Part 6 [Revisi]✓

255 11 0
                                    

Happy reading
Selamat membaca
Jangan lupa vote and komen📖

Xavier terhanyut dalam lamunan, ia tidak tahu harus berbuat apa selain menunggu dan terus menunggu entah sampai kapan. Pria itu seakan sudah jatuh pada dalam nya jurang penyesalan.

Beribu kata maaf tanpa henti Xavier gumam kan, berharap putra nya mampu bertahan di dalam sana. Ia mulai sadar dan menyesali perbuatan nya. Saat nanti Gavin bangun Xavier akan menebus semua kesalahan nya.

Jika memang harus, Xavier akan bersujud dan meminta maaf pada pemuda manis itu atas segala perbuatan nya. Bayangan di mana Gavin melompat tanpa beban berhasil membuat pria paruh baya kembali pada kondisi dahulu.

Pakaian berantakan, wajah sembam dengan tatapan kosong bagai tanpa jiwa membuat pria paruh baya itu seperti mayat hidup.

Menyedihkan satu kata yang mendefinisikan keadaan Xavier. Sudah satu jam operasi berjalan tapi belum ada tanda-tanda operasi akan selesai.

Henki menatap sendu Xavier, akibat keegoisan Xavier keadaan malah semakin memburuk. Seharus nya tinggal tunggu waktu yang pas untuk mengungkap hal itu namun kejadian ini di luar skenario Henki.

Otak nya berputar menelusuri ingatan di mana diri nya hampir kehilangan Xavier dan di mana Henki di buat pusing dengan mental Xavier yang semakin down.

Kali ini Henki berharap semua akan baik-baik saja, kalau tidak entah apa yang akan terjadi pada Xavier. Ia memang ingin membuat Xavier menyesal namun tidak dengan hal seperti ini.

"Vier?" Panggil Henki menepuk pelan bahu Xavier tapi pria itu tidak merespon sama sekali, dari sorot mata nya terlihat kekosongan tanpa batas juga keputus'asaan.

"Lo harus kuat. Avin nanti pasti sedih kalau lihat keadaan lo seperti ini, mending lo makan dulu nanti balik lagi" ujar Henki mengusap pelan punggung Xavier tapi lagi-lagi tidak ada respon dari pria paruh baya itu.

Henki berdiri dari duduk nya. Percuma saja jika terus berbicara tanpa bertindak, jadi biarkan dia saja yang membeli makanan lalu nanti berikan pada sahabat nya.

Karna rumah sakit menyediakan fasilitas kantin jadi Henki tidak perlu jauh-jauh membeli makanan. Sebelum benar-benar pergi pria itu sempat bertanya pada Hanz dkk. Apa kah ada sesuatu yang mereka ingin kan namun ke enam remaja itu menggeleng.

Keheningan tercipta setelah Henki beranjak pergi, Hanz dkk melirik Xavier yang melamun di kursi rumah sakit dengan jarak yang lumayan dekat, melihat bagaimana kondisi pria paruh baya itu membuat mereka terenyuh kecuali Hanz yang menatap benci Xavier.

Hanz berdecih pelan, dia kira si brengsek itu akan tertawa bahagia atau merayakan atas apa yang terjadi pada Avin saat ini, tapi nyata nya ekspetasi tidak sesuai realita.

Mereka tahu bagaimana perlakuan Xavier kepada Gavin, meski ada rasa marah dan emosi mengingat hal itu tapi balik lagi mereka sadar bagaimana pun Xavier adalah seorang ayah.

Seorang ayah mana pun pasti akan sangat terluka dan khawatir jika putra nya berada dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, meski mau sejahat apapun seorang ayah tetap tidak akan mengubah kenyataan.

Farzan, adrian, Naya, Rika dan Zahra sangat berharap semoga saja sikap Xavier pada Gavin akan berubah atau setidak nya pemuda manis itu tidak akan merasakan rasa sakit yang di berikan Ayah nya sendiri.

Beberapa menit berlalu, Henki kembali dengan membawa nampan berisi makanan di tangan nya, pria itu lalu mendudukan diri kembali di sebelah sahabat nya.

"Makan dulu, gue udah bawain makanan favorite lo" ucap Henki menyodorkan nampan itu namun untuk ketiga kali nya Xavier masih terdiam membuat Henki sedikit geram.

"Makan dulu vier, kalau nanti lo sakit terus siapa yang akan jaga Avin!" Ujar Henki dengan berharap nampan itu di ambil oleh sahabat nya.

Ucapan Henki berhasil membuat Xavier mengambil nampan itu, Henki benar dia harus makan dan tidak boleh sakit kalau sakit nanti siapa yang akan menjaga putra nya.

Henki menghela nafas lega melihat Xavier makan dengan lahap meski dari sorot mata nya masih menyimpan kekosongan, tapi tidak papa semoga nanti akan baik-baik saja.

Ceklek

Pintu operasi terbuka sontak membuat mereka semua reflek menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.

"Bagaimana dengan operasi nya? Apa berjalan lancar dok?" Tanya Henki mewakili, dia bahkan semua nya berharap operasi berjalan lancar tanpa ada masalah.

"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi pasien mengalami henti jantung dan kami nyatakan pasien meninggal dunia" ucap Dokter itu menghela nafas panjang lalu berjalan meninggalkan mereka semua.




TBC

Gak tau soal beginian jadi maklumin aja yah🗿

Gavin Or Gevan [Ft Transmigration]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang