Happy reading
Selamat membaca
Jangan lupa vote and komen🌟Cafe (flasback 3 bulan lalu)
"Ijin ketoilet sebentar" ujar Henki pada rekan bisnisnya. Pria itu lalu beranjak tapi tanpa sengaja atensinya menangkap sosok pemuda yang nampak familiar.
Tapi Henki berpikir mungkin itu hanya halusinasi saja jadi pria itu lanjut berjalan, banyak sekali rapat hari ini yang membuat dirinya pusing dan lelah.
"Lama-lama gue bisa mati muda" ucap Henki masuk kedalam salah satu bilik toilet.
Beberapa menit pria paruh baya itu keluar dari toilet, sebelum benar-benar keluar Henki menyempatkan diri untuk membasuh wajahnya.
Deg.
Sepintas seorang pemuda lewat dibelakang Henki dan wajah pemuda itu terlihat jelas di cermin.
Secepat mungkin Henki menoleh, dapat dia lihat seorang pemuda tengah masuk kedalam bilik toilet dengan pakaian lusuh.
"G-gua gak salah lihatkan?" Batin Henki dengan wajah terkejut.
Henki terkejut bukan main, pemuda barusan sangat jelas dimatanya itu adalah Gavin anak dari sahabatnya. Tapi seingat Henki Gavin pergi bersama putranya lalu siapa itu?.
"J-jangan bilang itu dia?" Henki cepat-cepat keluar dari toilet, tidak sepenuhnya keluar pria paruh baya itu menunggu sembari bersembunyi.
Drtt
Drtt
Drtt
"Halo?" Henki mengangkat telepon menatap lurus kedepan untuk melihat apa yang dia lihat bukan sekedar halusinasi, pasti pemuda itu akan keluar sebentar lagi.
"............"
"Daddy taruh dilemari" ucap Henki.
"............."
"Oke, tunggu dulu! Avin sama kamu kan?" Tanya Henki
".............."
"Dugaan gue bener" batin Henki.
"............."
"Gak ada daddy cuman nanya aja, kalau gitu daddy tutup teleponnya" ujar Henki menutup sambungan telepon bersamaan dengan itu pemuda tadi keluar dari toilet.
Mata Henki membulat sempurna, sekarang dia benar-benar tidak berhalusinasi. Wajah pemuda itu jelas sangat jelas meski sedikit tertutupi oleh kacamata.
Melihat pemuda itu berjalan pergi, Henki membuntuti pemuda itu tapi ternyata pemuda itu malah berjalan menuju belakang cafe.
"Dia kerja di sini?" Pertanyaan itu terlintas di benak Henki. Pria paruh baya itu lalu membuka ponsel untuk menelpon seseorang yang pastinya akan sangat penting.
"Gue mau lo selidiki seseorang" ucap Henki pada orang yang dia telpon.
".........."
"Oke nanti gue kasih photo dan tempatnya. Tenang aja kali ini bayaran lo bakalan gue tambahin dua kali lipat dari biasanya" ujar Henki terkekeh pelan lalu menutup telepon secara sepihak
[🀄]
Ruang tamu ( 1 minggu kemudian)
"Semua infonya ada di sini kan bram?" Tanya Henki menunjuk pada setumpuk kertas yang dia balut kain khusus.
"Tenang aja, semua ada di sana lengkap pake komplit" ucap bram atau lebih tepatnya.
Bram Geroza seorang mata-mata yang bekerja di bawah naungan Henki. Pria dengan sejuta kemampuan yang tentunya sangat Henki butuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin Or Gevan [Ft Transmigration]
FanfictionSebuah kisah seorang bocah polos dan naif yang memilih untuk menyerah dengan takdir hidup yang selalu mempermainkan nya. Namun takdir lagi-lagi berkuasa, bocah itu harus ada kembali di dunia dengan wujud sama namun berbeda jalan takdir. Saat bertemu...