Chapter 1 : Cinta dan Pengkhianatan Adalah Aku

540 37 22
                                    

Cinta, pengkhianatan dan juga sakit hati adalah aku
Aku yang begitu bodoh
Aku yang begitu naif
Dan aku yang begitu jahat
Kulepaskan anak panahku tepat ke arah jantungnya
Jantung orang terkasihku saat itu
Hingga ia terjungkal dan berdarah-darah
Dengan sadar aku melakukan itu semua
Dosa...
Karma...
Sudah tidak aku pedulikan lagi saat itu
Hanya nafsu yang membabi buatlah yang akhirnya membawaku ke jurang penderitaan
Hanya saja bukan cuma aku yang terluka
Dia dan belahan jiwanya juga terkapar oleh rasa sakit yang ditimbulkan
Merangkak untuk membalut semua dusta dan juga luka yang ada
Hingga akhirnya cintalah yang membuat semuanya tampak baik-baik saja

Jakarta, di bagian Timurnya, jauh dari bisingnya Ibu Kota
14.16 WIB

~Ranu Alamsyah~

Jakarta, xx April xxxx

Dear Kenan,

Maaf...mungkin hanya kata itu yang dapat aku sampaikan padamu kali ini. Mungkin pula aku sudah tidak pantas untuk mengucapkan kata itu untuk diriku sendiri. Aku tahu perasaanmu padaku saat ini. Aku juga tahu apa yang terjadi di antara kita. Tapi percayalah...aku sama sekali tidak merencanakan untuk jatuh cinta kepada Angel, isterimu. Semuanya berjalan begitu saja. Tiba-tiba.

Dear...apa yang kamu lihat dua minggu lalu di kamar tidurmu adalah benar adanya. Memang aku dan isterimu itu telah melakukan apa yang seharusnya tidak kami lakukan. Namun jujur, aku juga sama sekali bingung atas apa yang telah terjadi dengan diriku. Sama sekali tidak ada maksud di hatiku untuk mengkhianati dirimu Kenan. Aku seperti bukan Ranu Alamsyah yang seperti biasanya. Ranu Alamsyah yang telah menemani hidupmu selama empat tahun belakangan ini. Aku hilang akal dan juga hilang kendali saat melakukan itu semua. Melakukan yang seharusnya kamu lakukan bersama Angel.

Dear...aku sudah kotor saat ini. Hatiku sudah hitam dan jiwaku juga sudah lusuh. Tidak suci lagi seperti kemarin-kemarin. Kalau pun tadi pagi kamu datang ke rumahku dan meminta aku untuk melupakan semua yang telah terjadi, sepertinya aku tidak bisa. Apalagi untuk kembali kepadamu. Kembali seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa di hubungan kita. Aku sudah tidak pantas untukmu Kenan. Sama sekali tidak pantas.

Dear...aku sangat mengerti jika malam itu kamu sangat marah sekali kepadaku hingga ada bercak merah di sudut bibirku, aku sangat mengerti dan maafmu tadi pagi sudah aku terima. Rasa sakit yang ada di bibirku akibat pukulan kerasmu itu tidak sebanding memang dengan rasa sakit yang aku hujamkan ke jantung hatimu. Sekali lagi aku minta maaf.

Dear...dua minggu lamanya aku merenungi apa yang telah terjadi. Aku sadar posisiku saat ini. Aku seorang pengkhianat. Aku seorang laki-laki yang tidak dapat menjaga cintanya sendiri. Jadi jika kamu memintaku untuk kembali ke pelukanmu seperti kemarin-kemarin, rasanya itu suatu hal yang tidak mungkin Dear. Maaf... Aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu tadi pagi. Aku sudah tidak layak untuk menerima cintamu lagi. Bukannya aku menolak dirimu, bukan. Aku hanya tahu diri.

Dear...tolong jangan kamu paksa aku seperti pagi tadi. Aku tersiksa dengan semua yang telah terjadi dan aku juga tersiksa saat pagi tadi air matamu jatuh di ruang tamu ku agar aku kembali padamu. Sungguh aku tidak sanggup Kenan...!!! Entah sampai kapan aku akan seperti ini. Satu tahun, dua tahun mungkin juga sepuluh tahun dari sekarang, aku sama sekali tidak tahu. Kalau pun hatiku sudah dapat menerima semua kejadian ini dan mungkin aku dapat menerima hatimu lagi, sepertinya sepuluh tahun dari sekarang tepat ketika bulan purnama adalah waktu yang tepat. Semoga saja hatiku sudah kembali seperti semula. Semoga saja.

Dear...jangan pernah kamu menghitung waktu. Jangan pernah Kenan. Jangan pula kamu terkekang oleh semua ini. Aku sangat mengenal dirimu. Kamu berhak untuk bahagia dan sepertinya kebahagiaanmu itu tidak denganku lagi. Satu hal yang perlu kamu tahu, aku sangat menyesal atas semua ini. Sekali lagi aku mohon maaf walaupun aku tahu kata maafmu itu sangat tidak pantas untuk diriku yang hina ini.

Lelaki Dari Ujung MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang