42. POSITIF

80 3 0
                                    

halo my friend

masih mau baca sampe ending kan?

harus dong!! kan sebentar lagi

jadi.. semangat ya baca nya..

semangat juga vote nya.. hehe

HAPPY READING
__________________


Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa satu bulan telah berlalu dan bulan depan kelas 12 akan menjalani ujian sekolah untuk kelulusan, maka saat-saat seperti ini mereka tengah disibukkan untuk benar-benar fokus belajar.

Huek!

Anita membekap mulutnya sendiri karena tiba-tiba ia merasa mual, tak ingin terjadi sesuatu mau tak mau ia izin untuk ke kamar mandi.

"Bu. Saya izin ke kamar mandi" izinnya seraya mengangkat tangan pada guru yang tengah menerangkan materi didepan sana.

Anita membekap mulutnya saat kembali merasa mual. Gerak-gerik nya tentu tak luput dari perhatian teman kelasnya, siswa-siswi IPA 2.

"Kenapa kamu Anita?" tanya guru yang diketahui bernama Hani.

"Saya mual banget Bu, kepala saya juga sakit" adunya.

"Kamu sakit? Yasudah sana kamu istirahat saja di UKS setelah dari kamar mandi" ucap Bu Hani. Guru berusia kepala tiga itu memang banyak disukai siswa-siswi SMANSA karena Bu Hani itu baik dan asik saat mengajar, tidak seperti guru-guru lainnya. Bawel. Eh!!

Anita mengangguk lemah karena memang kepalanya yang benar-benar terasa pusing, "Makasih Bu" ucapnya kemudian beranjak keluar dari kelasnya.

"Dia kenapa mual gitu ya?" bisik Ervan, seraya mendekatkan diri pada Gilang yang duduk dibelakangnya. Gilang dan Alvian memang duduk dibelakang Ervan, Ervan berada tepat didepan Gilang, serta Rama, ketua kelas IPA 2 yang duduk disamping Ervan berada tepat didepan Alvian.

"Jangan-jangan tekdung" jawab Gilang yang juga berbisik.

"Bisa jad--"

"Ervan, ngapain kamu hadap belakang? Ghibahin siapa kamu sama Gilang?!" tegur Bu Hani, memotong pembicaraan Ervan.

Ervan yang terkejut segera membalikkan badannya menghadap depan, menunjukan cengiran khas nya kearah Bu Hani.

"Enggak Bu, cuma nanya rumus aja. Gilang kan pinter fisika" ujarnya bohong.

Gilang hanya bisa melongo mendengar jawaban Ervan yang malah menyebut namanya. Ia tahu bahwa Ervan mengerjainya, boro-boro pintar fisika, matematika saja dibawah 70 jika tidak mencontek dari Alvian.

"Wah! Serius Gilang? Hebat dong kamu udah ketua osis pinter fisika lagi. Ibu tes ya, nanti kamu kerjain soal-soal ini"

"Ervan sialan!" gumam Gilang, seraya meneguk ludah nya kasar.

"Aduh Bu, saya tiba-tiba sakit perut. Kayak nya harus ke kamar mandi deh" bohongnya, seraya menunjukan cengiran terpaksa.

***

AL (Alvian & Alvira) | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang