Wanita karir
Wanita karir dalam rumah tangga adalah pilihan yang berat, tapi mereka punya alasan kuat: faktor ekonomi. Mereka harus menjadi ibu yang baik, ibu rumah tangga yang rajin, istri yang setia, dan pengatur stress yang handal. Mereka berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, tapi banyak yang merendahkan mereka sebagai wanita yang tidak bersyukur dan tidak tahu diri. Padahal, mereka tidak tahu betapa sulitnya berada di posisi mereka.
Hidup ini penuh dengan ujian. Kadang kita tidak bisa menahan kata-kata yang sepatutnya tertahan di mulut dan cukup dipendam di hati, dan kita meluapkannya kepada orang yang kita sayang. Aku capek. Kata itu bisa menjadi awal dari keruntuhan sebuah rumah tangga. Ibaratkan rumah tangga itu seperti pohon. Daunnya adalah istri, batangnya adalah suami. Jika daunnya gugur, batangnya masih bisa bertahan dan menumbuhkan daun baru. Tapi jika batangnya roboh, daunnya tidak akan hidup lagi. Artinya, suami adalah kunci dari keharmonisan rumah tangga.
Capek. Kata itu bisa menjadi pemicu pertengkaran dalam rumah. Ketika salah satu mengucapkannya, yang lain akan meledak emosinya, terutama jika yang mengucapkannya adalah istri. Karena setelah mengucapkan capek, biasanya mereka akan mengeluarkan semua unek-unek mereka. Padahal, mereka hanya ingin dimengerti, mereka hanya ingin bebannya terasa menjadi sedikit ringan, mereka hanya ingin dikuatkan bersama. Bukan mengeluh, tapi berbagi.
Jika kita saling berjuang, bukan hanya istri yang mengerjakan semua pekerjaan rumah. Suami juga harus membantu, walau sedikit, walau sesekali. Mereka butuh kasih sayang kita, itu yang mereka harapkan dan perlukan. Apakah sulit untuk membantu? Hanya menyapu, mencuci piring, mengepel. Apakah
itu akan merusak harga diri suami Justru tidak. Justru itu akan menunjukkan bahwa suami adalah lelaki yang peduli dan paham, tanpa harus diberitahu. Bukankah yang dilakukan bersama itu suatu bentuk keromantisan yang tiada kiranya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Saat Ini : Tidak Boleh Sempurna
PoesiaDemi sebuah pengakuan, kita rela menjadi sempurna. Padahal, sempurna bukanlah hak yang mampu manusia pegang. Apa pun yang kita lakukan, yang berhasil hanya menjauhkan kita dari sempurna, yang gagal hanya menghapus jejak kesempurnaan. Tanpa peduli pa...