Chapter 6 : I Miss You Kenan Mahendra

28 0 0
                                    

Kita pernah bersama dalam untaian waktu
Sebelum akhirnya terdiam lama
Sampai akhirnya terbiasa tidak saling sapa
Dan berpisah adalah ujungnya
Aku pernah berada dalam masa itu
Masa di mana aku jatuh hati dan buta mata hingga akhirnya kecewa mendera
Jadi jangan pernah ajari aku bagaimana caranya untuk menata hati
Jangan pernah pula menceritakan kepadaku bagaimana rasanya jatuh cinta
Aku sudah pernah menjelajahi itu semua
Pernah di suatu masa aku mencoba untuk kembali sedikit membuka hatiku
Serta berdamai dengan semua rasa di hati
Mencoba untuk kembali merasakan jatuh cinta
Mencoba untuk kembali mengingat bagaimana rasanya jika rindu itu datang
Semoga saja semesta ikut merestuinya
Seperti dulu saat kita lebih muda dari sekarang

Jakarta, ketika aku baru saja dapat menikmati kembali senyumannya
13.36 WIB

~Ranu~

Aku sedang menikmati kopi hitamku di sebuah kedai kopi di Bandara Internasional Soekarno Hatta siang ini ketika kulihat seseorang dengan pembawaan diri yang tenang datang menghampiriku. Seseorang dengan senyuman yang sangat indah dan juga  menenangkan terlihat semakin dekat ke arahku yang juga sedang tersenyum ke arahnya.

Seorang laki-laki berusia sama seperti ku dengan tubuh tinggi dan tidak terlalu berisi namun tampak gagah dengan jaket coklat dan jeans hitamnya itu terus tersenyum ke arahku. Ada sebuah lesung pipi tergambar jelas di sana tapi hanya di pipi sebelah kanannya saja, pipi sebelah kirinya tidak berlesung pipi. Rambut lelaki itu tampak rapih dan dipotong pendek.

"Ah...kamu sama sekali tidak berubah. Bahkan terlihat lebih gagah sekarang. Apalagi senyuman itu. Masih sama seperti dulu"gumamku dalam hati.

"Sorry Ranu... Tadi flightnya agak telat dan juga proses transitnya sedikit bermasalah. Jadi sorry sudah membuat kamu menunggu. Sudah berapa lama di sini?" tanya seseorang yang memiliki senyum menawan ini ketika ia sudah berada di hadapanku.

"Hahaha...Tidak apa-apa kok Kenan. Belum lama juga aku di sini. Apa kabar?"tanyaku pada lelaki di hadapanku sambil aku berdiri dari duduk ku dan mengulurkan tanganku.

" I'm great Ranu. Kamu apa kabar?"tanya balik lelaki itu padaku sambil menerima uluran tanganku dan menggenggamnya. Hangat dan erat.

"Aku juga baik Kenan... "jawabku.

Lama lelaki itu menggenggam tanganku sebelum akhirnya ia melepaskannya dan duduk di hadapanku.

"Aku pesan minum dulu ya Ran...Sebentar..." ucap lelaki itu padaku.

"Iya Ken... "

"Kenan...not Ken...Jangan sebut Ken ya...hahaha..." ucap lelaki bernama Kenan itu sambil tersenyum kepadaku dan berjalan ke arah coffee bar untuk memesan minumannya.

******

Kenan Mahendra adalah "cinta sejatiku" setelah Mas Bagas. Lelaki ini banyak memberikan aku sejuta kebahagiaan, sangat berbanding terbalik dengan Mas Bagas. Sebenarnya Mas Bagas bisa dibilang bukan kekasih hatiku namun lelaki itu memiliki tempat yang sangat indah di hatiku karena Mas Bagas lah orang pertama yang membuat hatiku bergetar saat dekat dengannya. Mas Bagas lah orang pertama yang menjamah tubuhku dan mengajarkan aku bagaimana rasanya dan juga indahnya bercinta. Seperti yang telah aku ceritakan, ternyata Mas Bagas bukanlah pelabuhan hatiku. Tidak pernah sedikit pun di hati lelaki itu ada perasaan cinta untukku. Mas Bagas ternyata diciptakan Tuhan bukan untukku. Cinta dari Bagas Haryadi hanyalah untuk lelaki yang juga sangat aku hormati, Alamsyah.

Aku mengenal Kenan Mahendra jauh setelah aku patah hati dan terpuruk oleh semua perbuatan Mas Bagas dan ayahku. Lelaki itulah yang akhirnya berhasil membangun kepercayaanku untuk sebuah rasa yang bernama cinta. Kenan Mahendra juga lah yang akhirnya membuatku luluh dalam pelukan laki-laki untuk kedua kalinya sebelum akhirnya hatiku kembali hancur oleh sebuah pengkhianatan cinta. Pengkhianatan cinta yang kembali membuatku terjerembab dalam kubangan duka. Namun kali ini bukan Kenan yang mengkhianatiku, melainkan aku yang mengkhianatinya.

Lelaki Dari Ujung MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang