudah bulat, terimakasih telah memberikan saya penawaran yang menarik, tapi mohon maaf harus saya tolak karena keputusan mengundurkan diri saya tidak sanggup saya ganggu gugat. Terimakasih dan maaf, saya izin pamit" lantas membungkukkan diri memberikan rasa hormat kepada sang ketua tim.

"Terimakasih ya Wooyoung" ucap sang ketua tim sebelum Wooyoung menutup pintu ruangan tersebut.

"Terimakasih kembali untuk segalanya pak" balas Wooyoung dengan senyum lebarnya.

Disambut dengan para rekan satu tim, Wooyoung agaknya merasa terkejut lantaran tiba-tiba mereka menghadangnya begitu keluar dari ruangan ketua tim.

"Woo, ini beneran lo resign?" ucap Daehwi sembari memasang raut yang dibuat sedramatis mungkin, "Literally lo bilang mau pindah ke Scotland? Terus kalo gue kangen gimana??? Lo gak mikirin perasaan gue kah?" imbuhnya dengan dramatis berlutut serta menggenggam tangan Wooyoung.

Wooyoung menepis tangan Daehwi, merasa malu dengan lagak alay sang teman "Berdiri anjing drama banget" lirihnya.

"Hiksssss tega lo ya ama bestie lo sendiri" lagi Daehwi berucap lagaknya tengah menjadi lakon dalam sebuah sinetron. 

"Gue gak mau menanggapi manusia alay kaya lo" balas Wooyoung acuh, lalu menghadap ke rekan lainnya yang hendak memberinya sebuah kenang-kenangan.

"Tau tuh lebay, berdiri gak lo!" sahut Felix menendang paha Daehwi sedikit kasar.

Begin Again (Sanwoo) [Reworking]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang