Haii! Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote cerita nya ya agar author semakin samangat buat cerita nya! ⚠️Awas Typooo!!!
Happy Reading!...............................................
Keesokan nya sikap Galen berubah membuat mereka semua kaget, dimulai dari ia tak ikut sarapan langsung berangkat begitu saja tanpa mengucap apapun.
"Galen..." Heran Refan.
•••••••••
Saat Refan sampai disekolah ia kaget melihat Galen yang duduk dengan Damian dan teman sebangku Damian yang duduk dengan nya.
"Loh?." Gumam Refan bingung.
"Kok-
Belum selesai mengucapkan sesuatu Bu Nur sudah menyapa memasuki kelas terlebih dahulu "Selamat pagi anak anak!."
"Pagi bu!."
Skip, selama pelajaran Galen hanya bertanya pada Damian atau teman kelas nya yang lain, biasanya ia akan menyanyakan nya kepada dirinya.
••••••
"Kantin?." Ajak Galen.
"Ya ayo."
"Mau makan apa lo?."
"Bakso enak kayaknya?."
"Boleh aja." Ucap Damian.
Mereka berdua pergi meninggalkan kelas dan Refan yang hanya memperhatikan mereka.
"Huft..., kenapa sih ini??."
••••••••
Uhuk uhuk!
"Pelan pelan anjir lah." Ucap Damian memberi Galen segelas es teh manis kepada Galen yang tersedak.
"Pedes ege."
"Ya lo, nuang sambel banyak bener 5 sendok, udah tau sambel Mbok Yaya dua sendok aja pedes."
"Bacot lu ah." Ucapnya lanjut memakan bakso tersebut.
"Lo gapapa kan? ntar-
"Gapapa, gausah mikirin itu enjoy aja."
"Bebal."
•••••••
"Kenapa muka lo kusut?." Tanya Kean.
"Gatau, kaya ada yang kurang aja gitu."
"Kak Galen!." Pekik Adya membuat Refan menganggukan kepalanya.
Millie yang melihat ada kesadaran pada kakak sepupunya langsung mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Eum kapan dimakan nya? Millie lapar."
"Oh iya! ayo makan makan." Ucap Kean mengelus surai Millie lembut.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
protective brother |End
KurzgeschichtenMengisahkan tentang Galen yang terjebak di sikap protective keluarga nya apalagi abang dan adiknya. Satu satunya di keluarga yang memiliki imun yang lemah membuatnya hanya bisa pasrah dengan sikap semua keluarga nya yang melarang Galen. Ia hanya in...