Hari minggu Alan cukup membosankan, bangun tidur ibunya sudah sibuk dengan urusan rumah tangga. Tugasnya mencuci baju juga udah selesai, ayahnya yang libur sedang nonton tv santai. Alan ini jadi sedikit berubah, yang awalnya jarang on kalau dirumah. Sekarang dia termasuk aktif, aktif buat respon orang orang yang menghubunginya.
"Wah keluarga Serena." gumam Adji ketika melihat rombongan keluarga Tacenda kemakam Sonya Tacenda.
"Loh itu bukannya Lea mas?!" seru ibu sembari menguleni entah adonan mau dibuat apa. Alan yang awalnya menonton short youtube langsung mengalihkan pandangannya.
Benar Lea disana, dibagian belakang keluarga Tacenda.
"Iya." Ucapan Serena berarti benar adanya, kalau Lea masih keluarga Tacenda.
"Lea siapanya Serena? kok disana?"
"Kata Serena kemarin, mamanya dia sama mama Lea kakak adik kandung." ucap Alan yang dibalas pelototan tak percaya Ria. Ini benar benar membuat shyoookkk.
"KOK BISA?!"
"Nggak tau bu, nanti juga bakal tau kalau memang ada sesuatu." jawab Alan tak mau menjelaskan, dia nggak mau menceritakan apa yang diceritakan oleh Serena. Dia juga butuh persetujuannya untuk sebuah cerita ke orang lain.
"Tuh bu!" tunjuk Adji. Dimana ada konferensi pers didepan mobil rombongan. Yang ada disana adalah Adimas Tacenda dan keluarga. Tanpa didampingi oleh si pemimpin Tacenda.
Disana dengan gamblang Adimas dan Amalia membungkuk didepan publik dan akhirnya membawa dan mengenalkan Emily serta Lea kepada media dan dunia. Dengan jelas Adimas menjelaskan kalau Velea Riandita Hans adalah cucu perempuannya. Media total menjadi gonjang ganjing, tanpa berita pernikahan, selalu menolak di shipper malah sudah punya anak segede ini.
"Berarti dia adik ibu Eleanor? dan Lea sepupuan sama Serena?"
"Ya kalau dipikir ya begitu bu."
"Kenapa disembunyikan coba?!" ucapan menggebu Ria membuat Alan mengalihkan pandangan. Dia mencoba menghubungi Serena, ia hanya butuh balasan pesan dari Serena. Entah singkat atau panjang, dia sangat butuh untuk tau keadaanya sekarang.
"Biasa bu." kode Adji
"Naudzubillah."
"Nggak kebayang ibu mah, kemarin Serena wa ibu laporan kamu didatengin mantanmu ke sekolahan. Setelah ibu bales sampai sekarang bahkan nggak ada balasan dari Serena." jelas Ria. Serena dan dirinya kalau sedang senggang akan bertukar pesan.
"Dia sempet bilang mau ngadu sama ibu gara gara itu, kupikir dia nggak berani." ucap Alan. Ternyata Serena dan ibunya sudah bersinergi dan sudah saling mengadu.
"Ibu sering kok chatting sama nak Serena. Beberapa kali dia suka kasih ide buat materi anak anak. Kirimin pdf nanti tinggal ibu yang print. Membantu banget." cerita Ria.
"Kasian banget itu, bahkan pak Adiwilaga aja nggak terima wawancara." tunjuk Adji, kakek buyut Serena bahkan hanya berjalan menunduk dibantu anak dan beberapa ajudannya. Diikuti keluarga lain yang sama sekali tidak peduli dengan deklarasi Adimas.
Drrrtt...
Telfon Alan berbunyi..
Sei calling...
"HALOOOO?!" Seru nya semangat membuat Alan sedikit menyunggingkan senyum dan berdiri untuk berpindah tempat.
"Iyaaa.. semangat banget kenapa?" tanya Alan. Bukankah seharusnya mereka dalam kondisi yang tidak semangat.
"Emmmm aku ada kabar baik buat kamu." ucap Serena membuat Alna bertanya.
"Apa?"
"Kamu, hari ini bisa ke rumah ku enggak?"
![](https://img.wattpad.com/cover/369404338-288-k261301.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense Of Rythm ✔
Novela Juvenil[COMPLETED] [IRAMA'S SERIES 2] Sense Of Rythm adalah sebuah rasa dari sebuah irama. Tak seperti sebelumnya, cinta yang baru saja timbul tanpa alasan. Saling mencari dan berusaha mendapatkan. Hingga menemukan sebuah 'rasa' dalam irama. Rumit, menyeba...