Aku selalu menunda-nunda. Aku berpikir, "Ah, masih ada waktu. Nanti saja deh jam 20:05." Tapi begitu jam 20:05 tiba, aku berpikir lagi, "Ah, lima menit lagi gak apa-apa. Nanti saja deh jam 20:10." Begitu seterusnya sampai jam 20:30. Aku bilang pada diri sendiri, "Ini waktu yang sempurna. Ayo kerjakan tugasnya." Tapi ternyata, aku malah mengambil napas sejenak. Lalu, terlena dan tertidur.
Tugas terbengkalai. Padahal, besok harus dikumpulkan. Pagi-pagi hanya bisa panik dan buru-buru menyelesaikan tugasnya. Hasilnya tentu saja tidak maksimal. Ini bukan kejadian pertama. Sudah berulang-ulang kali melakukan hal yang sama. Tanpa rasa bersalah, padahal sudah janji beribu-ribu kali.
Tidak ada waktu yang sempurna didapat dari menunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Saat Ini : Tidak Boleh Sempurna
PoetryDemi sebuah pengakuan, kita rela menjadi sempurna. Padahal, sempurna bukanlah hak yang mampu manusia pegang. Apa pun yang kita lakukan, yang berhasil hanya menjauhkan kita dari sempurna, yang gagal hanya menghapus jejak kesempurnaan. Tanpa peduli pa...