14

226 58 6
                                    

Aku sedang sibuk dengan buku baru yang dibawakan Lucas untukku, tepat saat itu aku mendengar suara ponsel berdering. Dia menatap ke nakas dan mengambil benda itu. Melihat nama Lucas di sana, aku segera menjawabnya. "Lucas?"

"Glen sedang dalam perjalanan ke rumah. Aku meninggalkan beberapa berkas penting di kamarku, tapi ada satu di kamarmu. Tepat di meja dekat lemari. Harusnya ada di sana. Ambilkan untuknya."

"Baik. Tapi Lucas?"

"Hm?"

"Bolehkah aku ikut dengan Glen ke sana?"

Keheningan sejenak, terdengar di belakang sana Lucas sedang mengobrol dengan beberapa orang. Mereka sepertinya sedang mengadakan rapat.

"Aku tidak akan mengganggu. Aku hanya akan membawa buku ke kafetaria sampai bosan. Kemudian aku akan pulang sendiri."

Kekehen kecil terdengar. "Kau takut aku berpikir kau mengganggu? Mana mungkin. Datanglah, Glen akan menjemputmu." Senyuman pria itu bisa kurasakan. Hangatnya seolah merasuk ke inti jiwaku. Seperti aku dibawa ke dunia yang di mana aku tidak pernah tahu itu ada. Lucas membuka gambaran baru bagiku untuk kenyataan bahwa tidak semua jalan hidup itu pahit.

"Terima kasih, Lucas."

"Hati-hati."

Lucas mematikan sambungan kemudian. Setelahnya aku bangun dan mulai masuk ke lemari pakaianku. Mencari pakaian yang tepat untukku. Tidak terlalu menojolkan perutku karena memang masuk ke bulan empat perutku sudah tampak membesar. Itu membuat aku kadang tidak percaya diri. Tapi Lucas sepertinya tidak pernah mempermasalahkannya.

Setelah mengambil dress putih yang agak kebesaran dengan lengen pendek. Aku mengikat rambutku ekor kuda dan menaruh jepitan besar dengan warna putih juga. Kemudian aku membawa tas selempang dan menatap pantulan diri di cermin. Menemukan penampilan itu seharusnya lebih dari cukup untuk masuk ke perusahaan besar tanpa mempermalukan Lucas.

Saat aku keluar dari kamar, Glen baru saja keluar dari ruang kerja Lucas. Aku menyerahkan pada Glen berkas itu dan Glen meminta aku mengikutinya. Kami masuk ke mobil dengan dia sendiri yang menyetir. Tidak banyak yang aku bicarakan dengan Glen karena kami hampir setiap hari bertemu. Lucas lebih banyak di rumah jadi Glen juga mengikutinya. Itu membuat kami mengupas hampir semua percakapan.

Tiba di perusahaan, aku masuk mengekori Glen. Perusahaan besar itu hanya pernah aku lihat di televisi. Melihatnya secara nyata seperti sekarang ini, seolah aku tengah bermimpi. Banyak sekali orang berlalu-lalang dan lebih banyak dari itu yang sepertinya datang untuk mengagumi bangunan. Ini adalah bank terbesar di kota ini. Induk dari segala bank yang ada di kota. Tapi Lucas membuat bangunannya menjadi semenarik mungkin. Seolah ingin siapa pun yang masuk ke sini akan betah dengan tata letak segala barang dan cara desainnya yang unik.

Aku saja tidak lepas dari keindahan tempat ini dan pada pandangan pertama, aku bisa mengatakan kalau aku menyukainya.

Tapi rasa sukaku terhalang oleh berdirinya seolah wanita dengan rambut ikal panjang. Memakai rok pendek setengah paha dengan pakaian yang tampaknya sengaja ingin memperlihatkan betapa mulus kulitnya. Dia menghadangku dengan tangan bersedekap. Kedua kakinya sedikit melebar seolah menyatakan jalan adalah miliknya.

Aku yang berpikir mungkin aku berjalan di jalan di mana dia akan melewatinya segera bergerak ke sisi lain. Melangkah hendak meninggalkannya saat dia dengan satu gerakan meraih lenganku dan membuat aku berdiri kembali di depannya. Tapi kali ini tidak dengan normal karena dia baru saja melayangkan tamparan di pipiku. Membuatku menyentuh pipinya dan menatap tidak percaya ke arahnya. Apa salahku sampai dia menamparku? Hanya karena aku menghadang langkahnya? Aku melakukannya dengan tidak sengaja.

"Hei! Dengar semuanya!" serunya dengan suara keras.

Glen yang sepertinya tadi tidak memperhatikan aku segera mendekat. Karena beberapa orang tadi sedang bertanya padanya, itu makanya dia melepaskan pandangan dariku. Sekarang Glen berdiri di sisiku dan menatap padaku tidak yakin.

"Kau terluka?"

Aku memegang pipiku dan menggeleng.

"Dia menamparmu?"

Aku berusaha tidak mengadu. Tapi cetakan merahnya pasti akan membuat semua orang tahu.

"Ah, ada hewan peliharaan Lucas juga rupanya di sini." Wanita itu mengatakannya dengan dengusan kejam. Ketika dia melihat semua orang berkumpul. Dia mulai mempersiapkan semuanya.

Melihat bagaimana percaya dirinya dia dan dia sendiri tahu kalau Glen asisten Lucas, lalu itu tidak membuatnya takut sama sekali, sepertinya aku mulai tahu siapa perempuan ini. Jelas bukan perempuan biasa-biasa. Dia mengenalku. Dan bukan karena aku menghalangi jalannya yang membuat aku mendapatkan tamparan, melainkan karena alasan lain yang lebih masuk akal.

"Wanita ini sudah merebut tunanganku! Membuat aku berpisah dengannya padahal kami saling mencintaiku. Dia menggoda tunanganku dengan tubuhnya dan dia hamil. Pelacur ini memang biadab!" seru wanita itu. Telunjuknya yang mengarah tajam memberikan tudingan yang tidak masuk akal.

Tapi orang-orang mengenal perempuan itu. Mereka jelas lebih percaya padanya melihat dari penampilannya yang berkelas. Sedangkan aku yang tampil dengan sederhana bukan tandingannya dalam memberikan bantahan.

Aku diam mendengarkan. Menunggu apa rencananya sampai melakukan ini padaku di depan umum. Entah siapa yang mengatakan soal aku padanya. Tapi aku sendiri tahu kalau dia tidak tahu apa pun, karena dia langsung menuduhku merebut tunangannya. Dia hanya pandai berucap tapi tidak pandai menilai sesuatu.

Orang-orang segera berbisik. Memberikan tudingan tajam padaku. Beberapa dari mereka dengan jelas menyatakan kalau perkataan wanita itu dapat dibenarkan. Aku yang sudah menyembunyikan kehamilanku dengan berpakaian besar malah membuat mereka mulai menyambungkannya bahwa aku sedang menyembunyikan aibku.

"Kau harus menghentikan ini, Tara. Jangan sampai tuan muda tahu semua ini. Jika sampai—"

"Jika sampai apa? Dia akan melindungi selingkuhannya? Membuat aku terluka karena aku mengungkapkan kebenaran? Aku tidak takut! Aku akan membuat Lucas membayar karena sudah meninggalkan aku hanya demi wanita seperti ini. Pria harus berhati-hati untuk tidak tergoda pada penggoda seperti dia. Selain memakai tubuhnya, apalagi yang bisa dia lakukan?"

"Siapa yang kau sebut penggoda?" tanya suara tenang tapi mengandung badai itu.

Semua mata menatap ke arahnya. Tahu siapa yang datang dan jelas tidak dengan baik-baik, membuat mereka yang waras segera menyingkir dan menyelamatkan diri. Tapi beberapa masih bertahan ingin melihat pertunjukkan yang menarik. Mencari tahu siapa yang akan keluar sebagai pemenangnya.

Lucas berdiri di sisiku, dia menatap Glen dengan kesal. "Apa hanya melindunginya saja kau tidak becus?"

"Saya minta maaf, Tuan Muda."

"Jika hanya jalang licik sepertinya tidak bisa kau hadapi, sebaiknya kau enyah dari depanku!"

Glen memucat dan hanya bisa menunduk.

***

Ready Ebook di playstore
Tamat di karyakarsa
Bisa beli pdf di aku

Sampai jumpa mingdep 😘

Benih Sang Presiden (MIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang