three

2.5K 105 0
                                    

Haii! Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote cerita nya ya agar author semakin samangat buat cerita nya! ⚠️Awas Typooo!!!
Happy Reading!

....................................

Malam nya mereka semua sedang berada di ruang keluarga sedang menonton bersama.

"Gimana sekolah nya kak?." Tanya Tirta.

"Seru dad! kenapa ga dari dulu sih!."

"Huft...., ini pertama kalinya daddy ngelepas kamu gitu aja loh, pokoknya kalo kamu kenapa napa daddy tarik lagi sekolah disana dan kembali homeschooling."

"Yah dad! gabisa gitu donggg!." Kesalnya membuat mereka menatap Galen tajam.

"Demi kebaikan emangnya kenapa sih! tinggal nurut!." Ucap Kean tak santai.

"Jangan mentang mentang imun Galen gampang sakit kalian kaya begini! Galen bukan anak kecil lagi loh! dari dulu kalian selalu larang Galen ini itu, Galen udah gede!."

"GALEN SADIPTA!." Bentak Tirta membuat Galen tersentak.

"Kamu udah daddy izinin untuk sekolah umum, melawan lagi?." Ucapnya mencengkram dagu Galen kuat.

"D-dad...sakit lepas..!."

"Mas!." Tegur Risa membuat Tirta melepaskan cengkraman tersebut.

"Mommy..." Lirihnya dengan tubuh bergetar.

"Pergi ke kamar, besok tidak usah sekolah sebagai hukuman." Ucap Tirta membuat Galen menatap Tirta tak percaya.

"Gak! Gal-

Srakk

"Minta di seret biasa dad." Ucap Kean menyeret Galen ke kamarnya diikuti Adya di belakang nya.

Bruk

"Bisa nurut ga kamu kak? bisa bisa ntar aku bilang Daddy suruh kakak masuk ke kandang Leon." Ucap Adya tersenyum miring.

"J-jangan!."

"Cih, begitu takut? giliran tadi ngejawab ga takut? iya?." Ucap Kean mengangkat dagu Galen agar mata Galen memandang wajahnya.

"Kenapa gelisah gitu ha? takut? JAWAB!."

"A m-maaf..." Ucapnya mulai bergetar.

"Tidur, aa tambah hukuman kamu jadi tiga hari dikamar."

"A-

"GA NOLAK GALEN SADIPTA!."

"Ayo keluar dek." Ajak Kean diangguki Adya.

"Gini amat hidup gue hiks..."

"Capek gue apa apa hukum apa apa hukum!." Dumel nya mulai memejamkan matanya.

••••••

Eugh

"Pagi."

"Akh!." Kagetnya membuat Kean panik.

"Kenapa kenapa! aa ngagetin ya?."

protective brother |EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang