Chapter 7 : Ketika Aku Kamu dan Secangkir Janji Menyentuh Jiwaku

29 0 0
                                    

Jakarta, xx April xxxx

Dear Kenan,

Maaf...mungkin hanya kata itu yang dapat aku sampaikan padamu kali ini. Mungkin pula aku sudah tidak pantas untuk mengucapkan kata itu untuk diriku sendiri. Aku tahu perasaanmu padaku saat ini. Aku juga tahu apa yang terjadi di antara kita. Tapi percayalah...aku sama sekali tidak merencanakan untuk jatuh cinta kepada Angel, isterimu. Semuanya berjalan begitu saja. Tiba-tiba.

Dear...apa yang kamu lihat dua minggu lalu di kamar tidurmu adalah benar adanya. Memang aku dan isterimu itu telah melakukan apa yang seharusnya tidak kami lakukan. Namun jujur, aku juga sama sekali bingung atas apa yang telah terjadi dengan diriku. Sama sekali tidak ada maksud di hatiku untuk mengkhianati dirimu Kenan. Aku seperti bukan Ranu Alamsyah yang seperti biasanya. Ranu Alamsyah yang telah menemani hidupmu selama empat tahun belakangan ini. Aku hilang akal dan juga hilang kendali saat melakukan itu semua. Melakukan yang seharusnya kamu lakukan bersama Angel.

Dear...aku sudah kotor saat ini. Hatiku sudah hitam dan jiwaku juga sudah lusuh. Tidak suci lagi seperti kemarin-kemarin. Kalau pun tadi pagi kamu datang ke rumahku dan meminta aku untuk melupakan semua yang telah terjadi, sepertinya aku tidak bisa. Apalagi untuk kembali kepadamu. Kembali seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa di hubungan kita. Aku sudah tidak pantas untukmu Kenan. Sama sekali tidak pantas.

Dear...aku sangat mengerti jika malam itu kamu sangat marah sekali kepadaku hingga ada bercak merah di sudut bibirku, aku sangat mengerti dan maafmu tadi pagi sudah aku terima. Rasa sakit yang ada di bibirku akibat pukulan kerasmu itu tidak sebanding memang dengan rasa sakit yang aku hujamkan ke jantung hatimu. Sekali lagi aku minta maaf.

Dear...dua minggu lamanya aku merenungi apa yang telah terjadi. Aku sadar posisiku saat ini. Aku seorang pengkhianat. Aku seorang laki-laki yang tidak dapat menjaga cintanya sendiri. Jadi jika kamu memintaku untuk kembali ke pelukanmu seperti kemarin-kemarin, rasanya itu suatu hal yang tidak mungkin Dear. Maaf... Aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu tadi pagi. Aku sudah tidak layak untuk menerima cintamu lagi. Bukannya aku menolak dirimu, bukan. Aku hanya tahu diri.

Dear...tolong jangan kamu paksa aku seperti pagi tadi. Aku tersiksa dengan semua yang telah terjadi dan aku juga tersiksa saat pagi tadi air matamu jatuh di ruang tamu ku agar aku kembali padamu. Sungguh aku tidak sanggup Kenan...!!! Entah sampai kapan aku akan seperti ini. Satu tahun, dua tahun mungkin juga sepuluh tahun dari sekarang, aku sama sekali tidak tahu. Kalau pun hatiku sudah dapat menerima semua kejadian ini dan mungkin aku dapat menerima hatimu lagi, sepertinya sepuluh tahun dari sekarang tepat ketika bulan purnama adalah waktu yang tepat. Semoga saja hatiku sudah kembali seperti semula. Semoga saja.

Dear...jangan pernah kamu menghitung waktu. Jangan pernah Kenan. Jangan pula kamu terkekang oleh semua ini. Aku sangat mengenal dirimu. Kamu berhak untuk bahagia dan sepertinya kebahagiaanmu itu tidak denganku lagi.  Satu hal yang perlu kamu tahu, aku sangat menyesal atas semua ini. Sekali lagi aku mohon maaf walaupun aku tahu kata maafmu itu sangat tidak pantas untuk diriku yang hina ini.

Jadi tolong jangan paksa aku untuk bilang jika semuanya akan baik-baik saja...!!!

Maafkan aku,
Ranu Alamsyah

Air mataku jatuh lagi malam ini. Ternyata Kenan selalu membawa surat ini. Ya surat yang aku tuliskan untuknya sepuluh tahun lalu. Aku menemukan surat ini terlipat rapih di dalam kantung ber-resleting di dalam sling bag nya.

Hatiku benar-benar kembali disayat oleh sembilu. Sakit. Benar-benar sakit terpanah oleh sebuah penyesalan yang tidak terhingga. Sebuah penyesalan karena aku mengabaikan cinta seorang lelaki yang begitu tulus kepadaku. Ku pandangi lagi tulisan tanganku itu. Deretan kata-kata yang aku tulis itu seperti sebuah pisau yang sangat tajam yang pastinya sangat sakit menusuk jantung Kenan saat itu. Pasti...!!! Membacanya kembali saja membuatku terluka, apalagi Kenan.

"Jahat sekali kamu Ranu...!!!"

Selain surat itu, aku juga mendapati sebuah buku bersampul biru yang tidak terlalu besar, sebuah kotak kecil berwarna merah, handphone, passport dan juga sebuah dompet kulit berwarna hitam dengan brand yang sangat terkenal. Di dalamnya aku temukan beberapa lembar rupiah berwarna merah dan juga beberapa lembar USD. Ada juga kartu identitas milik Kenan dan beberapa kartu kredit dan dua buah kartu ATM. Satu kartu ATM milik bank lokal dan satunya lagi kartu ATM milik bank di Praha.

Ketika aku semakin tercumbui oleh suasana dan juga romansa yang ditimbulkan oleh barang-barang pribadi milik Kenan ini, tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah foto berukuran tidak terlalu besar yang terselip di dalam dompet Kenan.

Ya...sebuah foto yang warnanya hampir pudar dan aku juga sangat ingat dan kenal sekali foto yang saat ini telah aku pegang.

Di dalam foto itu tampak dua orang lelaki dewasa sedang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek saja. Tubuh keduanya basah oleh percikan air terjun yang ada di belakang mereka begitu juga dengan rambut hitam mereka. Terlihat sekali jika kedua lelaki dewasa itu sangat bahagia. Ada garis lengkung yang sangat indah di kedua wajah mereka.

"Kenan....aku benar-benar merindukan saat berdua seperti itu denganmu...!!!" gumamku lirih dalam hati sambil aku menghapus air mataku yang masih saja jatuh di kedua pipiku.

Dalam foto itu tampak Kenan sedang berdiri di belakangku. Sedangkan aku duduk di sebuah batu besar di hadapannya. Tangan kekar Kenan terlihat berada di bahu kananku.

Ya...saat itu jelas sekali jika senyumku dan juga senyuman Kenan sangat lepas sekali. Lepas seperti tidak ada beban.

"Ternyata memang benar kamu tidak pernah melupakan aku Kenan. Ternyata memang benar jika aku adalah cinta sejatimu. Ternyata memang benar kamu adalah lelaki yang sangat setia Kenan...!!!"

"Sementara aku? Aku hanyalah lelaki yang tidak tahu diri. Lelaki yang membutakan matanya untuk sebuah cinta yang benar-benar ada. Lelaki yang tidak tahu arti dari sebuah kesetiaan...."

"Aku memang tidak pernah melihat jika binar cinta itu tidak pernah padam di matamu Kenan...!!!"

"Aku sebenarnya adalah kembangnya hatimu Kenan. Namun aku malah merusak indahnya taman hatimu. Aku yang berjanji malah aku juga yang tidak dapat menepatinya...!!!"

Tidak terasa malam pun semakin larut saat ini. Saat aku kembali terbelenggu dan tersiksa oleh rasa sakit yang sangat dalam serta sangat menyiksa bathin dan juga pikiranku. Aku benar-benar berada dalam titik nadir dari sisi emosionalku saat ini. Rasanya baru kemarin Kenan berada di rumahku ini. Rasanya baru kemarin aku masih dapat berbincang dan menikmati indahnya intonasi suara lelaki itu. Intonasi suara yang sangat jantan. Namun kini semuanya telah berubah. Benar-benar berubah secara mendadak. Jiwaku seperti terserabut paksa sampai ke akar-akarnya. Sukmaku juga seperti tersesat dalam kenyataan yang ada.

"Aku benar-benar kehilangan dirimu Kenan. Aku kehilangan setiamu, aku kehilangan sabarmu, aku kehilangan malaikat pelindungku dan aku kehilangan lelaki yang dapat merubah hari-hariku menjadi indah dan penuh warna...!!!"

Aku memang percaya jika semua yang terjadi itu pasti dengan alasan dan juga jalan cerita yang sudah digariskan. Namun yang tidak aku duga sama sekali adalah waktunya. Waktu di mana aku akan kehilangan dan waktu dimana semuanya terjadi diluar maunya diri ini. Hatiku saat ini benar-benar hampa, kosong dan merana. Jiwaku pun begitu. Ternyata kisah yang harus aku jalani tidak seperti kisah cinta yang terjadi seperti kisah-kisah roman yang pernah aku baca. Kisahku sangat jauh dari itu semua. Sebuah kisah yang aku sendiri sama sekali tidak tahu akan bermuara di mana. Yang aku tahu saat ini hatiku hancur sehancur-hancurnya. Ragaku seperti tidak berjiwa. Kepergian Kenan benar-benar merobek asa dan juga harapanku. Kepergian Kenan meninggalkan luka yang entah sampai kapan akan sembuh, kering dan tidak terasa lagi rasa sakitnya.

"Ya....entah sampai kapan...!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lelaki Dari Ujung MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang