#12 ➷ Haruskah ... menyerah?

563 58 8
                                    

"Aku benci cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku benci cinta. Kala merasakannya, kata orang cinta itu akan manis. Omong kosong! Justru kini aku tenggelam karena kepahitan cinta itu."

#12 ➷ Haruskah ... menyerah?

.・゜-: ✧ :- 🦋 -: ✧ :-゜・.


Jangankan romantis, boro-boro, bicara pun enggan antara mereka berdua. Sejak malam dimana Jeongwoo datang kerumah, tepatnya 2 hari yang lalu, sesudah itu hingga saat ini tiada percakapan di antara keduanya. Bahkan saling menatap pun malas nan jarang.

Aurel menghindari kontak dengan pria itu. Tekadnya untuk berusaha mencuri hati Haruto telah ia urungkan dalam-dalam. Ia rasa memang benar, tidak sepantasnya dia berharap lebih pada seorang majikan sepertinya, meski status pria itu adalah suaminya sendiri.

"Kamu kenapa?"

Aurel menoleh, "kenapa apanya?"

"Sikap kamu berubah,"

"Perasaan Tuan aja kali." jawabnya acuh.

"Sudah saya bilang jangan panggil dengan sebutan itu lagi,"

"Memangnya ada apa? Salah?"

"Supaya terbiasa. Apa nanti kata kolega-kolega saya kalau denger sebutan itu,"

"Kamu bakal bawa aku ketemu kolega kamu? Mustahil. Mending sewa perempuan lain yang cantik, sepadan sama kamu. Bukannya kamu malu sama aku?"

"Kamu ngelantur apa sih!" bentak Haruto tak senang.

"Nggak ada," gadis itu menaruh sapunya di samping vas bunga dan berjalan menuju kamar.

Namun sayang, sepertinya niat itu belum terlaksana ketika Aurel merasakan pergelangannya di tahan oleh tangan kekar seseorang.

"Ikut saya,"

"Apaan sih, enggak, lepas!"

"Jangan membantah!"

"Tapi-"

"SAYA BILANG JANGAN MEMBANTAH!!"

Aurel yang mendengar bentakan Haruto yang teramat tinggi itu terkejut. Hatinya berdenyut tiba-tiba. Pelupuk matanya tergenang air yang siap akan mendarat pada pipi chubby-nya.

"Ikut saya cepet!"

Dengan kasar pria bermarga Watanabe itu menyeret lengan istrinya dengan kasar. "Ashh ... H-haru, sakit," Haruto seolah menulikan telinganya.

"Haruto, lepas, hiks–, INI MASIH SAKIT BANGET!" pekik gadis itu sambil berusaha menghempas tangan Haruto.

Haruto yang tersadar segera menoleh ke belakang mendapati gadis itu kesakitan sambil memegangi lengannya yang masih terperban.

"Kamu mau bunuh aku, ya!?"

"I-itu, saya nggak maksu-"

"Stop! Sebenernya apa sih yang kamu mau dari aku?"

Stay With Love My Mafia || Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang