Part 8 [Revisi]✓

238 8 0
                                    

Happy Reading
Selamat membaca
Jangan lupa vote and komen

Mentari pagi mulai beranjak dari ujung timur perlahan menampilkan pesona nya. Kicauan burung bagai alarm pagi yang memabukan berterbangan kesana kemari membawa kabar gembira di pagi yang bahagia.

Satu langkah dua langkah seorang pemuda berjalan riang dengan tas di pundak nya. dengan seragam yang di kenakan sudah pasti tujuan pemuda itu adalah sekolah.

Gevan Areva Adruna nama yang melekat apik pada seragam pemuda itu, dengan pakaian rapih namun terkesan culun malah membuat nya terlihat manis.

"Udah seminggu, bagaimana ya kabar mereka semua" ucap Gevan membenarkan letak kacamata milik nya.

Gevan kembali menyusuri jalanan yang nampak lumayan masih sepi karna tidak ada satu pun kendaraan yang lewat, setiap hari dia pergi ke sekolah dengan jalan kaki karna jarak sekolah lumayan dekat terlebih untuk menghemat pengeluaran.

Deg!

Langkah Gevan terhenti saat melihat dengan jelas dua pria paruh baya tengah berjalan di sebrang sana, satu pria bersetelan jas lalu satu nya dengan pakaian biasa tapi terkesan berantakan.

Pemuda itu mencoba abai dengan kedua pria paruh baya itu namun tanpa sengaja mata Gevan bersitatap dengan pria yang berpakaian berantakan itu.

"Tunggu!" Panggil pria itu berlari cepat ke arah Gevan tapi Gevan mengabaikan hal itu, ia terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan dari pria paruh baya itu.

Grep!

Pria itu berhasil meraih Gevan bahkan dengan erat memeluk badan pemuda manis itu, seolah jika di lepaskan pemuda itu akan pergi jauh.

"Maaf... hiks maaf" pria itu terus berucap kata maaf tanpa henti.

"Astaga!" Pekik pria dengan setelan jas berlari menghampiri Gevan lalu menjauhkan sahabat nya dari pemuda manis itu.

Namun pria berantakan itu semakin erat memeluk Gevan membuat pemuda itu kesulitan melepaskan nya. Pria bersetelan jas itu nampak geram dengan tingkah sahabat nya.

"Jangan buat ulah!" Ucap pria bersetelan jas itu menjauhkan sahabat nya secara paksa.

"Maaf yah" ucap pria bersetelan jas itu lalu melenggang pergi dari hadapan Gevan sembari menyeret sahabat nya.

"Itu-itu Avin ki itu Avin... lepasin hiks lepasin  gu-gue gue harus minta maaf ki itu Avin ki hiks lepas" pria berpakaian berantakan itu memberontak namun tenaga nya tidak cukup kuat.

"Gak itu bukan Avin Vier" ucap pria bersetelan jas yang tidak lain adalah Henki dan pria berpakaian berantakan itu Xavier.

Namun Xavier bersikekeh bawa itu Avin putra nya. Dia menatap dalam Henki mencoba membuat sahabat nya percaya bahwa yang dia katakan adalah kebenaran nya.

"Lupakan, ayo temui Elza" ujar Henki mengalihkan pandangan nya lalu kembali menyeret Xavier.

"Belum waktu nya"

Di sisi lain pemuda manis itu memilih kembali melanjutkan perjalanan nya. Gevan termenung di sepanjang jalan memikirkan apa yang baru saja terjadi sampai diri nya tidak sadar jika sudah sampai di luar sekolah.

"Jangan melamun nanti kesurupan loh" ucap seorang pemuda menepuk bahu Gevan membuat pemuda itu terkejut.

Gevan menoleh ke samping melihat siapa orang yang mengagetkan nya. Saat netra nya bertemu pemuda manis itu mendengus sebal.

"Hm" Gevan berdehem lalu melangkah pergi meninggalkan pemuda itu dengan melayangkan tatapan sinis.

Rey Fartaka Renaldi teman sekaligus sahabat Gevan, pemuda yang selalu mengikuti Gevan dengan segala kejahilan nya.

Rey tertawa renyah melihat Gevan berlalu mengabaikan nya. Dia tebak pasti pemuda itu masih marah karna Rey mengerjai Gevan sampai membuat nya murka.

"Dasar bocil" gumam Rey berlari mengejar Gevan, seminggu lalu dia heran dengan tingkah pemuda manis itu yang cukup berbeda dengan sebelum nya. Terlebih saat mendengar ucapan aneh pemuda manis itu.




TBC

Gavin Or Gevan [Ft Transmigration]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang