9.

256 21 13
                                    

Kedua pria paruh baya bersitatap tenggelam dalam atmosfer mencekam dengan segelas red wine ditangan masing-masing, sudah 5 menit berlalu semenjak meja billiard itu dimainkan seolah dijadikan saksi bisu dari pertarungan sengit antara dua pria yang menyewa tempat tersebut hanya untuk melakukan sebuah perbincangan.

"I thought your son was done with my son" salah satu pria dengan kemeja putih memulai perbincangan.

"They're?" maka pria dengan polo t-shirtnya menyahut sembari meneguk segelas wine yang setia bertengger di tangannya.

Ikut meneguk winenya, pria bersandang kemeja putih lantas menegakan diri "Listen Jisung, gue rasa lo harus lebih perhatiin anak lo karena apa yang udah dilakuin anak lo ke anak gue udah kelewatan"

Pria bernama Jisung lantas menoleh, menatap sang pengujar yang tentu memancing reaksi tercengang dengan semburat urat nadi yang tercetak jelas dikulit, "Apa yang anak itu lakuin ke anak lo, Jaewook?" tanyanya kemudian.

"He impregnated Wooyoung" Jaewook pria yang disebut, tanpa basa-basi mengutarakan inti dari perbincangan mereka, "Sudah dipastikan sama anak paling tua gue kalo ayah dari bayi yang Wooyoung kandung adalah San, gue harap lo tau langkah selanjutnya yang bakal lo ambil" imbuh Jaewook.

Emosi Jisung semakin membuncah setelah mendengar segala ujaran dari teman lamanya, "That brat!" umpatnya; mengumpati kelakuan sang putra yang mempermalukan dirinya dihadapan sosok bermartabat dengan segudang prestasi dalam pengabdiannya pada negeri yang ditinggali ini.

"Gue mau anak lo tanggung jawab atas anak gue, dan gue gak mau kalian mengambil keputusan yang lelet. Gue mau secepatnya! Karena ini mempengaruhi harga diri anak gue" ketus Jaewook berucap penuh dengan penekanan disetiap kalimatnya.

Menanggapi emosi Jaewook yang juga ikut membuncah, sama halnya dengan Jisung bahkan pria tersebut sudah berapi-api, "Sure. Gue bakal suruh anak sialan itu buat tanggung jawab atas perbuatannya"

Jaewook sekelebat menyunggingkan senyum miringnya, "Bagus deh. Cuma itu aja yang mau gue omongin, gue tunggu kabar baik dari lo dan anak lo. Thanks buat traktirannya anw" lalu mulai melangkahkan tungkainya keluar dari tempat tersebut, "Oh one thing, don't put too much pressure on him, lo bakal ngerusak dia" imbuhnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan Jisung terduduk ditemani kesunyian serta pikiran akan perkataannya.

"Choi San sialan!"



***



Tak diperbolehkan pergi keluar rumah demi memenuhi permintaan sang papa dan abang Wooyoung agaknya sudah merasa bosan dengan kegiatan di dalam rumah yang sama saja setiap harinya. Ya untungnya saja dirinya memiliki keponakan yang mampu menghalau rasa bosan yang dirasakannya.

"Ayi bobok sini ya, Minjae priksa Ayi. Nanti Ayi pura-pura sesak napas ya" titah Minjae menyuruh Wooyoung tidur terlentang diatas karpet ruangan tv, tengah bermain dokter-dokteran.

Wooyoung menuruti titahan Minjae, dari kejauhan atau lebih tepatnya dapur; juga aksi bermainnya bersama Minjae disaksikan oleh sang mama dan ipar yang tengah sibuk mempersiapkan makan malam.

"Saya sakit apa ya dokter?" akting Wooyoung bertanya seolah dirinya seorang pasien dan Minjae adalah dokter yang sedang memeriksa perihal gejala penyakitnya.

"Astaga! ini gagal jantung!" celetuk Minjae lekas berpura-pura memompa jantung Wooyoung.

Tak terima dengan celetukan Minjae, Wooyoung lekas mendudukan diri sembari menepis pelan lengan kecil Minjae, "Ah ngawur ah bocil ni mainnya" gusarnya sembari bersedekap dada membelakangi sang keponakan.

"IHHHH AYIII INI KAN CUMA BERCANDA NGAPAIN AYI NGAMBEK?" suara Minjae memekik sembari menarik-narik pundak Wooyoung, membujuk sang ayi agar menyudahi marahnya.

Begin Again (Sanwoo) [Reworking]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang