12. Ruangan Papa

189 36 5
                                    

Pelukan seorang ayah semahal itu ya?

Albara Zayyan Mahendra

∆∆∆∆∆

Remaja itu berlari dengan cepat, sekali dirinya menatap jam di handphone miliknya. Keringat dingin mulai dirinya rasakan semoga saja sang Papa belum pulang.

Ia menumpu kedua tangannya di atas lututnya, sesekali ia mengatur nafasnya yang sudah tak beraturan.

"Udah mau jam setengah enam, rumah juga masih lumayan jauh." lirihnya, Zayyan memutuskan untuk kembali berlari sebelum waktu magrib tiba, namun saat dia ingin berlari dirinya melihat sosok wanita muda yang sedang di ganggu oleh dua orang pria paru baya.

"Saya ingin cepat pulang."

"Puasin kami dulu cantik."

Wanita itu menolak, ia berusaha untuk melewati kedua pria itu, tetapi dirinya malah di paksa untuk melakukan apa yang mereka mau.

"LEPAS!"

"Percuma teriak, disini ga ada orang."

"Saya bilang lepas, atau saya laporkan kalian ke polisi." ancamnya

"Silahkan." balas kedua pria itu di iringi dengan tawa mereka.

"Lepasin dia." Suara yang mampu mengalihkan perhatian ketiga manusia itu, Zayyan melempar kecil tas yang dirinya bawa, ia tahu kalau ini akan ada keributan kecil.

"Siapa lo?"

"Kalian yang siapa? berani sama perempuan, gembel abiez!"

"Ga usah ikut campur kalau lo gak mau celaka, dasar bocah."

"Anceman lo ga ngaruh bang, buat saya Manusia kebal nih." ucap Zayyan dengan nada sedikit meledek

"Pegang dia." ucap salah satu pria yang siap menghajar Zayyan saat itu. Zayyan yang sudah tahu kalau dirinya akan memancing keributan juga sudah siap untuk membalas pukulan yang akan di berikan oleh lawan nya.

Zayyan menghindar saat pria itu ingin memukul wajahnya, pukulan demi pukulan ia berhasil membuat lawannya lumpuh dalam waktu sebentar, lelaki itu yang melihat temannya kalah dari seorang remaja mulai melepaskan wanita muda itu dan bersiap untuk menyerang Zayyan, karena Zayyan sekarang sedang lengah dia lupa kalau ada satu lawan lagi di belakangnya.

Terdapat tangan yang akan memukul dirinya namun Zayyan tak selengah yang pria itu pikirkan, Zayyan menghindari nya dan memberikan pukulan yang membuat pria itu sedikit mundur beberapa langkah.

"Pelan pelan bang, saya sendiri." ucap Zayyan. Pria yang satu nya mencoba kembali menyerang Zayyan setelah dirinya tumbang beberapa menit tadi, Zayyan berkali kali menghindari pukulannya, ia merasakan tenaganga mulai habis akibat melawan dua orang yang tidak berhenti memberikan dirinya pukulan namun berhasil dirinya hindari.

Disisi lain, Wanita yang bisa melihat kalau tenang Zayyan mulai terkuras habis karena melawan dua orang sekaligus yang ukuran tubuhnya bahakan lebih besar di bandingkan dirinya dengan cepat menghubungi polisi.

Pergerakan Zayyan mulai di tahan oleh satu pria itu dan pria satunya sudah sangat siap untuk memukuli Zayyan. Cowo itu berusaha untuk memberontak namun nihil, ia mulai mendapatkan pukulan demi pukulan di wajahnya bahkan sudah ada luka lebam di sana.

lo gak boleh tumbang disini, bayangin aja itu papa yang lagi pukulin lo, dan semua perasaan kasih sayang lo yang nahan diri lo agar ga bales semua yang papa lakuin. jadi lawan.

Setelah dirinya mengatakan hal itu di dalam batin nya, dengan cepat cowo itu menendang perut pria yang memukuli dirinya tadi, dan mulai melepaskan dirinya dari pria yang sedang menahannya.

SELF HEALING ll ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang