Part 18 [Revisi]✓

154 7 0
                                    

Happy reading
Selamat membaca
Jangan lupa vote and komen📖

Apa yang di khawatirkan Xavier akhir nya terjadi juga, sekarang putra nya tengah menangis tanpa henti saat tahu apa yang terjadi dengan tangan ayah nya. Bagaimana bisa sang ayah melakukan hal itu tanpa berpikir panjang.

"I-ini hiks pa-pasti gara-gara Avin hiks" suara tangisan Gevan semakin menjadi-jadi membuat pria paruh baya itu kesusahan menenangkan nya.

Pemuda manis itu duduk di pangkuan Xavier dengan kepala bersandar pada bahu pria paruh baya itu. Wajah sembam dengan hidung memerah membuat Xavier rasa nya ingin menggigit pipi Gavin tapi saat sang empu tengah menangis.

Kedua nya sudah sampai sedari tadi dan sekarang berada di kamar milik Gevan, tidak tahu harus berbuat apa jadi Xavier hanya mengelus lembut surai putra nya.

"Sudah nanti sesak, semua ini bukan salah Avin tapi salah papah" ujar Xavier menatap sendu Gevan, di saat seperti ini pemuda manis itu masih menyalahkan diri nya sendiri. Lalu bagaimana dengan Xavier yang nyata nya salah besar dalam masalah ini.

Luka yang di miliki tidak sebanding dengan luka yang di berikan pada putra nya, namun tidak ada sama sekali kebencian dari pemuda manis itu bahkan saat diri nya terluka Gavin yang tampak khawatir.

Merasa tidak ada pergerakan Xavier terkekeh pelan melihat Gevan tertidur pulas sehabis menangis, pria paruh baya itu lalu membaringan Gevan perlahan-lahan agar tidak membangunkan nya.

Memeluk erat dari belakang, Gevan malah berbalik menghadap ke arah Xavier dengan wajah yang menelusup ke dada bidang pria paruh baya itu mencari kenyamanan membuat pria itu tersenyum lembut.

Wajah yang begitu terlihat jelas di mata Xavier. Meski pria itu tahu bahwa kejadian seminggu lalu bukan lah mimpi tapi yang ada di hadapan nya benar-benar putra nya yang selama ini dia rindukan.

Berbeda sekalipun jika itu putra nya Xavier bersungguh-sungguh akan membawa Gevan kembali ke dalam kehidupan nya. Tidak akan dia biarkan sedetik pun pemuda manis itu pergi dari jangkauan nya.

"Papah janji papah akan buat kamu bahagia, maaf karna sudah membuat kesalahan besar tapi ijinkan papah memperbaiki segala nya. Good night Avin" ucap Xavier mengecup surai pemuda manis itu lalu ikut tertidur.

Janji bukan sekedar janji, ini sebuah ucapan mutlak dari seorang ayah yang ingin memperbaiki segala nya. Apapun akan Xavier lalukan untuk memberikan apa yang tidak pernah putra nya dapatkan.

Mungkin semua ini terasa janggal tapi ingat ikatan seorang ayah dan anak tidak bisa di anggap spele, mereka tercipat sebagaimana anak adalah cerminan orang tua.

Logika? Dunia semacam ini tidak perlu yang nama nya logika karna hanya perlu mengikuti kemana alur berjalan, kadang ada suatu hal yang jauh dari jangkauan pemikiran manusia.

[📖]

Di sisi lain Henki dan Elza kelimpungan saat tidak melihat Xavier di kamar nya, mencari ke setiap sudut mansion namun pria gila itu tidak di temukan, takut jika terjadi sesuatu yang membahayakan Henki menyuruh para bawahan nya mencari Xavier.

"Dia keluar mansion dengan sangat mudah?" Tanya Henki melihat rekaman cctv yang memperlihatkan Xavier keluar dari mansion, seingat dia pagar mansion di kunci sebelum pergi tapi bagaimana sahabat nya bisa keluar.

"Sudah saya katakan jangan biarkan tuan Xavier sendirian, tapi malah di biarkan begitu saja" ucap Elza menatap sinis Henki membuat sang empu menggaruk tekuk yang tidak gatal.

"Ups sorry, tadi ada urusan penting jadi gue tinggalin, toh udah gue kunci gerbang nya tapi bisa keluar juga tuh anomali" tutur Henki yang langsung mendapatkan pukulan telak di kepala nya.

Dug

"Aduh, sakit bego!" Pekik Henki mengusap kepala nya, Elza memutar bola mata malas lalu melenggang pergi berniat turun ke bawah, terlalu malas untuk ikut campur urusan teman baru nya.

Keadaan mansion sangat sepi hanya ada Elza dan Henki, lalu ketiga putra Xavier belum pulang jika ada pasti Triple K akan sangat panik, Kevin yang masih ada di kantor menggantikan posisi Xavier dan Kenzo serta Kenzi yang masih keluyuran di luar.

Maid? Mereka sudah pulang saat jam sepuluh karna batas bekerja di mansion Hedrick hanya sampai jam itu, sedangkan para bodyguard semua nya keluar mencari Xavier atas perintah Henki.

"Bagaimana sudah ada info?" Tanya Elza yang duduk di ruang tamu dengan secangkir teh hangat, Henki menggeleng lemah lalu ikut duduk berhadapan dengan Elza namun suara dering ponsel membuat pria paruh baya itu berdiri kembali.

"Hallo? Bagaimana sudah ada info"

"........."

"Ya sudah kirim sekarang juga!"

"........."

Tanpa menjawab lagi Henki memutuskan sambungan telpon secara sepihak, pria itu lalu mengecek sebuah vidio yang baru saja di kirimkan dari orang suruhan nya.

"Syukurlah bisa secepat ini" gumam Henki menghela nafas lega, Elza menatap bingung Henki lalu menghampiri pria paruh baya itu.

"Bagaimana sudah ketemu?" Tanya Elza, tanpa menjawab pertanyaan sang empu Henki malah menyodorkan ponsel milik nya pada Pria bersetelan jas dokter itu.

Dengan seksama Elza melihat rekaman vidio yang ada di ponsel Henki, alis nya berkerut melihat isi vidio tersebut. Vidio berisikan Xavier yang tengah memeluk seorang anak kecil membuat Elza bertanya-tanya.

"Siapa anak ini?" Tanya Elza menatap dalam Henki seolah meminta jawaban namun Henki malah tersenyum lebar.

"Nanti lo bakalan tau, ayo gue antar pulang udah larut malam" ucap Henki menyeret Elza keluar.




TBC

Gavin Or Gevan [Ft Transmigration]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang