10.

268 30 18
                                    

"Mmmmmmmmhhhhhh"

Desahan disuarakan oleh sosok yang diam tak berkutik merasakan nikmat tiada taranya kala sosok yang diatas; mengukung sembari menggengam kedua telapak tangannya menjamah, 'feeling deep inside' yang mampu membuat menggelinjang merasakan gemetar nikmat disekujur tubuh.

"Sannnnnn pleaseeeehhhh pelan-pelan—fuck yeahhhhhh" pinta sosok submissive dengan mata sayu dan buliran air mata yang menetes membasahi pipi.

"Haahhhh bentar lagi Wooyoung memek lo enak banget" tak gencar sang dominan menghujami lubang senggama hangat milik sang submissive yang semakin mengetat, menumbuknya dengan sedikit kasar; mengejar pelepasan nikmatnya.

"Owwwhhhhhh shithhhhh San gue mau pipis plisssshhhh—NO WAY, SAN PLEASE CABUT KONTOL LO. ADEKNYA MAU KELUAR PLEASEEEEE—AHHHHHHHHHHHH"

Wooyoung menggeleng-gelengkan kepalanya setelah rekaman dari mimpi buruk yang membuatnya terbangun ditengah malam lalu tak lagi menuju lelapnya hingga pagi itu terputar kembali di dalam otaknya.

"Gila sih kataku, parno ampe mimpi begituan. Stress" gumam Wooyoung sembari menikmati semangkuk sereal.

Oh ya, Wooyoung dan San sudah resmi menikah 2 hari yang lalu, itu sebabnya Wooyoung bermimpi buruk hingga tak mampu tidur nyenyak lantaran susasana yang baru seta berbeda membuatnya belum sanggup membiasakan diri dengan itu. Wooyoung juga tidak menyangka bahwa ia harus ikut singgah di rumah milik suami pura-puranya itu serta di hari pertamanya yang sudah merasakan homesick lantaran tak lagi bisa bermanja-manja dengan orang rumah yang biasa membantunya ini itu.

"Gue pengen pulang plissssssss" rengek sandiwara Wooyoung.

"Morning" sahut San yang tak disadari berjalan dibelakang Wooyoung; membuka kulkas mengambil kotak susu dingin guna mengisi cangkir kosongnya lantas ikut mendudukan diri di kursi meja pantry, bersebelahan dengan Wooyoung. "Woi, lo istri gue kan. Gue laper buatin sarapan dong maniss" celetuknya kemudian dengan tatapan serta senyuman tengil jahilnya.

Wooyoung melempar tatap sinisnya, benci dengan panggilan yang San lontarkan kepadanya, "Woi way woi, sopan dikit kek. Lagian apaan istri, istri gitu? Gue laki ye nyet!" ia menggerutui San namun tetap melakukan apa yang San pinta kepadanya.

"Laki kok punya memek, hamil lagi" cerca San lantas memalingkan pandangannya dari tatapan Wooyoung yang semakin menyinis bahkan alisnya sudah menungkik ke atas setelah San sejenak mencuri pandang.

"BUAT SARAPAN LO SENDIRI YA KONTOL! PAGI PAGI UDAH LO BUAT EMOSI AJA GUE" umpat Wooyoung melangkah menuju wastafel disertai dengan napas berapi-apinya, ingin segera kembali menuju kamarnya agar tak menampaki wajah menyebalkan itu lagi.

Terdengar kekehan jahil San, lelaki tersebut menertawai tingkah Wooyoung yang tetap menggerutinya sembari mencuci mangkuk, "Bercanda gue, sensi amat lo. Cepat layani suamimu yang sedang kelaparan ini" imbuhnya dengan nada dramatis diakhir kalimat yang diujarkannya.

"Cipit liyini siimimi ying siding kilipirin ini" Wooyoung menirukan gaya bicara San namun dengan vokal yang terdengar kesal. "Lo mau makan apa?!" tanyanya dengan ketus.

"You know me well Wooyoung" jawab singkat San.

Sekali lagi Wooyoung dibuat kesal, tidak bukan sekali tapi berkali-kali. Tidak ada hentinya setiap tutur, sikap bahkan tingkah laku dari San selalu membuatnya kesal. 'You know me well' katanya, jika ia masih mengingat apa menu sarapan favorit San maka ia sudah bodoh. Sebut saja dirinya masih 'gamon' terhadap pria yang pernah bersamanya 4 tahun lamanya itu.

San memperhatikan tiap gerak-gerik Wooyoung yang tengah bertempur dengan alat dan bahan masakan itu. Ia akui dari pengalaman wisata masa lalunya, masakan Wooyoung memang enak bahkan terlapaui enak. Ia yang biasanya bermodalkan toast atau sereal sebagai sarapannya agaknya merasa sedikit diuntungkan dengan kehadiran Wooyoung kembali.

Begin Again (Sanwoo) [Reworking]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang