Ada kalanya rasa insecure itu lebih baik dilenyapkan, jika terus-menerus digunakan kapan diri ini dapat berkembang?
Kadang, rasa insecure itu bagaikan rantai yang mengikat langkah kita. Namun, bukankah setiap rantai bisa dilepas? Saat kita melihat orang lain meraih kesuksesan, pujian berdatangan bagai hujan, kita sering terjebak dalam bayang-bayang keraguan diri. "Apakah saya mampu?" tanya hati kecil kita. Kita lupa bahwa di balik layar kesuksesan itu, ada ribuan kali percobaan, ada detik-detik kegagalan yang tak terhitung.
Mereka yang kita kagumi, mereka yang kita iri, tak lain adalah pejuang dalam diam. Mereka jatuh, bangun, dan terus melangkah hingga akhirnya berdiri di puncak yang sama yang kita dambakan. Jadi, mengapa kita harus tenggelam dalam lautan insecure, padahal kita baru saja memulai perjalanan?
Saran saya, mari kita ubah rasa insecure menjadi motivasi atau penggerak yang hebat bagi diri kita. Ketika melihat teman atau kerabat yang berhasil, ucapkanlah selamat
dengan tulus tanpa harus membenci. Jadikan mereka mercusuar dalam gelap, yang menuntun kita ke pantai kesuksesan. Jangan biarkan insecure menjadi parasit yang menggerogoti potensi kita. Ingat, setiap orang berlomba dengan kecepatannya masingmasing. Ada yang berlari, ada yang berjalan, bahkan ada yang merangkak. Namun, yang terpenting bukanlah seberapa cepat kita
sampai, melainkan kepastian bahwa kita akan sampai.Jadi, lepaskanlah rasa insecure itu. Gantilah dengan tekad yang kuat dan hati yang ikhlas. Karena pada akhirnya, kita semua adalah pejuang dalam cerita kita sendiri. Dan setiap langkah kecil yang kita ambil adalah bukti bahwa kita sedang berkembang, menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Saat Ini : Tidak Boleh Sempurna
PoesiaDemi sebuah pengakuan, kita rela menjadi sempurna. Padahal, sempurna bukanlah hak yang mampu manusia pegang. Apa pun yang kita lakukan, yang berhasil hanya menjauhkan kita dari sempurna, yang gagal hanya menghapus jejak kesempurnaan. Tanpa peduli pa...