Jieun meringkuk di atas tempat tidurnya. Masih enggan untuk beranjak, rasa malu itu masih menghinggapi dirinya selepas kepergian Taehyung. Apakah Taehyung datang kesini untuk memastikan bahwa kabar pria misterius itu tidak benar demi nama baik dirinya dan perusahaan? Atau dia benar-benar tidak ingin istrinya dimiliki oleh pria lain? Tapi untuk seseorang seperti Kim Taehyung, jawaban pertama rasanya lebih memungkinkan. Dia sama sekali bukan pria hangat seperti yang terlihat di mata publik. Pria yang jauh dari rasa tulus dan selalu memperhitungkan untung rugi dalam segala hal.
Jieun benci pada dirinya sendiri. Kenapa dia harus merasa terluka saat mendengar kabar tentang Sohyun. Jieun tahu, tidak seharusnya dirinya membenci istri simpanan suaminya itu. Karena di dunia ini, tidak satu pun wanita yang mau menjadi istri kedua. Begitu juga dengan dirinya, tidak ada satu pun wanita yang mau diduakan. Tidak ada wanita yang bahagia melihat suami yang tidak pernah menyentuhnya lebih memilih menyentuh wanita lain.
Perlahan, Jieun menutup jubah mandinya yang tersingkap. Dilihatnya kembali sekeliling kamarnya yang sudah hancur. Dia tersenyum miris. Bagaimanapun juga dia harus membersihkan kamar ini sekalipun suasana hatinya lebih menyedihkan.
"Apakah Taehyung yang melakukan ini?" Jieun tertegun mendengar suara pria misteriusnya. Dirinya benar-benar tertekan sampai tidak menyadari kedatangan pria ini. Jieun berbalik dan tersenyum. Sekalipun ia menghapus habis air matanya, dia tidak akan bisa membohongi pria misterius ini. Pria yang selalu memberinya perlindungan disaat dia tidak mampu menghadapi dirinya sendiri.
"Ya, Taehyung yang melakukan, dia baru saja pergi. Apakah kalian bertemu?"
"Tidak, tadi saat aku berkunjung ke Penthouse, sekretarisnya memberitahuku bahwa Taehyung pulang dengan tergesa-gesa."
"Lalu, kau tahu darimana jika dia menuju ke tempat ini?"
"Aku masuk ke ruangannya, aku tidak sengaja melihat layar komputernya yang dibiarkan menyala menampilkan berita tentang pria misterius yang berkunjung ke rumah Kim Taehyung. Itu berarti rumahmu. Kau tahu, para wartawan bodoh itu mengira rumah ini adalah rumah Kim Taehyung. Kurasa suamimu itu cukup cerdas memperhitungkan segala kemungkinan. Dia bebas melakukan apapun dirumahnya dan mengalihkan perhatian para wartawan ke rumahmu sekaligus mengawasimu."
Gulungan rasa sakit itu kembali menghantam Jieun. Wanita itu setengah mati menahan air matanya yang sejak tadi mendesak ingin tumpah.
"Bisakah kita berhenti membicarakan dia? Mengkhianatinya mungkin akan terasa lebih menyenangkan." Jieun tersenyum. Akhir-akhir ini dia selalu ditemani pria tampan ini. Mungkin saja dengan melakukan apa yang dilakukan Taehyung terhadap dirinya, bisa membuat Jieun tidak perlu merasa sakit hati dan itu kedengarannya juga lebih adil.
"Maksudmu, kau menghasutku, Lee Jieun-ssi?" Senyum simpul khas pria misterius itu terasa menyejukkan. Setidaknya Jieun menyadari bahwa dia tidak harus selalu meratapi kisah hidupnya saat bersama pria ini.
"Tadinya begitu, tapi sayang sekali, aku adalah wanita yang sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk melakukan hal semacam itu dengan pria sepertimu." Jieun tersenyum menanggapi gurauan pria misteriusnya.
"Jika kau memandangku serendah itu, mulai sekarang kau akan selalu menginginkan saat-saat dimana kau bisa melakukan perbuatan rendah bersamaku. Tersenyumlah, aku datang untuk menghiburmu, Nyonya Kim." Pria itu mendekap tubuh Jieun. Mencium kening wanita itu dan kembali memeluknya.
"Apa kau berganti profesi menjadi pria penghibur?" Jieun terkekeh saat mengajukan pertanyaan itu.
"Hanya denganmu, Nyonya Kim." Pandangan pria itu menembus mata Jieun. Wanita itu menyurukkan wajahnya ke dada bidang pria itu. Dekapan pria itu sangat menenangkan, dekapan hangat yang bahkan tidak pernah didapat dari suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT
De TodoKumpulan cerita pendek. Disclaimer : Ini hanya cerita fiktif dan hanya untuk hiburan semata.